TRIBUNHEALTH.COM - Apoteker Yovita Mercya, M.Si menjelaskan, obat berdasarkan efek terapinya dibagi menjadi tiga jenis.
1. Terapi kausatif
Terapi kausatif diambil dari kata kausal yang artinya penyebab.
Terapi kausatif adalah obat yang bekerja untuk menghambat atau membunuh penyebab suatu penyakit.
Penyebab penyakit sendiri dapat berasal dari jamur, virus, hingga bakteri.
Baca juga: Begini Pandangan Medis Mengenai Pengobatan Herbal untuk Kolesterol Tinggi, Simak Ulasan dr. Evi

Baca juga: Benarkah Sering Konsumsi Antibiotik Sebabkan Resistensi Antibiotik? Berikut Ulasan dr. Anindita
2. Terapi Simtomatis
Terapi simptomatis diambil dari kata simtom yang artinya adalah gejala.
Artinya adalah terapi pengobatan yang terfokus dalam pengurangan atau meringankan gejala penyakit yang diderita oleh pasien.
3. Terapi Subtitusi
Terapi subtitusi adalah terapi untuk menggantikan sesuatu yang hilang dari tubuh kita.
Hal tersebut disampaikan oleh Apoteker Yovita Mercya, M.Si yang dilansir TribunHealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Baca juga: Kenali Efek Samping Antibiotik, Sebabkan Feses Berbau Menyengat dan Sejumlah Hal Berikut

Baca juga: Asal Beri Anak Obat Antibiotik Tanpa Resep Dokter, dr. Alia Kusuma Sebut Bahaya yang Mengintai
Apoteker Yovita Mercya, M.Si memberikan contoh dalam penggunaan tiga jenis obat tersebut.
Misalnya terapi kausatif penyebabnya adalah jamur, maka pasien akan diberikan obat anti jamur.
Jika penyebabnya bakteri akan diberikan anti bakteri, sedangkan jika penyebabnya virus akan diberikan anti virus.
Sehingga dapat disimpulkan, pemberian obat kepada pasien akan disesuaikan dengan penyebab yang dialami oleh pasien tersebut.
Namun perlu diketahui, penyebab suatu penyakit tidak semuanya berasal dari bakteri, jamur, dan juga virus.
Terdapat juga penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi tubuh seperti hipertensi, yang merupakan gangguan fungsi tubuh bukan karena bakteri.
Baca juga: Selain Obat-obatan, Adakah Pertolongan Pertama Mengatasi Perut Perih pada Penderita Asam Lambung?

Baca juga: Benarkah Perut Buncit Dapat Memicu Kolesterol Tinggi pada Seseorang? Simak Ulasan dr. Evi Novitasari
Antibiotik bukan obat untuk semua penyakit
Pasalnya banyak masyarakat awam yang beranggapan bahwa antibiotik adalah obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Akan tetapi hal tersebut tidak dibenarkan oleh Apoteker Yovita Mercya, M.Si.
Antibiotik adalah obat untuk membunuh bakteri, sehingga antibiotik tidak digunakan untuk semua penyakit.
Jika pasien penyebabnya suatu bakteri, maka dapat menggunakan obat antibiotik.
Misalnya flu yang disebabkan karena virus, jika diberikan antibiotik maka pengobatannya kurang tepat.
Sedangkan paracetamol adalah obat untuk menurunkan rasa sakit dan demam.
Baca juga: dr. Evi Novitasari Jelaskan Kaitan Munculnya Xanthoma dengan Kolesterol Tinggi, Berikut Ulasannya

Baca juga: Apakah Paracetamol Termasuk Obat Bebas dan Boleh Dikonsumsi Tanpa Resep Dokter? dr. Ayodhia Menjawab
Paracetamol digunakan untuk kasus yang kedua yaitu terapi simtomatis.
Kalau pasien misalnya demam tinggi akan diberikan paracetamol untuk menurunkan demam tersebut.
Akan tetapi bisa jadi demam tinggi disebabkan karena bakteri, begitu bakteri masuk ke dalam tubuh, tubuh memiliki mekanisme untuk demam.
Penurun demam diberikan paracetamol, namun untuk membunuh bakterinya diberikan antibiotik.
"Jadi masih banyak orang yang salah anggapan, misalnya Ia minum antibiotik demamnya turun, setiap demam diberikan antibiotik."
"Padahal bukan begitu sehrusnya, demam turun tersebut karena bakterinya mati."
Baca juga: 8 Makanan yang Dapat Memicu Kolesterol Tinggi, Apa Saja? Simak Ulasan dr. Evi Novitasari Berikut

Baca juga: Skrining Kolesterol Tinggi Dapat Dilakukan Mulai Usia 9 Tahun, Begini Penjelasan dr. Evi Novitasari
"Sehingga tubuh yang tadinya demam dan bakterinya mati kemudian demamnya turun."
"Biasanya jika anak panas hingga tiga hari dokter memberikan resep antibiotik karena diduga bahwa demam disebabkan karena bakteri."
"Namun biasanya pemberian resep ini disesuaikan dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh dokter."
"Dokter juga memiliki pertimbangan untuk menempatkan pasien apakah membutuhkan antibiotik atau tidak."
"Oleh karena itu, tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan antibiotik dan harus dilihat penyebabnya lebih dulu," jelas Apoteker Yovita Mercya, M.Si.
Baca juga: 8 Gejala Kolesterol Tinggi yang Harus Diwaspadai, Simak Penjelasan dr. Evi Novitasari
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Apoteker Yovita Mercya, M.Si dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)