Breaking News:

Otak Aktifkan Mekanisme 'Fight or Flight' saat Stres, Punya Dampak Buruk untuk Kesehatan Jantung

Stres bisa mendorong kenaikan tekanan darah dan pada akhirnya berisiko terhadap kesehatan jantung

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
grid.id
ilustrasi seseorang yang merasa stress 

TRIBUNHEALTH.COM - Stres dikenal dapat meningkatkan tekanan darah seseorang dan pada akhirnya menambah risiko penyakit jantung.

Hal ini ternyata memang benar adanya.

Untuk menjelaskan semua ini, perlu dipahami mekanisme yang terjadi di otak ketika seseorang mengalami stres.

Tepatnya, semua ini berhubungan dengan bagian otak yang bernama amigdala.

"Penelitian menunjuk ke wilayah otak yang dikenal sebagai amigdala untuk menjelaskan respons stres," tulis situs medis Healthline, dikutip TribunHealth.com, Selasa (19/7/2022).

Amigdala juga dikenal sebagai 'pusat ketakutan' otak.

Ilustrasi stres
Ilustrasi stres (Pixabay)

Bagian otak tersebut menjadi pemain utama dalam merespon situasi fight or flight.

"Ketika seseorang merasa stres atau cemas, amigdala aktif, dan mengirimkan banyak hormon stres ke dalam tubuh Anda untuk mengaktifkan respons fight-or-flight," tulis Healthline.

Baca juga: Tak Hanya Asupan Vitamin, Mengontrol Stres Juga Bisa Redakan Gusi Berdarah

Respon ini juga mengurangi aliran darah ke jantung, yang membuat jantung seseorang kekurangan oksigen dan nutrisi yang sangat dibutuhkan.

Mekanisme seperti ini diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa.

2 dari 3 halaman

Healthline menyebut mekanisme ini mempersiapkan tubuh untuk berjuang untuk hidup atau untuk melarikan diri (fight or flight).

ilustrasi seseorang yang mengalami stress karena kehilangan pekerjaan
ilustrasi seseorang yang mengalami stress karena kehilangan pekerjaan (lifestyle.kompas.com)

"Tetapi pada hari kerja normal ketika bos atau rekan kerja membuat kesal, respons alami ini tidak begitu membantu," catat situs medis itu.

Pada situasi demikian, mekanisme fight or flight justru memiliki konsekuensi negatif.

Seiring waktu, kadar hormon tinggi yang konstan ini dapat meningkatkan tekanan darah.

Baca juga: 3 Manfaat Berenang untuk Kesehatan Psikologis, Mulai dari Kelola Stres hingga Bikin Tidur Nyenyak

Pada akhirnya hal itu juga dapat menyebabkan:

  • peradangan di arteri
  • tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi
  • resistensi insulin yang lebih besar
Ilustrasi stres tingkatkan risiko stroke
Ilustrasi stres tingkatkan risiko stroke (health.kompas.com)

"Semua efek ini dapat meningkatkan penumpukan plak dan penyakit arteri yang meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke."

"Sebuah tinjauan tahun 2020 menunjukkan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh stres mirip dengan risiko yang ditimbulkan oleh faktor risiko serangan jantung terkenal lainnya," tulis Healthline.

Faktor yang dimaksud termasuk:

  • kelebihan berat badan atau obesitas
  • pola makan yang buruk
  • kurang olahraga.

Baca juga: Waspada, Stres Terus Menerus Mempengaruhi Kesehatan Jantung dan Sebabkan Penyakit Kardiovaskular

"Sementara dokter mungkin berpikir untuk berbicara dengan pasien mereka tentang mempertahankan berat badan yang moderat dan makan makanan yang seimbang untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, penelitian terbaru menyarankan diskusi tentang tingkat stres dan mengurangi stres mungkin diperlukan juga," tandas Healthline.

Baca juga: 5 Cara untuk Kontrol Stres, Mulai dari Olahraga, Cukup Tidur, hingga Menemukan Hobi Baru

Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.

3 dari 3 halaman

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comotakStresdepresiFight or FlightHealthline
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved