TRIBUNHEALTH.COM - Mengelola pola makan menjadi salah satu kunci utama dalam penurunan berat badan.
Selain sehat, makanan yang dikonsumsi juga harus seimbang, mencakup semua kebutuhan tubuh.
Usahakan untuk mengonsumsi protein, lemak, sayuran, dan karbohidrat kompleks.
Dilansir TribunHealth.com dari Healthline, berikut ini fakta-faktanya.
Baca juga: Ahli Berikan Tips agar Terbiasa Makan Sedikit untuk Turunkan Berat Badan, Jangan Sambil Nonton TV
Protein

Mengonsumsi protein dalam jumlah yang disarankan sangat penting untuk membantu menjaga massa otot sekaligus menurunkan berat badan.
Diet dengan protein yang cukup juga dapat mengurangi keinginan ngemil dengan membantu Anda merasa kenyang dan puas.
Sayuran

Semua sayuran bisa menjadi tambahan kaya nutrisi untuk makanan harian.
Usahakan untuk makan sekitar 2,5 cangkir sayuran setiap hari.
Contoh sayuran yang bisa dipilih antara lain:
- sayuran berdaun hijau
- tomat
- paprika
- kacang hijau
- labu
Perhatikan bahwa sayuran tertentu – seperti kentang, ubi jalar, dan jagung – dianggap sebagai karbohidrat atau biji-bijian saat disajikan karena mengandung karbohidrat dan kalori yang lebih tinggi.
Karenanya, perhatikan ukuran porsi Anda saat menambahkan sayuran tersebut ke piring Anda.
Baca juga: Selain Mengurangi Porsi Makan, 5 Tips Berikut Bisa Dicoba untuk Menurunkan Berat Badan
Lemak sehat

Lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian adalah pilihan bagus untuk rencana makan Anda.
Meskipun beberapa jenis minyak, seperti minyak zaitun, dianggap menyehatkan, minyak ini juga menyediakan 9 kalori per gram, dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yang hanya menyediakan 4 kalori per gram.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi lemak sehat dalam jumlah sedang dan membatasi lemak jenuh dan lemak trans.
Baca juga: 6 Alasan Minum Air Putih Baik untuk Turunkan Berat Badan: Bantu Keluarkan Kotoran dari Tubuh
Sederet Sumber Protein yang Baik untuk Penurunan Berat Badan

Protein tanpa lemak memang dikenal sebagai salah satu sumber diet atau pola makan sehat.
Misalnya ikan salmon dan udang, yang kaya akan nutrisi penting, namun rendah lemak.
Hal ini tentu saja mendukung program penurunan berat badan.
Namun, protein lain yang lebih murah dan terjangkau juga bisa membantu penurunan berat badan.
Dilansir TribunHealth.com dari Forbes, berikut ini rinciannya.
Ikan salmon

Salmon kaya akan protein dan asam lemak omega-3, kata Rima Kleiner, ahli gizi diet terdaftar dan pendiri perusahaan pelatihan kesehatan Smart Mouth Nutrition di Greensboro, North Carolina.
Penelitian menunjukkan asam lemak omega-3 dapat membantu orang dengan berat badan yang tergolong kelebihan berat badan atau obesitas merasa lebih kenyang.
Selain itu, ikan secara umum dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama dibandingkan protein lain seperti telur dan daging sapi, kata Rima Kleiner.
Baca juga: Tips Menurunkan Berat Badan, Lakukan Aktivitas Ini saat Pagi Hari agar Cepat Kurus
Udang

Udang meningkatkan rasa kenyang.
Makan udang tampaknya menurunkan nafsu makan dengan merangsang produksi kolesistokinin, atau CCK, hormon yang memberi sinyal pada perut bahwa Anda kenyang.
Ditambah lagi, udang dan kerang lainnya mengandung zinc dan selenium, dua mineral penting untuk kesehatan kekebalan tubuh dan peningkatan energi.
Baca juga: Tak Cuma Olahraga, Aktivitas Fisik Harian Juga Bisa Turunkan Berat Badan: Pilih Tangga daripada Lift
Protein Tanpa Lemak
Sumber protein tanpa lemak seperti ayam, kalkun, dan daging sapi tanpa lemak yang diberi makan rumput membantu Anda tetap kenyang, mengurangi nafsu makan, dan menstabilkan gula darah, kata Feit.
Protein nabati seperti polong-polongan, kacang-kacangan, dan lentil memiliki manfaat yang sama, dan juga tinggi serat, sehingga meningkatkan rasa kenyang.
Baca juga: Tips Menurunkan Berat Badan, Lakukan Aktivitas Ini saat Pagi Hari agar Cepat Kurus

Telur
Telur mengandung hampir semua vitamin esensial (kecuali Vitamin C ), ditambah mineral seperti fosfor, kalsium, dan potasium.
Selain menjadi sumber protein lengkap, telur juga dapat disesuaikan dengan selera yang berbeda, kata Feit.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)