TRIBUNHEALTH.COM - Pola makan yang disiplin adalah kunci gaya hidup sehat untuk kesembuhan diabetes.
Apa lagi pola makan sehat juga membantu seseorang untuk mengontrol berat badan pada kisaran normal sehingga semakin mendukung program penurunan gula darah.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan modifikasi pola makan dan dalam proses ini.
Satu di antara makanan yang disarankan untuk diabetes adalah buah-buahan.
Mereka kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan, dan itulah yang membuatnya sempurna untuk mengatur gula darah.
Melansir kanal kesehatan Times of India beberapa buah yang baik untuk diabetes termasuk alpukat, apel, hingga pepaya.
Alpukat
Alpukat kaya akan lemak sehat, serat, vitamin dan mineral dan menambahkannya ke dalam makanan harian Anda sangat membantu dalam meningkatkan kadar gula darah.
Menurut banyak penelitian, alpukat juga membantu dalam melindungi terhadap perkembangan sindrom metabolik.
Buah jeruk
Meskipun buah jeruk rasanya manis, namun terbukti memiliki indeks glikemik yang rendah dan tidak terlalu memengaruhi gula darah dibandingkan buah lainnya.
Mereka juga kaya serat dan senyawa tumbuhan seperti naringenin, yang memiliki sifat antidiabetes.
Baca juga: 3 Makanan yang Cocok untuk Menurunkan Kolesterol: Mulai dari Oat, Kacang, hingga Alpukat
Apel
Apel kaya akan senyawa tanaman seperti quercetin dan asam klorogenat yang secara otomatis membantu mengatur gula darah dan melindungi terhadap diabetes.
Menurut sebuah penelitian, makan apel 30 menit sebelum makan nasi efektif menurunkan gula darah setelah makan.
Pepaya
Pepaya mengandung antioksidan dan membantu dalam mengatur kadar gula darah.
Telah diamati bahwa penderita diabetes rentan terhadap penyakit lain termasuk penyakit jantung, dan dalam kasus seperti itu, pepaya dapat membantu mencegah kerusakan sel di masa depan serta menjaga kesehatan jantung dan tubuh.
Mewaspadai gejala diabetes
Melansir laman CDC AS, berikut ini sederet gejala umum diabetes.
- Buang air kecil (kencing) banyak, sering di malam hari
- Sangat haus
- Menurunkan berat badan tanpa mencoba
- Sangat lapar
- Memiliki penglihatan kabur
- Memiliki tangan atau kaki mati rasa atau kesemutan
- Merasa sangat lelah
- Memiliki kulit yang sangat kering
- Memiliki luka yang sembuh perlahan
- Memiliki lebih banyak infeksi dari biasanya.
Namun, tetap perlu menemui dokter untuk memastikan apakah menderita diabetes atau tidak.
Hanya tes darah yang bisa mengetahui pasti kadar gula dalam darah.
Ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan terkait berbagai tipe diabetes.
Baca juga: 6 Penyakit yang Bisa Muncul Akibat Kurang Tidur, Bisa Pengaruhi Ritme Jantung hingga Diabetes
Gejala Diabetes Tipe 1
Orang yang menderita diabetes tipe 1 mungkin juga mengalami mual, muntah, atau sakit perut.
Gejala diabetes tipe 1 dapat berkembang hanya dalam beberapa minggu atau bulan dan bisa menjadi parah.
Diabetes tipe 1 biasanya dimulai ketika masih anak-anak, remaja, atau dewasa muda.
Namun tak menutup kemungkinan tipe ini terjadi di tahap usia mana pun.
Gejala Diabetes Tipe 2
Gejala diabetes tipe 2 seringkali membutuhkan waktu beberapa tahun untuk berkembang.
Beberapa orang tidak melihat gejala sama sekali.
Diabetes tipe 2 biasanya dimulai saat dewasa, meskipun semakin banyak anak dan remaja yang mengembangkannya.
Karena gejalanya sulit dikenali, penting untuk mengetahui faktor risiko diabetes tipe 2.
Gejala Diabetes Gestasional
Gestational diabetes (diabetes selama kehamilan) biasanya tidak memiliki gejala apapun.
Jika seseorang hamil, penting untuk melakukan uji diabetes gestasional antara 24 dan 28 minggu kehamilan.
Risiko komplikasi
Orang dengan diabetes juga lebih mungkin memiliki kondisi lain yang meningkatkan risiko penyakit jantung, misalnya tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Tekanan yang tinggi meningkatkan kekuatan darah melalui arteri dan dapat merusak dinding arteri.
Memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes dapat sangat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pengidap diabetes terkadang juga memiliki terlalu banyak kolesterol "jahat" dalam aliran darah.
Kondisi ini kemudian dapat membentuk plak pada dinding arteri yang rusak.
Baca juga: Dokter Bagikan Tips Menurunkan Gula Darah, Bikin Pengidap Diabetes Tak Perlu Minum Obat
Trigliserida tinggi (sejenis lemak dalam darah) dan kolesterol HDL yang rendah atau kolesterol LDL tinggi dianggap berkontribusi pada pengerasan arteri.
Yang perlu menjadi perhatian, tak satu pun dari kondisi ini memiliki gejala.
Karenanya, tak ada cara lain kecuali dengan melakukan tes darah.
Dokter dapat memeriksa tekanan darah dan melakukan tes darah sederhana untuk melihat apakah kadar LDL, HDL, dan trigliserida seseorang dalam kategori tinggi.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)