TRIBUNHEALTH.COM - Berikut perbedaan baby blues dan depresi pasca melahirkan.
Seringkali ibu baru mengalami baby blues dan depresi pasca melahirkan.
Dua kondisi tersebut adalah gangguan psikis yang sering dialami wanita setelah melahirkan.
Hamil dan melahirkan, adalah peristiwa yang menyebabkan perubahan pada tubuh ibu.
Tak heran, kenapa ibu yang baru saja melahirkan sangat rentan mengalami gangguan psikis.
Meski keduanya sama-sama gangguan psikologis, baby blues dan depresi pasca persalinan gejala dan dampaknya pun berbeda.
- Baby Blues

Baca juga: 5 Faktor Berat Badan Susah Turun Pasca Melahirkan, Apa Saja?
Baby blues ialah perasaan tidak stabil yang biasa dialami oleh ibu baru saat beradaptasi dengan kehidupan setelah melahirkan.
Tanda-tanda ibu yang mengalami baby blues seperti lelah, sedih yang tidak tau penyebabnya dan stres berlebih.
Biasanya, ini terjadi karena ibu merasa terkejut dengan berbagai perubahan besar setelah melahirkan.
Suami yang kurang peka dengan istri yang baru melahirkan juga bisa meningkatkan risiko terjadinya baby blues.
Oleh karena itu, jangan abaikan baby blues karena bisa berlanjut menjadi depresi pasca melahirkan.
- Depresi Pasca Melahirkan

Baca juga: Atasi Baby Blues dengan Mudah! 7 Cara Efektif agar Ibu Menyusui Tetap Bahagia
Depresi pasca persalinan bisa dikatakan tahap lanjut dari baby blues.
Risiko terjadinya kondisi ini lebih tinggi bila ibu kurang tidur, gizi tidak terckupi, kurang dukungan dari suami , atau ada masalah kesehatan pada bayi.
Berikut gejala dari depresi pasca melahirkan:
- Ibu kurang percaya diri dalam merawat bayi
- Sulit tidur walaupun bayi sudah tidur
- Mudah marah meski hal sepele
- Ibu tidak ingin lagi melihat bayinya
- Pada kondisi berat, ibu memiliki pikiran bunuh diri
Baca juga: Penyebab Baby Blues pada Ibu: Ternyata Ini Alasan di Balik Perasaan Sedih Setelah Melahirkan
Solusi Baby Blues dan Depresi Pasca Melahirkan

Gangguan psikis baby blues dan depresi pasca melahirkan sering terjadi pada ibu baru, namun masih bisa diatasi dan dicegah.
Cara mengatasinya dengan memberi ibu banyak waktu untuk istirahat.
Suami maupun anggota keluarga lain mengambil alih untuk merawat bayi.
Beri ibu waktu untuk me-time, sebagai upaya mengurangi stres.
Disamping melakukan hal-hal tersebut, ibu yang mengalami depresi pasca persalinan disarankan konsultasi dengan psikiater.
Psikiater akan melakukan konseling dengan ibu dan anggota keluarga, ibu juga akan diresepkan obat anti-depresan.
Pengobatan ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan haru diutamakan.
Baca juga: 3 Kondisi Kesehatan yang Rentan Dialami Ibu Pasca Melahirkan, Jangan Abai ya Moms!
Berikut cara mencegah ganggua psikis tersebut yang harus dimulai saat kehamilan:
- Ibu sebaiknya mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang cukup tentang perawatab bayi sejak masa kehamilan.
- Penting untuk membuat kesepakatan dengan suami mengenai pembagian tugas dalam merawat bayi.
- Jika diperlukan, ibu juga bisa meminta bantuan dari orang lain, seperti anggota keluarga atau baby sitter untuk meringankan pekerjaan.
Sebaiknya ibu juga memiliki waktu untuk me tome, setidaknya tatu jam per hari, untuk melepas penat dan lelah setelah melahirkan.
Cek artikel dan berita kesehatan lainnya di