TRIBUNHEALTH.COM - Banyak yang beranggapan bahwa membuang sperma di luar saat melakukan hubungan suami istri dapat menurunkan angka kehamilan.
Membuang sperma di luar dalam istilah medis disebut dengan coitus interruptus atau ejakulasi eksternal.
Hal ini menjadi salah satu cara tradisional yang banyak dipilih oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Meskipun begitu, buang sperma di luar atau ejakulasi eksternal tetap memiliki risiko terjadinya kehamilan.
Baca juga: dr. Binsar: Dikatakan Hiperseksual karena Pasangan Tidak Bisa Imbangi Gairah Seksual Pasangannya

Baca juga: Benarkah Dorongan Gairah Seksual Wanita Meningkat di Masa Subur? Begini Jawaban dr. Binsar Martin
Dilansir TribunHealth.com, Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga FIAS memberikan penjelasan mengenai hal tersebut dalam tayangan YouTube Tribunnews program Edukasi Seksual.
Menurut penjelasan yang disampaikan oleh dr. Binsar Martin, membuang sperma di luar atau ejakulasi eksternal memiliki angka kegagalan yang tinggi.
Dalam sebuah penelitian, angka kegagalan ejakulasi eksternal mencapai 70 persen hingga 80 persen, yang artinya risiko kehamilan cukup tinggi.
dr. Binsar Martin menjelaskan, sebelum membuang sperma di luar atau ejakulasi eksternal, perlu diketahui yang namanya fisiologi ejakulasi.
Refleks ejakulasi pada pria ada enam kali tahapan, sehingga dalam satu kali orgasme, ejakulasi ada enam kali refleks.
"Jadi namanya itu enam kali semprotan, volume ejakulasi itu 2- 6 CC, akan dibagi ke dalam enam kali semprotan," jelas dr. Binsar Martin.
Baca juga: Benarkah Gairah Seksual Wanita Lebih Tinggi Saat Menstruasi? Begini Penjelasan dr. Binsar Martin

Baca juga: Begini Cara Wanita Agar Mudah Mengalami Orgasme, Berikut Simak Penjelasan dr. Binsar Martin
"Itu untuk sekali orgasme dan sekali berhubungan ya, begitu ejakulasi ada enam kali semprotan."
"Yang menjadi masalah adalah berapa kali sperma yang dibuang di luar dari enam ejakulasi itu."
"Kalau tiba-tiba satu atau dua kali menyemprot di dalam, dan empat lainnya di buang di luar, ya mana bisa tidak hamil, akhirnya akan hamil," lanjut dr. Binsar Martin.
Pasalnya banyak yang beranggapan yang namanya ejakulasi dan sperma adalah hal yang sama, namun dr. Binsar Martin menegaskan jika kedua tersebut adalah hal yang berbeda.
Spermatozoa adalah sel yang ada di dalam ejakulasi berupa cairan ejakulasi yang warnanya seperti putih susu, memiliki bau khas, dan jumlah dalam satu kali keluar adalah 2-6 CC.
Sel spermatozoa ini yang nantinya dapat membuat seorang wanita mengalami kehamilan.
Baca juga: Begini Cara Membuat Gairah Seksual pada Pria dan Wanita Agar Sama-sama Menggebu

Baca juga: Laki-laki Miliki Fantasi Seksual Lebih Kuat dari Wanita, Mengapa Demikian? Begini Ulasan dr. Binsar
Ejakulasi Eksternal atau Buang Sperma di Luar Masih Berisiko Mengalami Kehamilan
Menurut penjelasan dr. Binsar Martin, meskipun sudah berusaha ejakulasi eksternal, namun saat seorang pria mengalami ejakulasi atau mengalami semprotan dan kondisi tersebut bisa mengenai yang namanya mulut rahim.
Begitu mengenai mulut rahim, maka spermatozoa akan masuk ke dalam vagina yang mencapai jutaan sperma, dan kondisi ini berisiko menyebabkan kehamilan pada wanita.
"Angka normal spermatozoa adalah di atas angka 20 juta per mililiter ejakulasi," terang dr. Binsar Martin.
Baca juga: dr. Binsar Martin Paparkan Penyebab Ejakulasi Dini, Salah Satunya Penurunan Hormon Testosteron
"Jadi kalau di bawah 20 juta sel, itu dikatakan spermanya kurang."
"Begitu di semprot dan terkena mulut rahim, ini bisa menjadi kehamilan dan bisa juga tidak."
"Jadi, kenapa angka kegagalan buang sperma di luar itu tinggi, karena pria mengalami enam kali semprotan dalam satu kali ejakulasi."
"Berapa kali yang dibuang di luar dan berapa kali yang tidak sadar buang di dalam ini lah yang menyebabkan kegagalan ejakulasi eksternal atau terjadi kehamilan," paparnya.
Baca juga: Benarkah Orgasme Bersamaan Dapat Memuaskan Hasrat Seksual pada Pasangan? Begini Ulasan dr. Binsar
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Medical Sexologiest, dr. Binsar Martin Sinaga Fias dalam tayangan YouTube Tribunnews program Edukasi Seksual.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)