TRIBUNHEALTH.COM - Kolesterol tinggi merupakan kondisi yang butuh perhatian medis.
Kolesterol perlu dikontrol agar kadarnya tidak berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.
Bahkan, dalam jangka panjang hal ini dapat memicu komplikasi yang mengancam nyawa.
Lantas, memangnya apa saja dampak kolesterol tinggi?
Secara umum, efek jangka panjang kolesterol tinggi dapat merusak organ-organ vital, termasuk jantung, otak, ginjal, dan sistem pencernaan.
Secara signifikan, semua itu meningkatkan risiko kejadian yang mengancam jiwa seperti serangan jantung dan stroke.
Melansir Times of India, berikut ini dampak kolesterol tinggi.
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi

Kolesterol tinggi dan hipertensi seringkali berkaitan erat.
Plak akibat kolesterol membuat arteri lebih kaku dan menyempit, memaksa darah untuk mengalir dengan tekanan yang lebih besar.
Seiring waktu, tekanan konstan ini merusak dinding arteri, menciptakan siklus di mana tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi saling memperburuk.
Hipertensi yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko utama serangan jantung, stroke, penyakit ginjal, dan bahkan kehilangan penglihatan.
Dengan menurunkan kolesterol sejak dini, akan lebih mudah untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran yang aman.
Baca juga: 4 Jenis Terapi Pijat yang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi
2. Penyakit arteri perifer
Penyakit arteri perifer terjadi ketika plak menyempitkan arteri di lengan atau kaki, paling sering di kaki.
Tanda klasiknya adalah klaudikasio, yaitu nyeri kram di betis saat berjalan yang mereda dengan istirahat.
Gejala lain mungkin termasuk mati rasa, kesemutan, luka yang lambat sembuh, atau perubahan warna kulit.
Jika tidak diobati, kondisi dapat berkembang menjadi masalah sirkulasi yang parah dan bahkan kematian jaringan.
3. Stroke

Ketika aterosklerosis memengaruhi arteri yang memasok otak, hal ini dapat menyebabkan stroke iskemik.
Hal ini terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran darah, sehingga sebagian otak kekurangan oksigen.
Gejalanya muncul tiba-tiba dan dapat meliputi kelemahan pada satu sisi, wajah terkulai, bicara cadel, kebingungan, atau kehilangan penglihatan.
Karena stroke dapat menyebabkan kecacatan permanen, mengelola kolesterol adalah salah satu cara paling efektif untuk menurunkan risikonya.
Baca juga: 7 Kebiasaan yang Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Stroke
4. Arteri atau jantung koroner
Menurut sebuah studi yang diterbitkan di NIH, kolesterol tinggi merupakan penyebab utama penyakit arteri koroner, di mana plak menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung.
Arteri yang menyempit menyulitkan darah untuk memberi nutrisi pada otot jantung, terkadang menyebabkan nyeri dada atau angina saat beraktivitas.
Kondisi ini dapat tetap tidak terdeteksi hingga terjadi serangan jantung, yang dipicu oleh pecahnya plak dan gumpalan
darah yang menyumbat aliran darah. Tanda-tanda umumnya meliputi tekanan di dada, nyeri yang menjalar ke lengan atau rahang, sesak napas, atau berkeringat.
Pengendalian kolesterol sejak dini dapat mengurangi risiko kondisi berbahaya ini.
5. Stenosis Arteri Ginjal

Ginjal menyaring darah dan mengatur tekanan darah, tetapi arterinya rentan terhadap penumpukan plak.
Stenosis arteri renalis seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, tetapi seiring memburuknya kondisi, dua masalah biasanya muncul.
Pertama tekanan darah tinggi yang terus-menerus, dan kedua berupa penurunan fungsi ginjal, yang ditandai dengan meningkatnya kadar kreatinin.
Jika tidak diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal.
(TribunHealth.com)