Breaking News:

Mengenal Papiledema yang Dialami Kurnia Meiga, Pembengkakan pada Saraf Mata, Berikut Gejalanya

Papiladema merupakan pembengkakan saraf optik yang terjadi karena adanya peningkatkan tekanan pada otak, berikut kenali gejalanya.

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Melia Istighfaroh
Instagram @erickthohir
Foto pemeriksaan kondisi Kurnia Meiga yang dilakukan tim dokter dari RSPP yang diunggah oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir melalui media sosial Instagramnya, Minggu (21/5/2023). 

TRIBUNHEALTH.COM - Sebelumnya Kurnia Meiga didiagnosis mengalami Papiledema, yaitu pembengkakan pada saraf mata.

Kondisi tersebut dialami oleh mantan kiper Timnas Indonesia sejak 2017 silam.

Namun hingga saat ini kondisi Kurnia Meiga belum pulih.

Melansir TribunJogja, diketahui beberapa waktu lalu Kurnia Meiga sempat menjual medali miliknya untuk biaya pengobatan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Baca juga: 4 Faktor Risiko yang Dapat Meningkatkan Asam Urat, Salah Satunya Sering Konsumsi Makanan Tidak Sehat

Mendengar hal tersebut, Erick Thohir langsung bertindak dengan cepat dan berjanji untuk membantu penyembuhan penyakit yang diderita oleh Kurnia Meiga.

Janji dari Erick Thohir itupun langsung dilaksanakan dengan mengirimkan dokter ke rumah sang penjaga gawang.

Melalui unggahan di akun Twitter miliknya, Erick Thohir mengabarkan bahwa saat ini Kurnia Meiga telah ditangani oleh dokter dari RSPP.

Baca juga: 3 Kebiasaan Buruk Ini Dapat Meningkatkan Kadar Asam Urat, Salah Satunya Kurang Minum Air Putih

Saat ini, tim dokter dari RSPP sedang melakukan pengecekan awal terhadap kondisi Kurnia Meiga.

"Alhamdulillah, saya mendapat laporan dari tim bahwa siang tadi dokter dari RSPP telah melakukan pengecekan awal terhadap Kurnia Meiga di kediamannya. Mohon doa dari seluruh masyarakat untuk kesembuhan Meiga. Aamiin." tulis Erick Tohir seperti yang dikutip dari Surya.co.id.

Melalui langkah nyata yang diambil oleh Erick Thohir ini, diharapkan Kurnia Meiga segera pulih dari sakitnya.

Baca juga: Penggunaan Lensa Kontak Tak Disarankan untuk Seseorang yang Memiliki Minus Tinggi, Ini Dampaknya

Foto pemeriksaan kondisi Kurnia Meiga yang dilakukan tim dokter dari RSPP yang diunggah oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir melalui media sosial Instagramnya, Minggu (21/5/2023).
Foto pemeriksaan kondisi Kurnia Meiga yang dilakukan tim dokter dari RSPP yang diunggah oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir melalui media sosial Instagramnya, Minggu (21/5/2023). (Instagram @erickthohir)

Baca juga: dr. Binsar Martin Tak Sarankan Olahraga di Atas Jam 5 Sore, Begini Alasannya

2 dari 4 halaman

Mengenal Papiledema

Melansir laman Medicalnewstoday.com, papiladema merupakan pembengkakan saraf optik yang terjadi karena adanya peningkatkan tekanan pada otak.

Beberapa kemungkinan yang dapat meningkatkan terjadinya papiladema adalah pendarahan hingga meningitis.

Kondisi ini mengakibatkan penderita mengalami gangguan pada mata, sehingga fungsi penglihatannya akan terganggu.

Papiladema terjadi ketika adanya peningkatan tekanan pada saraf optik dari otak dan CSF.

Baca juga: Gigi Sensitif Memiliki Rentang Derajat Keparahan, drg. Dessy Imbau ke Dokter Gigi Jika Sudah Parah

Tekanan ini menyebabkan saraf membengkak saat memasuki bola mata di cakram optik.

CSF atau Cairan serebrospinal merupakan cairan yang mengelilingi otak dan saraf optik.

Cairan ini membantu menjaga otak dan saraf optik agar tetap stabil dan melindungi dari kerusakan akibat gerakan tiba-tiba.

Namun pada kasus pepiledema ini, CSF mengalami peningkatkan yang akhirnya menyebabkan saraf membengkak.

Baca juga: dr. Prasna Paparkan Dua Jenis Tes untuk Mengetahui Pencetus Alergi, Skin Prick Test dan Tes Darah

ilustrasi seseorang yang berkonsultasi dengan dokter terkait dengan kesehatan mata
ilustrasi seseorang yang berkonsultasi dengan dokter terkait dengan kesehatan mata (kompas.com)

Baca juga: Konsumsi Buah Ini Setiap Hari untuk Obati Penyakit Jantung, Zaidul Akbar: Makan Seperempatnya Saja

Melansir laman TribunLampung, Direktur Rumah Sakit Mata Permana Sari, dr. Hadien Subardi, Sp.M menjelaskan jika papiledema adalah pembengkakan saraf mata yang disebabkan karena kenaikan tekanan intrakanial.

3 dari 4 halaman

Normalnya tekanan intrakanial berkisar antara 100-200 mmH2O.

Tekanan tersebut tidak tergantung pada berat badan ataupun tinggi badan.

Kenaikan tekanan intrakanial dapat disebabkan tumor otak, abses otak, pendarahan subdural, hidrosefalus, malformasi arteriovenosa, dan hipertensi maligna.

Baca juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Jantung Ala dr. Zaidul Akbar, Salah Satunya Rutin Konsumsi Minyak Zaitun

Terjadi Tekanan Intrakanial

Kenaikan tekanan intrakanial dapat terjadi melalui enam mekanisme.

Pertama, kenaikan jumlah total jaringan intrakanial oleh lesi desak ruang.

Kedua, Kenaikan volume jaringan intrakanial karena edema otak tifus atau lokal.

Ketiga, pengurangan volume total pada kubah tengkorak akibat penebalan tulang tengkorak.

Keempat, sumbatan aliran cairan serebrsopinalis di sistem ventrikel (hidrosefalus obstruktif atau nonkomunikans) atau pada granulasio arakhnoid (hidrosefalus nonobstruktif atau komunikus).

Kelima, pengurangan penyerapan cairan serebrospinalis karena sumbatan atau gangguan aliran keluar venosa baik intrakanial maupun ekstrakanial.

Baca juga: Manfaat Minum Kopi Bisa Bakar Lemak, dr. Zaidul Akbar Imbau untuk Tidak Campur 2 Bahan Ini

4 dari 4 halaman

Terakhir, kenaikan produksi cairan serebrosinalis atau tumor intrakanial sehingga absorbsinya tidak cukup untuk mempertahankan intrakanial yang normal.

Kemungkinan urutan kejadian yang menyebabkan papiledema pada pasien yang mengalami intrakanial adalah kenaikan tekanan cairan serebrospinal subarahnoid intrakanial, kenaikan tekanan cairan serebrospinal pada selubung nervus optikus.

Urutan lainnya kenaikan tekanan jaringan nervus optikus, stasis aliran aksoplasma, pembengkakan serabut saraf didiskus optikus, perubahan vaskular yang tampak pada oftalmoskopi.

"Papiledema akan menyebabkan gangguan transport akson, dan gangguan ini tergantung pada beratnya papieldema. Jika terjadi berkepanjangan, papieldema akan menyebabkan kematian sel-sel ganglion," ujar dr. Hadien.

Baca juga: Efektif Atasi Kantuk saat Menyetir, dr. Zaidul Akbar Bagikan Tips Campur Kopi dengan Jahe Geprek

ilustrasi pemeriksaan mata yang dilakukan oleh dokter
ilustrasi pemeriksaan mata yang dilakukan oleh dokter (tribunnews.com)

Baca juga: Dua Cara Ampuh untuk Membersihkan Sampah di Dalam Tubuh, Berikut Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Gejala Papiledema

Terkait gejala atau tanda dari Papiledema, dr. Hadien menyampaikan terdapat enam gejala.

Pertama, bersifat bilateral yaitu keterlibatan dua mata.

Kedua, awalnya visus biasanya normal, akan tetapi lama kelamaan visus akan turun.

Ketiga, terjadi serangan obsurkasi yaitu kekaburan yang lebih berat saat tekanan intrakanial tinggi, biasanya terjadi di pagi hari.

Kondisi ini dapat menyebabkan pasien merasakan kekaburan yang lebih berat yang akan berkurang pada saat dia bangun.

Keempat, kelainan lapang pandang yang berupa peleburan bintik buta.

Baca juga: Tips Ampuh Atasi Perut Buncit Tanpa Olahraga, dr. Zaidul Akbar: Puasa hingga Kurangi Gula

Apabila papiledema terus berlangsung dan memberat, dapat terjadi berbagai bentuk kelainan lapang pandang seperti skotom arkuata, nasal step, konstriksi, sisa temporal, dan bahkan dapat sebabkan kebutaan total.

Kelima, pada pemeriksaan oftalmoskopis, didapatkan papil yang menonjol karena membengkak.

Pembengkakannya (elevasi) biasanya lebih besar dari tiga dioptri disertai dengan pembuluh darah yang berkelok-kelok serta pendarahan papil, dan juga kelainan ini adalah bilateral.

Keenam, jika papiledema berlangsung lama, maka akan terjadi atrofi papil yang pucat dan kabur.

Atrofi papil sekunder ini disebabkan adanya proliferasi sel sel glia yaitu astrosit yang berlebihan.

Waktu yang diperlukan dari papiledema menjadi atrofi papil tergantung beratnya dan menetapnya kenaikan tekanan intrakanial.

Baca juga: dr. Zaidul Akbar Tak Anjurkan Sikat Gigi Langsung Saat Bangun Tidur Air Liur Penuh Antioksidan

ilustrasi pemeriksaan mata yang dilakukan oleh dokter spesialis mata
ilustrasi pemeriksaan mata yang dilakukan oleh dokter spesialis mata (freepik.com)

Baca juga: dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK Bagikan Tips Cara Pengobatan Dermatitis Atopik dari Rumah

Penderita Tidak Menyadari

Papiledema dapat terjadi pada bayi hingga orang dewasa, kondisi ini tergantung dari penyebabnya.

Namun kebanyakan penderita papiledema tidak menyadari kalau sedang menderita penyakit tersebut.

dr. Rani Himayani Sp.M dari Lampung Eye Center mengatakan, para penderita itu baru menyadari terkena papiledema saat sudah mencapai tahap kronik.

Saat sudah sadar mereka baru datang ke dokter untuk berobat.

Penderita Papiledema yang terjadi pada usia produktif dan tidak mendapat penanganan segera akan berdampak turunnya kinerja dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Papiledema tersebut lambat disadari penderita karena peningkatan tekanan intrakanial yang disebabkan adanya tumor atau non tumor seperti infeksi, cedera kepala yang menyebabkan perdarahan otak karena kecelakaan.

Baca juga: Tips Mencegah Kekambuhan Dermatitis Atopik, Gunakan Pelembap hingga Hindari Faktor Pencetus

"Penderita tidak menyadari kalau adanya massa tumor atau cedera kepala juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intrakanial yang memicu papiledema".

"Pasien baru tahu setelah papiledema sudah sampai tahap kronik dan penglihatan sudah buruk" kata dr Rani.

Dokter yang juga dosen Fakultas Kedokteran Unila itu sangat menyarankan masyarakat untuk dan memahami gejala papiledema.

Kenali juga penyebab papiledema yakni, tumor otak, hidrosefalus, meningitis, pendarahan otak akibat cedera kepala, dan tekanan darah yang terlalu tinggi.

"Jika memahami gejala dan mengenali penyebabnya, pengobatan papiledema bisa dilakukan lebih cepat, karena jika papiledema dibiarkan 6 sampai 8 minggu bisa menjadi atrofi papil yang bisa menyebabkan kebutaan permanen".

"Jika sudah atrofi maka tidak bisa dikembalikan lagi penglihatannya," ujarnya.

Baca juga: Cara Memilih Lensa Kontak agar Sesuai dengan Fungsinya, Simak Anjuran dr. Rani Himayani, Sp.M

Terhadap pasien Papiledema, dokter akan melakukan pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan lapang pandang, pemeriksaan warna dan sensitivitas kontras, bagian depan mata.

Setelah itu dilanjutkan pemeriksaan bagian belakang mata untuk melihat papil saraf mata.

Dokter juga akan melakukan CT Scan/MRI kepala untuk mengindentifikasi penyebab papiledema.

Tujuan pengobatan itu juga dilakukan untuk mengurangi kerusakan saraf mata semakin luas karena pembengkakan papil tersebut.

Tetapi untuk saraf mata yang sudah terlanjur rusak, tidak bisa dikembalikan menjadi normal.

Baca juga: Bahagia Dilamar Pedangdut Ternama, Terungkap Pekerjaan Amira Karaman Calon Istri Reza Zakarya

Setelah pengobatan dilakukan, pasien harus melakukan kontrol berkala tergantung dengan perkembangan dari pengobatan papiledemanya.

Kontrol dilakukan minimal satu minggu sekali, dua minggu sekali, atau satu bulan sekali.

Menurut dr. Rani, Papiledema tidak bisa dianggap remeh, karena penyakit ini mengganggu penglihatan penderitanya.

Ada yang penglihatannya turun ringan tapi ada yang langsung tiba-tiba penglihatannya gelap. Dan juga terdapat gangguan persepsi warna serta sensitivitas kontras saat diperiksa.

Baca juga: Terungkap Sosok Pelaku Pembunuhan Anak PJ Gubernur Papua, Mahasiswa Semester IV, Begini Kronologinya

Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com/IR)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPapiledemaSaraf OptikKurnia MeigaTimnas IndonesiaErick Thohir Ernando Ari Rafael Struick Ivar Jenner Juninho Bacuna Curacao Habil Abdillah Iqbal Gwijangge Khafiatur Rizky
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved