TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa orang memiliki kecenderungan untuk makan berlebihan dalam sesekali waktu.
Adanya stok camilan di meja kerja, bahan makanan melimpah di kulkas, sampai kebiasaan pesan antar makanan online merupakan tanda-tanda orang yang memiliki kebiasaan makan berlebihan.
Namun, perilaku tersebut sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja, karena dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan gangguan makan.
"Makan berlebihan berarti makan lebih banyak daripada tingkat rasa lapar Anda," kata Psikolog Klinis Cleveland Clinic, Susan Albers, PsyD yang dilansir dari Cleveland Clinic.
"Itu bisa terlihat berbeda untuk setiap orang."
Baca juga: Tak Hanya Makanan Tinggi Purin, Penderita Asam Urat juga Harus Kurangi Konsumsi Gula, Ini Alasannya

Baca juga: Kurma Mengandung Prebiotik Terbaik, dr. Zaidul Akbar Jelaskan Cara Konsumsi yang Benar & Manfaatnya
Jika makan berlebihan, Anda mungkin akan merasa kenyang atau lesu, meskipun merasakan berbagai keluhan ini:
- Refluks asam
- Kembung
- Gas
- Maag
- Mual
- Sakit perut
- Perasaan menyesal, terkejut atau takut karena makan terlalu banyak.
Perlikau makan berlebihan tidak sama dengan gangguan makan, karena lebih disebabkan oleh sikap diri sendiri yang lepas kendali, bukannya masalah emosional.
"Bisa juga apa yang Anda makan benar-benar enak dan Anda menikmatinya, sehingga Anda terus makan demi kenikmatannya," terang Albers.
Baca juga: Inilah Tanda-tanda Tubuh Sehat Meski Berat Badan Tidak Turun
Penyebab Makan Berlebihan dan Cara Mencegahnya
Makan berlebihan bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk bagaimana, kapan, dan mengapa kita makan.
Dr. Albers menguraikan beberapa penyebab umum makan berlebihan dan cara mengatasinya.
1. Akses tak kenal waktu ke makanan
Misalnya Anda memiliki stok makanan yang melimpah di dapur atau lemari es, sehingga Anda bisa bebas makan kapan saja.
"Berhati-hatilah saat berbelanja, membuat daftar dapat membantu, sehingga mengurangi pembelian impulsif," ujar Albers.
Menurutnya, berbelanja online dapat mengurangi kebiasaan belanja impulsif.
Lalu, letakkan makanan sehat secara strategis di depan lemari es, sehingga lebih mudah untuk diakses dan dikonsumsi.
2. Merasa senang, sedih, atau stres
Kondisi emosional juga bisa menjadi penyebab makan berlebihan, baik negatif atau positif.
Dr. Albers menyarankan kita untuk merenung sejenak sebelum makan dan bertanya pada diri sendiri penyebab rasa lapar yang muncul itu.
"Terkadang, mengambil jeda saja dapat mencegah Anda melakukan makan secara emosional," ujarnya.
3. Makan dalam porsi besar
Seseorang tanpa disadari makan berlebihan karena punya kebiasaan untuk selalu menghabiskan hidangan yang ada di hadapannya, khususnya saat makan di restoran.
Untuk situasi ini, disarankan mencermati menunya untuk mencegah memesan dengan impulsif.
"Anda mungkin juga terpengaruh oleh orang-orang yang makan bersama Anda, jadi pastikan Anda menilai rasa lapar Anda sendiri dan tidak hanya mengikuti apa yang orang lain pesan," pesan Dr. Albers.
Baca juga: Rekomendasi 5 Jenis Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Ada Hibiscus hingga Chamomile

Baca juga: Sering Dimasukkan dalam Menu Diet, Inilah Manfaat Ubi Jalar dalam Menurunkan Berat Badan
4. Bosan
"Kebosanan makan adalah pemicu nomor satu dari makan berlebihan tanpa berpikir panjang," ungkap Dr. Albers.
Kita cenderung sering melakukannya di titik dan lokasi tertentu, seperti saat nonton TV atau duduk di meja kerja.
Pahami perilaku diri sendiri dan akui kebiasaan buruk tersebut lalu biasakan berpindah lokasi ketika kebosanan melanda.
Bisa juga minum sesuatu yang dingin untuk membantu menghilangkan rasa bosan.
5. Tersedia
Terkadang kita makan tanpa berpikir karena hidangan itu tersedia di hadapan kita, misalnya saat scrolling media sosial sambil makan keripik.
Akibatnya, kita tidak memperhatikan berapa banyak yang sudah dimakan.
"Dengan melakukan ini, Anda kehilangan rasa lapar," kata Dr. Albers.
Disarankan untuk menyisihkan berbagai gangguan dan lebih fokus saat kita akan makan.
6. Terlalu banyak pilihan
Menu prasmanan yang terdiri dari banyak jenis makanan, saat kita sarapan di hotel atau menghadiri pesta, bisa membuat kita ingin makan semuanya.
Batasi diri dengan mengetahui seluruh menu yang tersedia lalu tetapkan pilihan yang kita mau.
"Ada penelitian yang mengamati prasmanan. Kita cenderung mengisi piring kita dengan tiga pilihan pertama dan kemudian memilih lebih banyak lagi karena sering kali ada sesuatu yang benar-benar kita inginkan,” jelas Dr. Albers.
Baca juga: Ingin Menurunkan Berat Badan dengan Cepat? Terapkan 6 Langkah Sederhana Berikut Ini
7. Pengaruh teman dan keluarga
Riset membuktikan, kita cenderung menyamakan kecepatan mengunyah dengan orang-orang yang besama kita meskipun tidak sepenuhnya saling kenal.
Jadi sulit untuk mengekang nafsu makan saat orang-orang di sekitar kita makan lebih cepat dan lebih banyak.
"Pesanlah terlebih dahulu, yang bisa sangat membantu karena orang pertama yang memesan akan menentukan suasananya," saran Dr. Albers.
8. Menunda
Kecenderungan menunda pekerjaan bisa membuat kita mengisi waktu dengan makan sebagai pelarian.
"Izinkan diri Anda untuk beristirahat," kata Dr. Albers.
"Anda tidak perlu makanan untuk mengisi waktu itu. Yang benar-benar Anda perlukan hanyalah beberapa menit ketenangan atau waktu untuk membuka-buka majalah tanpa berpikir panjang."
9. Hormon rasa lapar tidak seimbang
Ada dua hormon lapar yakni leptin dan ghrelin.
Leptin dikenal sebagai hormon rasa kenyang yang membantu mengatur energi dan menekan nafsu makan, sedangkan ghrelin sering disebut sebagai hormon rasa lapar dan merangsang nafsu makan.
"Kadar hormon ini meningkat sebelum makan dan menurun setelah makan," jelas Dr. Albers.
"Tetapi hal ini dapat dipengaruhi oleh hal-hal seperti kurang tidur atau olahraga atau peningkatan stres."
Jaga stabilitasnya dengan memastikan kita terhidrasi dan minum cukup air sepanjang hari sekaligus menyusun rutinitas harian yang sehat.
Baca juga: Cara Mudah untuk Hilangkan Lemak dari Tubuh, Terapkan Tips Sehat Ala dr. Zaidul Akbar Berikut
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)