TRIBUNHEALTH.COM - Sering buang air kecil merupakan hal yang wajar.
Terlebih lagi bila tidak disertai keluhan apapun.
Namun, bila belakangan memiliki frekuensi buang air kecil yang terlalu sering dan terjadi pada saat malam hari perlu diwaspadai.
Buang air kecil yang terlalu sering pada malam hari ini sering terjadi akibat penyakit kencing manis.
Baca juga: Prostatitis Bisa Terjadi Akibat Penyakit Menular Seksual, Ini Penjelasan dr. Johannes Aritonang
Namun rupanya kondisi ini juga bisa jadi indikasi dari penyakit lain.
Salah satunya seperti gangguan prostat.
Hal ini diungkapkan oleh dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV ia pun lantas menjelaskan perbedaan gejala gangguan prostat dengan kencing manis.

Menurut penuturannya, seseorang yang menderita penyakit prostat memiliki gejala iritatif.
Gejala iritatif ini ditandai dengan frekuensi buang air kecil yang tinggi pada malam hari.
Seringkali frekuensi yang terjadi lebih dari 10 kali dalam sehari.
Selain itu pula ada keluhan urgensi, artinya tidak bisa menahan pada saat membuang air kecil.
Baca juga: Gejala Pembesaran Prostat Jinak dan Ganas menurut dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang
Sehingga menyebabkan mudah mengalami buang air kecil di celana.
Selain itu pula, seseorang yang mengalami gangguan prostat, juga disertai dengan gejala obstruktif (penyumbatan).
Kondisi ini ditandai dengan pancaran berkemih yang melemah dan sering merasakan berkemih tidak tuntas.

3 Gangguan pada Prostat
Berbagai gangguan dapat terjadi pada organ prostat.
Baca juga: Waspada Alami Prostatitis, dr. Johannes Aritonang Sebut Gejala Lebih Berat daripada Prostat Jinak
1. Prostatitis
Bila wanita memiliki masa menopause, maka seorang pria akan memiliki gangguan keseimbangan pada hormon testosteron.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya pembesaran pada prostat.
Pembesaran ini bersifat jinak ataupun ganas. Bahkan bisa menimbulkan infeksi.

Kondisi ini disebut dengan prostatitis.
Prostatitis ini merupakan suatu kondisi inflamasi atau infeksi pada prostat.
Kondisi tersebut disebabkan oleh bakteri yang berasal dari saluran kemih atau penyakit menular seksual.
2. Benign Prostatic Huoperplasia (BPH).
Selanjutnya kondisi lain yang bisa terjadi pada organ prostat adalah Benign Prostatic Huoperplasia (BPH).
BPH terjadi lantaran kelenjar prostat membesar dan dapat menghambat aliran urine.
3. Kanker prostat

Berikutnya yang umum didengarkan oleh masyarakat, yakni kanker prostat.
Penyakit ini belum diketahui secara pasti pemicunya.
Namun terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko.
Seperti usia, riwayat keluarga, dan obesitas.
Baca juga: Apakah Diabetes pada Pria Dapat Mempengaruhi Kesuburan? Ini Kata dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And
Penjelasan dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang ini dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Selasa (20/7/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)