TRIBUNHEALTH.COM - Psikolog Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi menyebutkan, gangguan makan atau eating disorder sebenarnya masuk ke dalam salah satu gangguan mental.
Kondisi ini termasuk kategori gangguan mental karena adanya citra gangguan pada tubuh penderitanya.
Seseorang yang mengalami gangguan makan ini tidak hanya terjadi pada seseorang dengan badan yang gemuk saja.
Namun seseorang yang memiliki badan kurus juga dapat mengalami gangguan makan karena obsesinya yang ingin selalu kurus.
Hal tersebut disampaikan oleh Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak di Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi yang dilansir TribunHealth.com, dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Baca juga: Psikolog Adib Setiawan Paparkan Gejala Terparah dari Gangguan Makan atau Eating Disorder

Baca juga: Stress Eating Berisiko Tinggi Picu Berbagai Penyakit, Dokter Gizi: Salah Satunya Alami Obesitas
Menurut Psikolog Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi, gangguan makan atau eating disorder dibedakan menjadi 2 jenis seperti berikut.
1. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan gangguan makan yang ditandai dengan penolakan berat badan yang normal oleh penderitanya.
Berat badan yang normal tersebut dianggap masih kurang kurus, sehingga hal tersebutlah yang membuat mereka tidak mau makan.
Penderita anoreksia nervosa mengontrol berat badannya dengan cara olahraga berlebihan, tidak mau makan, hingga minum obat pencahar untuk menurunkan berat badan tersebut.
Baca juga: dr. Diana Suganda Bagikan Tips untuk Mengatasi Stress Eating, Atur Pola Makan hingga Konsumsi Kopi
Psikolog Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi menuturkan tanda-tanda seseorang menderita anoreksia nervosa.
- memiliki obsesi untuk kurus dan takut gemuk
- mengalami gangguan citra tubuh
- mengalami pemberhentian menstruasi pada perempuan
Baca juga: dr. Andri, Sp.KJ, FAPM Paparkan Terapi yang Dapat Dilakukan pada Penderita Stress Eating

Baca juga: dr. Diana Suganda Himbau untuk Dapat Membedakan Antara Rasa Lapar Sesungguhnya dengan Stress Eating
2. Bulimia nervosa
Bulimia nervosa merupakan kondisi di mana seseorang makan secara berlebihan secara berulang kali.
Kemudian setelah makan berlebihan orang tersebut memuntahkan kembali makanan yang Ia konsumsi.
Psikolog Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi menyebutkan, kondisi ini dapat terjadi kurang lebih dua hingga tiga kali dalam satu minggu.
Penderita bulimia nervosa sering merasa bersalah setelah makan berlebihan, hal ini yang menyebabkan mereka memuntahkan kembali makanan yang telah dikonsumsi.
Baca juga: Stres Dapat Memicu Seseorang untuk Makan Berlebihan atau Stress Eating, Dokter Paparkan Alasannya

Baca juga: dr. Diana Suganda, Sp.GK, M.Kes Paparkan Dampak Buruk dari Stress Eating
Jika kondisi tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan tubuh dan mental seperti berikut.
- gangguan gizi
- depresi
Menurut penuturan Psikolog Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi, gangguan makan atau eating disorder juga dapat memicu terjadinya depresi pada seseorang.
Pasalnya karena obsesi memiliki badan kurus itulah yang nantinya akan mempengaruhi kesehatan mental orang tersebut.
Depresi sendiri ditandai dengan perubahan suasana hati yang mudah sedih, susah tidur, hingga berkurangnya nafsu makan.
Baca juga: Antisipasi Stress Eating dengan Penerapan Hidup yang Baik, Simak Panduan dr. Andri, Sp. KJ
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak di Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)