TRIBUNHEALTH.COM - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang umum dialami masyarakat.
Tentunya kita harus mengetahui apa saja risiko hipertensi untuk menghindarinya.
Hipertensi merupakan kondisi di mana darah mengalir pada pembuluh darah arteri dengan tekanan lebih tinggi dari batas normal.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi dikenal dengan penyakit "silent killer" karena timbul tanpa gejala khas namun bisa menyebabkan kematian.
Hipertensi yang tidak terkontrol dan berlangsung lama bahkan tidak mendapatkan penanganan yang baik bisa menyebabkan gejala kerusakan pada organ tubuh seperti gagal ginjal, jantung koroner dan stroke.
Baca juga: 8 Manfaat Air Seduhan Bunga Telang: Bisa Sembuhkan Diabetes, Ini Kata dr. Zaidul Akbar
Banyak yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengidap hipertensi, maka dari hitu penting sekali mengetahui apa saja faktor yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipertensi.
Melansir KlikDokter, hipertensi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi faktor risiko yang tidak bisa diubah dan faktor risiko yang bisa diubah.
Faktor Risiko Hipertensi yang Tidak Bisa Diubah
1. Riwayat Keluarga
Faktor genetik memang berperan terhadap timbulnya tekanan darah tinggi. Apabila keluarga sedarah dekat seperti orangtua, kakak, adik, kakek atau nenek yang mengalami hiperternsi, maka risiko Anda mengalami hipertensi jadi lebih tinggi.
Baca juga: 5 Khasiat Belimbing untuk Kesehatan: Kendalikan Gula Darah hingga Kurangi Risiko Kardiovaskular
2. Usia
Seiring bertambahnya usia, tekanan darah cenderung lebih tinggi. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usia, terutama di usia lanjut, pembuluh darah secara alami menebal dan lebih kaku.
Tentunya perubajan ini meningkatkan riisko hipertensi.
Kendati demikian, usia anak-anak pun bisa berisiko mengalami hipertensi.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin laki-laki di bawah usia 55 tahun lebih banyak mengalami hipertensi, sedangkan wanita lebih banyak mengalaminya saat usia di atas 55 tahun.
Setelah menopause, seorang wanita yang awalnya memiliki tekanan darah normal, bisa saja mengalami hipertensi karena perubahan hormon tubuh.
Baca juga: Khasiat Rumput Laut untuk Penderita Darah Tinggi, Ini Cara Konsumsinya
Faktor Risiko Hipertensi yang Bisa Dirubah
Untuk menurunkan risiko hipertensi, sebaiknya Anda segera memperbaiki hal-hal berikut:
1. Pola Makan Tidak Sehat
Kebiasaan konsumsi makanan asin atau tinggi garam bisa menyebabkan hipertensi.
Begitu juga dengan kebiasaan konsumsi makanan rendah serat, tinggi lemak trans dan lemak jenuh.
2. Kurangnya Aktivitas Fisik
Melakukan aktivitas fisik memang bagus untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Jika seseorang kurang beraktivitas fisik bisa menyebabkan bertambahnya berat badan dan juga meningkakan risiko hipertensi.
3. Kegemukan
Asupan makanan dan pengeluaran energi yang tidak seimbang menyebabkan kegemukan dan obesitas.
Obesitas ialah kelebihan jumlah lemak total tubuh > 20 persen dibandingkan berat badan ideal, dikutip dari KlikDokter.
Baca juga: Mood Seks Pria Usia 45 Tahun Berubah, Apakah Mempengaruhi Kualitas Sperma?
Obesitas atau kelebihan berat badan berhubungan dengan tingginya kolesterol jahat dan trigliserida dalam darah yang bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
Selain hipertensi, rupanya obesitas menjadi salah satu faktor risiko utama diabetes dan penyakit jantung.
4. Konsumsi Alkohol Berlebih
Konsumsi alkohol berlebih dan rutin bisa menyebabkan sederet gangguan kesehatan, termasuk hipertensi.
tak hanya itu, konsumsi alkohol juga berkaitan dengan riisko obesitas, kanker, stroke, gagal jantung dan kejadian kecelakaan.
5. Merokok
Merokok bisa merusak jantung dan pembuluh darah. NNikotin pada rokok busa meningkatkan tekanan darah dan karbon dioksida mampu mengurangi jumlah oksigen yang dibawa di dalam darah.
Selain perokok aktif, orang yang menghirup asap rokok pun berisiko mengalami gangguan jantung dan pembuluh darah.
Baca juga: 4 Manfaat Jalan Kaki bagi Pasien Diabetes Tipe 2, Salah Satunya Pemanfaatan Insulin Lebih Optimal
6. Stres
Ternyata stres berlebih meningkatkan risiko hipertensi. Ketika sedang stres, Anda bisa malas berkativitas, mengalami perubahan pola makan, mengalihkan stres dengan cara merokok atau konsumsi alkohol di luar kebiasaaan.
Tanpa disadari kebiasaan ini secara tidak langsung menyebabkan tekanan darah tinggi.
7. Kolesterol Tinggi
Tingginya kadar kolesterol di dalam darah bisa menyebabkan terjadinya penimbunan plak aterosklerotik yang nantinya bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga memicu peningkatan tekanan darah.
Terbentuknya plak aterosklerotik juga bisa menyebabkan penyakit jantung koroner. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik bisa memicu seranfan jantung. Plak aterosklerotik yang ada di pembuluh darah obat dapat menyebabkan stroke.
Baca juga: Manfaat Buah Bit untuk Penderita Hipertensi: Bantu Kontrol Tekanan Darah Tinggi
8. Diabetes
Penyakit diabetes bisa meningkatkan risiko hipertensi. The American Association melaporkan dari tahun 2002-2012 sebanyak 71 persen pasien diabetes juga mengalami hipertensi, dikutip dari KlikDokter.
Diabetes bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah akibat elastisitas pembuluh darah yang menurun, meningkatnya jumlah cairan pada tubuh dan mengubah kemampuan tubuh mengatur insulin.
9. Obstructive Sleep Apnea
Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau henti napas saat tidur adalah salah satu fakot pemicu hipertensi. Pada penderita sleep apnea, terjadi sumbatan total atau sebagian di jalan napas atas kektika tidur yang bisa menyebabkan berkurang atau terhentinya aliran udara.
Tentunya kondisi ini bisa menyebabkan jumlah oksigen di dalam tubuh menurun. Hubungan antara sleep apnea dengan hipertensi sangat kompleks. Selama fase henti napas, bisa terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatis dan meningkatnya resistensi vaksular sistemik yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
(TribunHealth.com/PP)