TRIBUNHEALTH.COM - Junk food merupakan salah satu makanan yang seharusnya tidak dikonsumsi anak.
Pasalnya junk food tinggi kalori dan minim nutrisi.
Dalam jangka panjang, mengonsumsi junk food dikaitkan dengan beragam masalah kesehatan.
Misalnya kekurangan nutrisi, masalah metabolik, hingga dampak pada perilaku anak.
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Kekurangan Nutrisi
Junk food menawarkan sedikit atau bahkan tidak ada nilai gizinya, sehingga menghilangkan vitamin, mineral, dan zat gizi mikro yang penting bagi tubuh.
Orang tua harus memprioritaskan alternatif padat nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang anak secara memadai.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Pasangan Suami Istri Mengalami Infertilitas?
2. Penyakit metabolik
Makanan cepat saji yang diproses secara berlebihan dapat merusak kesehatan metabolisme anak-anak.
Ini bisa menyebabkan mereka rentan terhadap resistensi insulin, obesitas, dan diabetes tipe 2.
Dorong pola makan yang kaya akan makanan utuh, tekankan buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan karbohidrat kompleks untuk mengurangi risiko ini.
3. Perlemakan hati
Makanan cepat saji, yang mengandung banyak gula dan lemak, merupakan penyebab utama meningkatnya penyakit hati berlemak non-alkohol pada anak (NAFLD).
Kalori kosong ini membebani proses metabolisme hati, menyebabkan penumpukan lemak dan peradangan.
Orang tua harus mendidik diri sendiri dan anak-anaknya tentang bahaya konsumsi junk food yang berlebihan.
Baca juga: 8 Makanan yang Memiliki Manfaat Anti-Peradangan, Salah Satunya Buah Berry
4. Perilaku anak
Ada hubungan antara konsumsi junk food dan dampak buruk perilaku dan kognitif pada anak-anak.
Konsumsi junk food dikaitkan dengan konsentrasi yang buruk, gangguan mood, dan gangguan kinerja akademik.
5. Dampak jangka panjang
Dampak dari pola makan junk food jauh melampaui masa kanak-kanak.
Dalam jangka panjang, ini membuat individu rentan terhadap berbagai penyakit kronis di kemudian hari, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker tertentu, dan sirosis hati.
(TribunHealth.com)