TRIBUNHEALTH.COM - Tekanan darah tinggi dapat menyerang siapa saja, termasuk juga pada ibu hamil.
Kejadian tekanan darah tinggi bisa terjadi pada ibu hamil yang tadinya memiliki tekanan darah yang normal.
Hipertensi ibu hamil disebut juga dengan hipertensi gestasional, yaitu kondisi di mana darah tinggi muncul pada usia kehamilan 20 minggu dan bisa hilang setelah melahirkan.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG memberikan penjelasan mengenai hal tersebut dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Baca juga: Buang Sperma di Luar atau Ejakulasi Eksternal, Apakah Tetap Bisa Hamil? Begini Jawaban dr. Binsar
Baca juga: Sering Susah Tidur atau Alami Insomnia? Begini Ulasan dr. Zaidul untuk Mengatasi Masalah Tersebut
dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG menjelaskan, pada ibu hamil trimester pertama saat dilakukan pemeriksaan memiliki tekanan darah yang normal.
Namun, ketika memasuki trimester kedua dan trimester ketiga terjadi peningkatkan tekanan darah, ini dinamakan hipertensi gestasional.
"Jadi merupakan suatu kondisi terjadinya kenaikan tekanan darah pada usia kehamilan 20 minggu."
"Kondisi ini perlu dilakukan telaah, apakah ini hamil tersebut mengalami yang namanya protein uria atau tidak," jelas dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG.
Baca juga: 4 Tips Cara Hilangkan Plak Gigi dari Rumah, Sikat Gigi dengan Soda Kue hingga Gunakan Water Flosser
Protein urea merupakan pemeriksaan laboratorium, di mana pemeriksaan dilakukan pada urine dan pada urine tersebut ditemukan suatu protein.
"Kalau ditemukan hasilnya positif, maka kondisi tersebut menandakan hipertensi dengan preeklampsia."
"Jadi kalau hipertensi gestasional itu terjadi peningkatkan tekanan darah pada usia 20 minggu, tapi setelah persalinan tekanan darah menjadi normal lagi," tutur dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG.
Baca juga: Cuaca Panas Sering Memicu Panas Dalam, dr. Zaidul Bagikan Tips Mengatasinya dengan Resep Berikut
Baca juga: Sering Susah BAB? dr. Zaidul Bagikan Resep Herbal Kaya Serat untuk Lancarkan BAB & Bersihkan Lemak
Faktor Risiko untuk Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil
dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG menuturkan, terjadinya suatu hipertensi biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
- Adanya riwayat preeklampsia pada keluarganya
Menurut dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG, jika ibu hamil memiliki riwayat preeklampsia pada keluarganya, maka kondisi ini juga bisa mempengaruhi peningkatkan tensi atau tekanan darah saat kehamilan.
- Adanya penyakit metabolik pada ibu hamil
Penyakit metabolik yang dimaksud seperti penyakit diabetes melitus.
Ibu hamil dengan riwayat diabetes melitus dapat berisiko menglami hipertensi atau tekanan darah tinggi saat kehamilan.
Baca juga: 4 Faktor Risiko yang Dapat Meningkatkan Asam Urat, Salah Satunya Sering Konsumsi Makanan Tidak Sehat
Baca juga: Eksim yang Tidak Diobati Dapat Berdampak Buruk pada Penurunan Kualitas Hidup Penderitanya
- Adanya riwayat hipertensi sebelumnya
dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG menyebutkan, ketika ibu hamil sudah memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, hal ini juga berisiko terjadinya hipertensi pada kehamilan.
Bagimana Menilai Seseorang Hipertensi?
dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG menjelaskan, tekanan darah dapat dikatakan tinggi atau hipertensi apabila tekanan darah minimal 140/90, sudah dikatakan hipertensi.
Jika tekanan darah sudah mencapai 160/90. maka kondisi ini perlu untuk diwaspadai dan sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter.
Baca juga: Tak Boleh Terlalu Sering Minum Air Dingin, dr. Zaidul Bagikan Tips Minum Air Putih dengan Benar
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan kesehatan ibu hamil, klik di sini untuk mendapatkannya.
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)