TRIBUNHEALTH.COM - Penelitian membuktikan stres terus-menerus dapat memengaruhi kesehatan jantung secara keseluruhan.
Sebenarnya stres ada manfaatnya jika terjadi hanya dalam waktu yang pendek.
Misalnya dapat membantu kinerja dalam memenuhi tenggat waktu, wawancara untuk pekerjaan baru atau mencapai tujuan lain.
"Tetapi stres jangka panjang yang disebabkan oleh masalah pekerjaan, kesulitan keuangan atau perselisihan keluarga adalah cerita yang berbeda," kata Dr. Ernesto L. Schiffrin, kepala dokter di Rumah Sakit Umum Sir Mortimer B. Davis-Yahudi di Montreal, seperti dikutip Tribunhealth.com dari situs American Heart Association.
Selain itu Dr. Ernesto L. Schiffrin juga mengungkap bahwa stres kronis dapat menyebabkan depresi dan gangguan kecemasan, bahkan insomnia.
"Kemarahan, kecemasan, depresi, perenungan dan insomnia atau bangun di tengah malam dengan kesedihan dapat disebabkan oleh stres kronis," katanya.
Baca juga: Dra. Hj. Listyaningati, M.Psi. Jelaskan Cara Menyikapi dan Mengelola Stres Akibat Hilang Pekerjaan
Stres yang berkelanjutan tidak hanya mempengaruhi secara emosional dan psikologis, tetapi juga fisik.
Misalnya memicu sakit kepala, sakit perut, otot tegang, insomnia dan tak berenergi.
Penyakit jantung adalah masalah yang berhubungan dengan stres.
Stres dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang dapat menimbulkan risiko serangan jantung dan stroke.
Stres juga dapat berkontribusi pada risiko penyakit kardiovaskular, sebab orang stres cenderung merokok, makan berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik.
"Stres kronis telah terbukti berkaitan dengan peningkatan kejadian kardiovaskular," kata Schiffrin.
Dokter merujuk sebuah studi tahun 2017 di The Lancet yang menggunakan gambar bagian otak yang terlibat rasa takut dan stres, dan menemukan hubungan antara stres dan penyakit kardiovaskular.
"Temuan ini menggambarkan mekanisme stres emosional yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular pada manusia," kata Schiffrin.
Baca juga: Kecemasan, Stres, dan Depresi Dapat Tingkatkan Risiko Seseorang Terkena Stroke
Stres terus-menerus dapat memengaruhi kreativitas dan produktivitas.
Masalahnya, bagi banyak orang, tempat kerja adalah sumber stres.
Sekitar 2 dari 3 karyawan mengatakan pekerjaan adalah sumber stres yang signifikan, menurut laporan terbaru dari Pusat Penelitian & Evaluasi Kesehatan Asosiasi Jantung Amerika.
Stres kerja dapat berasal dari jam kerja yang panjang, fisik yang tegang, permintaan tinggi atau ketidakamanan kerja.
Pengeluaran tahunan untuk stres terkait pekerjaan diperkirakan mencapai $190 miliar.
Sementara biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan mental yang buruk, termasuk depresi dan kecemasan, telah dipatok sebesar $211 miliar per tahun.

Cara mengelola stres
Untuk meminimalkan stres, tetapkan prioritas untuk apa yang paling penting bagi Anda dan bertujuan untuk keseimbangan hidup dan kerja, kata Schiffrin.
Luangkan waktu untuk teman, keluarga, dan diri sendiri.
Selain itu, kurangi stres dan meningkatkan mood melalui aktivitas fisik.
Olahraga teratur membantu menurunkan tekanan darah dan memerangi faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Stres Bikin Gemuk? Ini Penjelasan dr. Syahidatul Wafa, Sp. PD.
Meditasi dan latihan pernapasan juga dapat membantu mengelola stres.
Pertimbangkan yoga, yang menggabungkan gerakan, pernapasan terkontrol, dan relaksasi.
Tidur dan stres juga saling berhubungan. Stres dapat memengaruhi pola tidur.
Kurang tidur dapat menyebabkan lebih banyak stres.
"Tidur tujuh sampai delapan jam per malam sangat ideal,"kata Schiffrin.
"Kualitas tidur yang lebih baik sangat penting dalam pengelolaan stres dan peningkatan kesehatan jantung," katanya.
"Tidur di ruangan yang sejuk, gelap dan tenang; jangan berolahraga mendekati waktu tidur; dan hindari makan atau minum pada jam-jam sebelum tidur, terutama alkohol dan makanan tinggi lemak atau gula," katanya.
Jika stres atau gejala depresi masih berlanjut, bicarakan dengan psikolog dan dokter untuk mendapatkan bantuan.
(Tribunhealth.com/ Ekarista Rahmawati P)