TRIBUNHEALTH.COM - Ketuban pecah dini adalah kondisi ketika kantung ketuban (amnion) yang mengelilingi janin pecah sebelum awal persalinan.
Biasanya, ketuban pecah setelah proses persalinan dimulai, tetapi ketika ketuban pecah dini, itu dapat terjadi sebelum kontraksi persalinan dimulai atau bahkan saat janin masih dalam kandungan sebelum masa kehamilan cukup bulan (sebelum usia kehamilan 37 minggu).
Ketuban pecah dini adalah kondisi yang dapat menjadi berbahaya, terutama jika tidak dikelola dengan baik atau tidak mendapatkan perawatan medis segera.
Baca juga: Cegah Menopause Dini Ala dr. Boyke, Wanita Coba Makan Olahan Kedelai, Nasi Merah & Lakukan 6 Hal Ini
Beberapa potensi risiko dan komplikasi yang terkait dengan ketuban pecah dini termasuk:
1. Risiko infeksi
Ketuban berfungsi sebagai lapisan pelindung bagi janin terhadap bakteri dan infeksi.
Ketika ketuban pecah, risiko infeksi meningkat karena bakteri dapat masuk ke dalam rahim dan mencapai janin.
Infeksi ini dapat membahayakan kesehatan janin dan ibu.
Baca juga: Jangan Putus Asa, dr. Zaidul Akbar Ingatkan Tetap Optimis Sembuh dari Penyakit yang Diderita
2. Persalinan prematur

Jika ketuban pecah dini dan kontraksi tidak dapat dihentikan atau dikendalikan, ini dapat menyebabkan persalinan prematur.
Persalinan prematur adalah persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu dan dapat berisiko bagi kesehatan janin.
Bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan seperti pernapasan yang belum matang atau masalah perkembangan.
3. Oligohidramnion
Ketuban pecah dini dapat mengakibatkan jumlah cairan ketuban (amnion) yang mengelilingi janin menjadi berkurang.
Kondisi ini dikenal sebagai oligohidramnion, dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Baca juga: Begini Prosedur Vaksin HPV, Dokter Sebut Termasuk Program Wajib Pemerintah Selain Imunisasi Lengkap
4. Gangguan fungsi plasenta
Kadang-kadang ketuban pecah dini dapat menyebabkan gangguan fungsi plasenta, yang dapat memengaruhi pasokan oksigen dan nutrisi ke janin.
5. Distres janin
Ketuban pecah dini dapat menyebabkan janin mengalami distres, yang mengindikasikan bahwa janin mungkin menghadapi tekanan atau masalah kesehatan.
Penyebab ketuban pecah dini
Hingga saat ini, belum diketahui penyebabnya, namun terdapat hubungannya dengan usia, Hipermotilitas rahim yang sudah lama, selaput 3 ketuban tipis, infeksi, multipara, dan serviks inkompeten.
Baca juga: Tahapan Cek Pengumuman Administrasi CPNS dan PPPK 2023 Sekaligus Cara Ajukan Masa Sanggah
Faktor risiko ketuban pecah dini
Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id, terdapat beberapa faktor risiko, yakni:
- Infeksi menular seksual (Klamidia atau Gonore)
- Perdarahan vagina
- Ukuran Servik (rahim) yang pendek
- Memiliki riwayat kelahiran Premature sebelumnya
- Merokok selama kehamilan
- Infeksi saluran kemih
- Indek massa tubuh yang rendah
Baca juga: TIPS Jaga Kesehatan Telinga Meski Kerja Virtual Meeting Setiap Hari
Gejala ketuban pecah dini
- Keluar cairan ketuban melalui vagina yang berbau amis yang berbeda dengan bau urin yang berbau pesing seperti amoniak dengan warna pucat.
Cairan ketuban berwarna jernih dan kadang-kadang bercampur lendir darah.
Cairan ini tidak habis atau kering karena akan terus diproduksi sampai melahirkan.
- Apabila telah terjadi infeksi, maka akan terjadi demam, keluar bercak darah yang banyak pada vagina, nyeri perut, dan pada janin biasanya denyut jantung akan bertambah cepat.
Baca juga: Sebelum Mulai Aktif Secara Seksual, Disarankan Lakukan Vaksin HPV untuk Cegah Infeksi Virus HPV
Pemeriksaan
1. Dokter akan melakukan anamnesa terkait gejala, keluhan, serta riwayat kondisi kehamilan
2. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik
3. Dilakukan pemeriksaan penunjang
a. Nitrazin test
b. USG
c. Pemeriksaan air ketuban dengan tes leukosit Esterase
Baca juga: Jaga Kesehatan Anak Sekaligus Cegah Penyakit dengan Pemberian Vitamin A Secara Rutin
Penanganan
1. Saat ibu hamil mengalami kondisi ketuban pecah dini, dokter akan memeriksa apakah janin sudah siap untuk dilahirkan.
2. Jika belum ada tanda-tanda melahirkan dokter akan menyarankan induksi agar proses persalinan bisa dipercepat.
Tindakan tersebut dilakukan saat janin sudah mencapai usia siap dilahirkan.
3. Jika pecah ketuban terjadi saat usia kehamilan belum sampai usia 34 minggu maka dokter tidak akan mengambil tindakan untuk melahirkan karena paru-paru janin belum berkembang dengan sempurna, dalam menanganinya dokter biasanya memberikan kortikosteroid untuk mempercepat proses paru paru hingga janin siap dilahirkan.
4. Usia kehamilan 34 minggu sampai dengan diatas 37 minggu persiapan persalinan dan pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi.
5. Usia kehamilan 24 - 34 minggu mempertahankan kehamilan disertai pemberian Kortikosteroid dan antibiotik.
6. Usia kehamilan dibawah 24 minggu dengan Bedrest, pemberian antibiotik dan Kortikosteroid atau terminasi kehamilan.
Baca juga: Jalur Gaza Dibanjiri Mesin Tempur, Skenario Terburuknya Jalur Gaza Jatuh ke Tangan Israel
Pencegahan
1. Ibu hamil disarankan untuk tidak merokok dan menghindari kontak langsung dengan perokok, sebab rokok dapat meningkatkan resiko ketuban pecah dini dan berbagai resiko penyakit berbahaya lainnya.
2. Melakukan pemeriksaan secara rutin sehingga proses tumbuh kembang janin dapat terpantau dengan baik.
Ketuban pecah dini adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera.
Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan saat sobat sehat mengalami tanda-tanda ketuban pecah dini atau memiliki kekhawatiran tentang kehamilan.
Baca juga: Ramalan Soal Kemampuan Numerikal TIU CPNS 2023: Persamaan Linear, Perbandingan & Aritmetika Sosial
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com)
Baca berita lainnya di sini.