Breaking News:

Pakar Beri Penjelasan tentang Hidrasi Tubuh, Tak Perlu Terus Minum Air dan Minuman Elektrolit

Dr. Topf memberi penjelasan mengenai hidrasi dari sudut pandang medis, perlukah minuman elektrolit?

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay
Ilustrasi minum air putih 

TRIBUNHEALTH.COM - Air merupakan aspek penting dalam kesehatan manusia.

Bahkan, akhir-akhir ini ada seruan untuk minum air sebanyak mungkin.

Pasalnya, terus terhidrasi diyakini membuat kesehatan terus meningkat.

Namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan tetap terhidrasi?

Ketika orang awam mendiskusikan dehidrasi, itu berarti kehilangan cairan apapun,” kata Dr Joel Topf, dilansir TribunHealth.com dari laman CNA.

Dia adalah seorang nephrologist dan asisten profesor klinis kedokteran di Oakland University di Michigan.

Tapi interpretasi itu "telah benar-benar meledak di luar proporsi," kata Kelly Anne Hyndman, seorang peneliti fungsi ginjal di University of Alabama di Birmingham.

Tetap, terhidrasi jelas penting, katanya, tetapi gagasan bahwa minum lebih banyak air akan membuat orang lebih sehat tidak benar.

Juga tidak benar bahwa kebanyakan orang mengalami dehidrasi kronis atau bahwa kita harus minum air sepanjang hari.

Dari sudut pandang medis, Dr. Topf menambahkan, ukuran hidrasi yang paling penting adalah keseimbangan antara elektrolit seperti natrium dan air dalam tubuh.

2 dari 4 halaman

Karenanya, seseorang tidak perlu menenggak gelas demi gelas air sepanjang hari untuk mempertahankannya.

Kebutuhan air tiap orang berbeda, apa acuannya?

Minum air putih saat puasa
Minum air putih saat puasa (kupang.tribunnews.com)

Baca juga: Banyak Minum Air Putih Bisa Bantu Atasi Sembelit hingga Masalah Batu Ginjal

Baca juga: 3 Manfaat Banyak Minum Air Putih, Bantu Kinerja Otak hingga Cegah Sakit Kepala

Kita semua telah diajari bahwa delapan gelas air per hari adalah angka ajaib untuk semua orang.

Tetapi anggapan itu hanyalah mitos, kata Tamara Hew-Butler, seorang ilmuwan olahraga dan olahraga di Wayne State University.

Faktor unik seperti ukuran tubuh, suhu di luar ruangan, dan seberapa keras seseorang bernapas dan berkeringat akan menentukan seberapa banyak air yang dibutuhkan, katanya.

Orang seberat 200 pon yang baru saja mendaki 10 mil dalam cuaca panas jelas perlu minum lebih banyak air daripada manajer kantor seberat 120 pon yang menghabiskan hari di gedung yang dikontrol suhunya.

Jumlah air yang dibutuhkan dalam sehari juga akan tergantung pada kesehatan.

Ilustrasi minum minuman elektrolit
Ilustrasi minum minuman elektrolit (Freepik)

Seseorang dengan kondisi medis seperti gagal jantung atau batu ginjal mungkin memerlukan jumlah yang berbeda dari seseorang yang menggunakan obat diuretik, misalnya.

Bagi kebanyakan orang muda dan sehat, cara terbaik untuk tetap terhidrasi adalah dengan minum saat haus, kata Dr Topf.

Mereka yang lebih tua, di usia 70-an dan 80-an, mungkin perlu lebih memperhatikan untuk mendapatkan cairan yang cukup karena sensasi haus dapat berkurang seiring bertambahnya usia.

3 dari 4 halaman

Dan terlepas dari kepercayaan populer, jangan mengandalkan warna urin untuk secara akurat menunjukkan status hidrasi, kata Dr Hew-Butler.

Ya, mungkin saja urin berwarna kuning tua atau kuning kecokelatan bisa berarti tengah mengalami dehidrasi, tetapi tidak ada ilmu pengetahuan yang kuat yang menunjukkan hubungan keduanya.

Hidrasi tak hanya dengan air

Memang betul, air menjadi pilihan paling baik untuk menghidrasi tubuh.

Tapi tak berarti air menjadi satu-satunya.

Tamara Hew-Butler, memberikan penjelasan.

Sebenarnya minuman apa pun bisa menambahkan air ke sistem manusia, katanya dilansir TribunHealth.com.

Tak terkecuali beberapa minuman yang kurang sehat, seperti soda atau jus buah.

Ada anggapan lain, bahwa minum minuman dengan kafein atau alkohol akan membuat seseorang dehidrasi.

Kalau pun anggapan ini benar, efeknya bisa diabaikan, kata Dr Joel Topf.

4 dari 4 halaman

Sebuah uji coba terkontrol secara acak pada 2016 menyimpulkan, fek menghidrasi air, bir, kopi, dan teh hampir identik.

Selain itu, beberapa makanan yang mengandung air juga bisa menghidrasi.

Makanan kaya cairan dan makanan seperti buah-buahan, sayuran, sup, dan saus semuanya berkontribusi pada asupan air.

Ilustrasi konsumsi buah saja juga bisa berikan asupan air
Ilustrasi konsumsi buah saja juga bisa berikan asupan air (Pixabay)

Baca juga: Sebuah Studi Kaitkan Kebiasaan Kurang Tidur dengan Umur yang Lebih Pendek

Baca juga: Sebuah Penelitian Ungkap Dampak Sering Konsumsi Gorengan, Bisa Tingkatkan Risiko Kematian

Selain itu, proses kimia metabolisme makanan menghasilkan air sebagai produk sampingan, yang juga menambah asupan, kata Dr. Topf.

Kebutuhan air pada manusia sebenarnya berbeda satu sama lain.

Anggapan bahwa harus minum 8 gelas sehari masih terlalu umum.

Pasalnya kebutuhan sebenarnya akan bergantung pada banyak hal, misalnya saja ukuran tubuh, suhu di luar ruangan, dan seberapa keras seseorang bernapas dan berkeringat.

Karenanya, acuan untuk orang muda agar tubuh tetap terhidrasi adalah minum ketika merasa haus.

Saran ini tak berlaku untuk lansia.

Pasalnya sensasi haus bisa mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.

Perlukah seseorang minum minuman elektrolit?

Pasalnya beberapa iklan kerap menarik pembeli dengan menunjukkan pentingnya mengembalikan elektrolit tubuh.

Tetapi tidak ada alasan ilmiah bagi orang sehat untuk terus menerus mengisi elektrolit tubuh dari sebuah minuman khusus.

Hal itu disampaikan oleh Ilmuwan Olahraga di Wayne State University, Tamara Hew-Butler, dilansir TribunHealth.com dari laman CNA, Sabtu (25/9/2021).

Elektrolit seperti natrium, kalium, klorida, dan magnesium adalah mineral bermuatan listrik yang ada dalam cairan tubuh (seperti darah dan urin).

Baca juga: Inggris Akan Tambahkan Fluoride dalam Air Minum, Diyakini Bisa Menunjang Kesehatan Gigi dan Mulut

Baca juga: Sering Buang Air Kecil pada Malam Hari Tak Melulu Indikasi Kencing Manis, Dokter Sebut Penyakit Ini

Elektrolit penting untuk menyeimbangkan air dalam tubuh.

Selain itu, mineral ini juga menunjang berfungsinya saraf, otot, otak, dan jantung.

Ketika seseorang dehidrasi, konsentrasi elektrolit dalam tubuh akan meningkat.

Tubuh memberi sinyal pelepasan hormon vasopresin, yang pada akhirnya mengurangi jumlah air yang dilepaskan ke dalam urin.

Tubuh lalu menyerapnya kembali agar tetap mendapat air.

Ini terjadi sebagai usaha tubuh untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh, kata Kelly Anne Hyndman, seorang peneliti fungsi ginjal di University of Alabama di Birmingham.

Baca juga: dr. Ayuthia Sedyawan Jelaskan soal Minum Air Dingin saat Olahraga, Benarkah Bisa Rusak Jantung?

Baca juga: dr. Mustopa Sp.PD: Pengobatan Sleep Apnea Ringan dengan Stop Merokok dan Minum alkohol

Kecuali tengah berada dalam keadaan yang tidak biasa, orang sehat tak perlu mengisi elektrolit dari minuman tertentu.

Keadaan tak biasa yang dimaksud antara lain, melakukan olahraga yang sangat intens dalam cuaca panas atau kehilangan banyak cairan karena muntah atau diare.

Pasalnya, kebanyakan orang bisa mendapatkan jumlah elektrolit yang cukup dari makanan.

Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Nur)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comHidrasiAir Putih
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved