TRIBUNHEALTH.COM - Prostat memiliki fungsi untuk mengeluarkan cairan yang melindungi dan menutrisi sperma sebelum dikeluarkan.
Berbagai gangguan dapat terjadi pada organ prostat. Salah satunya seperti mengalami pembesaran prostat.
Kondisi ini diketahui dapat terjadi pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi pembesaran prostat.
Baca juga: Mengenal Fungsi Prostat dan Gangguannya dari Dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang
Lantas seberapa besar kemungkinan seseorang menderita pembesaran prostat yang terjadi akibat faktor genetik?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang memberikan penjelasannya.
Berdasarkan penuturannya, seseorang yang memiliki riwayat keluarga (ayah atau kakek) dengan diagnosa pembesaran prostat jinak atau ganas, memiliki risiko 2 hingga 2,5 kali lipat.

Selanjutnya, bila telah memiliki keluarga dengan kondisi kanker prostat, maka ia menganjurkan untuk melakukan screening.
"Misalnya di usia 40 awal, kita sudah minta anaknya untuk melakukan screening."
"Screening Prostat Specific Antigen (PSA) biasanya," imbuh Johannes.
Baca juga: Kenali Perbedaan Pembesaran Kelenjar Prostat Jinak dan Ganas dari dr. Johannes Aritonang
3 Gangguan pada Prostat
Berbagai gangguan dapat terjadi pada organ prostat. Di antaranya yakni:
1. Prostatitis
Bila wanita memiliki masa menopause, maka seorang pria akan memiliki gangguan keseimbangan pada hormon testosteron.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya pembesaran pada prostat.
Pembesaran ini bersifat jinak ataupun ganas. Bahkan bisa menimbulkan infeksi.

Kondisi ini disebut dengan prostatitis.
Prostatitis ini merupakan suatu kondisi inflamasi atau infeksi pada prostat.
Kondisi tersebut disebabkan oleh bakteri yang berasal dari saluran kemih atau penyakit menular seksual.
Baca juga: Benarkah Ukuran Penis Berpengaruh terhadap Kualitas Sperma? Begini Tanggapan dr. Rahmawati Thamrin
2. Benign Prostatic Huoperplasia (BPH).
Selanjutnya kondisi lain yang bisa terjadi pada organ prostat adalah Benign Prostatic Huoperplasia (BPH).
BPH terjadi lantaran kelenjar prostat membesar dan dapat menghambat aliran urine.
3. Kanker prostat

Berikutnya yang umum didengarkan oleh masyarakat, yakni kanker prostat.
Penyakit ini belum diketahui secara pasti pemicunya.
Namun terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko.
Seperti usia, riwayat keluarga, dan obesitas.
Baca juga: Apakah Diabetes pada Pria Dapat Mempengaruhi Kesuburan? Ini Kata dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And
Penjelasan dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang ini dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Selasa (20/7/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)