TRIBUNHEALTH.COM - Sebagian besar orang mengalami asam lambung naik mungkin perlu menghindari makanan pedas dan jus jeruk saat sarapan.
Akan tetapi penyebab lainnya yang mungkin belum disadari yaitu stres juga bisa menjadi pemicu terjadinya asam lambung naik.
Seseorang yang mengalami stres yang berkaitan dengan pekerjaan secara signifikan lebih berisiko mengalami gejala asam lambung naik.
Orang yang mengaku memiliki gangguan stres keja dua kali lebih mungkin mengalami asam lambung naik dibandingkan mereka yang mengaku puas pada pekerjaan yang dijalaninya.
Sementara itu, hampir sebagian besar orang dengan asam lambung naik memberitahukan jika stres sebagai faktor terbesar yang memperburuk gejala, bahkan ketika sedang dalam masa pengobatan.
Baca juga: Suntik Vitamin C Tidak Hanya Mencerahkan Tetapi Juga Meningkatkan Imun? Ini Kata Dokter

Baca juga: Apakah Bau Mulut Bisa Disebabkan oleh Perawatan Gigi? Ini Penjelasan Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, dr. Kaka Renaldi yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat edisi 17 Juni 2022.
Sebenarnya masih menjadi pembahasan apakah stres benar-benar bisa meningkatkan produksi asam lambung atau secara fisik membuat asam lambung memburuk.
Hanya saja ketika terjadi stres, seseorang menjadi lebih sensitif terhadap jumlah asam yang sedikit di kerongkongan dan sensitif terhadap paparan asam.
Beberapa orang dengan asam lambung naik yang disebabkan cemas dan stres mengaku memiliki gejala yang lebih menyakitkan berkaitan dengan refluks asam, namun tak ada yang menunjukkan peningkatan asam lambung.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, dr. Kaka Renaldi mengatakan jika memang benar stres bisa menyebabkan sakit lambung menjadi kambuh.
"Itu sangat jelas kalau stres. Itu udah jelas banget itu 90 persen pasien yang datang berobat itu rata-rata kalau sakit perut itu stres," kata dr. Kaka Renaldi.
"Tapi kalau sakit perut itu dia mikirnya jadi kemana-mana, tambah stres," sambung dr. Kaka Renaldi dalam tayangan Ayo Sehat (17/06/2022).
Menurut dr. Kaka Renaldi antara otak dan sistem pencernaan memiliki koneksi yang sangat erat.
"Jadi kalau ada satu yang terganggu, yang lainnya ikut terganggu," imbuhnya.
Baca juga: Tren Kasus Covid-19 Meningkat, Satgas Luncurkan Aturan Prokes Pelaksanaan Kegiatan Berskala Besar.

Baca juga: Cara Menyikat Gigi yang Salah Rupanya Bisa Sebabkan Kerusakan pada Email Gigi, Ini Alasannya
"Begitu juga kalau kita lagi sakit perut, pasti ujung-ujungnya pusing juga, kliyengan. Jadi saling berhubungan," tuturnya.
Kondisi pikiran yang stres menjadi penyebab penyakit asam lambung menjadi kambuh.
Pikiran yang stres biasanya mengganggu fungsi LES, akibatnya memicu terjadinya asam lambung.
Beberapa ahli mengatakan jika stres juga memberi pengaruh pada beberapa area di otak.
Hal ini bisa juga meningkatkan perasaan sensitif terhadap rasa nyeri.
Oleh karena itu, perlunya untuk mengelola stres dalam hidup.
Dengan begitu, bisa membantu mengurangi risiko kondisi seperti asam lambung naik, penyakit jantung, stroke, obesitas, depresi hingga sindrom iritasi usus besar.
Pasalnya dengan melakukan olahraga bisa membantu melemaskan otot-otot yang tegang.
Baca juga: NHS Jelaskan 7 Tips Mengatasi Depresi: Tetap Bersosialisasi hingga Buat Rutinitas Tingkatkan Mood

Baca juga: Apakah Pasta Gigi Berfluoride Cegah Kerusakan Email Gigi? drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Menjawab
Sehingga meredakan stres dan melepaskan hormon alami yang terasa menyenangkan.
Olahraga juga bisa membantu menurunkan berat badan dan bisa membantu mengurangi tekanan di perut.
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, dr. Kaka Renaldi dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat edisi 17 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.