TRIBUNHEALTH.COM - Prostatitis ini merupakan suatu kondisi inflamasi atau infeksi pada prostat.
Bila wanita memiliki masa menopause, maka seorang pria akan memiliki gangguan keseimbangan pada hormon testosteron.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya pembesaran pada prostat.
Pembesaran ini bersifat jinak ataupun ganas.
Baca juga: dr Johannes Aritonang Jelaskan Pengaruh Riwayat Keluarga dalam Mengalami Penyakit Pembesaran Prostat
Gangguan ini, memiliki ciri khas menimbulkan infeksi.
Kondisi tersebut disebabkan oleh bakteri yang berasal dari saluran kemih atau penyakit menular seksual.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang menjelaskan penyebabnya.
Berdasarkan penuturannya, keadaan tersebut bisa terjadi apabila memiliki riwayat sering berganti pasangan.
Namun bisa juga disebabkan apabila pasangan memiliki riwayat berhubungan intim dengan orang lain yang kebetulan terinfeksi penyakit menular seksual.
Hal ini bisa mempengaruhi kondisi organ prostat sehingga menyebabkan peradangan pada prostat.
Baca juga: Kenali Perbedaan Pembesaran Kelenjar Prostat Jinak dan Ganas dari dr. Johannes Aritonang
Sehingga akhirnya terjadi kondisi Prostatitis.
Gejala Gangguan Prostat
Berikut beberapa gejala yang bisa dideteksi bila seseorang mengalami masalah pada organ prostat.
Di antaranya yakni:
1. Keluhan storage
Kondisi ini terjadi pada area penyimpanan kandung kemih.
keluhan tersebut ditandai dengan gejala iritatif.
Seperti pasien menjadi sering buang air kecil.
Seringkali frekuensi yang terjadi lebih dari 10 kali dalam sehari.
Selain itu pula ada keluhan urgensi, artinya tidak bisa menahan pada saat membung air kecil.
Sehingga menyebabkan mudah mengalami buang air kecil di celana.
Tidak hanya itu, pasien juga sering berkemih pada malam hari.
Baca juga: Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Jelaskan Pentingnya Menjaga Kesehatan Seksual
2. Keluhan Voiding
Kondisi ini ditandai dengan adanya masalah proses pembuangan sehingga menyebabkan terjadinya gangguan.
Gejala ini ditandai dengan pancaran kemih yang lemah daripada biasanya dan terputus (intermitensi).
Terkadang keluhan ini disertai dengan rasa nyeri hingga mengeluarkan darah.
Bahkan seringkali juga ditandai dengan keinginan buang air kecil namun sulit untuk mengeluarkannya serta merasa tidak puas setelah berkemih.
3. Gejala pasca buang air kecil
Gejala ini berupa urine menetes selama berkemih.
Baca juga: Benarkah Ukuran Penis Berpengaruh terhadap Kualitas Sperma? Begini Tanggapan dr. Rahmawati Thamrin
Penjelasan dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang ini dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Selasa (20/7/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)