TRIBUNHEALTH.COM - Stress eating merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki suatu keinginan makan secara terus-menerus meskipun ia tidak merasa lapar.
Beberapa orang, makan adalah salah satu cara untuk meredakan stres.
Menurut dr. Diana Suganda, Sp.GK, M.Kes, seseorang yang stres cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori, tinggi gula, dan tinggi garam.
Pasalnya makanan atau camilan yang manis-manis atau asin dinilai dapat meredakan stres yang sedang dirasakan oleh seseorang.
Baca juga: Stres Dapat Memicu Seseorang untuk Makan Berlebihan atau Stress Eating, Dokter Paparkan Alasannya

Baca juga: Otak Aktifkan Mekanisme Fight or Flight saat Stres, Punya Dampak Buruk untuk Kesehatan Jantung
dr. Diana Suganda, Sp.GK, M.Kes menyampaikan, seseorang yang konsumsi makanan manis ataupun asin saat stres merasa mendapatkan suatu kepuasan terhadap dirinya.
Namun jika konsumsi makanan manis dan asin ini dilakukan secara berlebihan tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Oleh sebab itu, dr. Diana Suganda, Sp.GK, M.Kes menghimbau untuk dapat membedakan antara rasa lapar yang sesungguhnya dengan stress eating agar tidak makan berlebihan saat mengalami stres.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana Suganda, Sp.GK, M.Kes memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas TV program Ayo Sehat.
Baca juga: 5 Cara untuk Kontrol Stres, Mulai dari Olahraga, Cukup Tidur, hingga Menemukan Hobi Baru

dr. Diana menjelaskan, untuk dapat mengontrol diri supaya tidak makan berlebihan sebaiknya dapat membedakan antara rasa lapar sesungguhnya sengan stress eating.
Lapar sebenarnya biasanya muncul secara perlahan-lahan, sedangkan stress eating biasanya muncul secara tiba-tiba, tiba-tiba ingin makan ice cream, tiba-tiba ingin makan keripik, dan lain sebagainya.
Lapar sebenarnya akan merasa kenyang jika sudah mengkonsumsi makanan seperti nasi, lauk, pauk sesuai dengan jadwal makan yang telah ditentukan.
Namun untuk stress eating, ia tidak akan merasakan kenyang meskipun sudah mengkonsumsi makanan seperti nasi, lauk, pauk, dan mengkonsumsi camilan lainnya.
"Jadi ada fase di tubuh kita dimana setelah kita makan, kita akan merasa tercukupi dan tubuh akan memberikan reaksi bahwa sudah cukup makanannya karena sudah kenyang."
Baca juga: 3 Manfaat Berenang untuk Kesehatan Psikologis, Mulai dari Kelola Stres hingga Bikin Tidur Nyenyak

"Sedangkan stress eating itu tidak ada hentinya, ia ingin terus makan dan tubuh tidak memberikan sinyal untuk berhenti meskipun ia merasa kenyang."
"Dari hal tersebut kita bisa membedakan, apakah kita benar-benar lapar atau kita mengalami stress eating," papar dr. Diana.
"Seseorang yang lapar secara normal, ia akan merasa kenyang dengan mudah."
"Tetapi seseorang dengan stress eating, ia inginnya makan terus-menerus, bukan karena tubuh membutuhkan makan, namun karena ia merasakan stres pada dirinya."
dr. Diana menuturkan, selama seseorang masih merasakan stres, ia akan terus mencari makanan untuk memuaskan dirinya.
Baca juga: Hati-hati, Ternyata Stres Bisa Memicu Asam Lambung Menjadi Naik, Begini Penjelasan dr. Kaka Renaldi

Baca juga: Stres Bisa Tingkatkan Risiko Terkena Hipertensi, Penting untuk Segera Dikontrol
Tentu saja kondisi tersebut tidak baik untuk kesehatan tubuh, terdapat beberapa risiko penyakit yang dapat muncul akibat mengkonsumsi makanan secara berlebihan dalam jangka waktu lama.
- Obesitas
- Hipertensi
- Diabetes
"Oleh sebab itu, pentingnya membedakan rasa lapar sesungguhnya dengan stress eating."
"Dan sebaiknya selalu berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan terutama saat stres."
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana Suganda, Sp.GK, M.Kes dalam tayangan YouTube Kompas TV program Ayo Sehat pada 11 Agustus 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)