TRIBUNHEALTH.COM - Prostat merupakan bagian dari sistem reproduksi pria.
Organ ini berbentuk kecil dan terletak di bagian dasar kandung kemih.
Meski memiliki bentuk yang kecil, namun seseorang wajib menjaga kesehatan organ ini.
Baca juga: dr Johannes Aritonang Jelaskan Pengaruh Riwayat Keluarga dalam Mengalami Penyakit Pembesaran Prostat
Pasalnya berbagai gangguan dapat terjadi pada organ prostat.
Salah satunya adalah mengalami kondisi Prostatitis.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, seseorang yang mengalami kondisi ini, dianggap memiliki gejala yang lebih berat daripada menderita gangguan prostat lain, seperti Benign Prostatic Huoperplasia (BPH).

Hal tersebut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang.
Pernyataan tersebut diungkapkan, pasalnya seringkali pasien yang menderita prostatitis mengalami keluhan nyeri.
Keluhan ini terjadi akibat adanya proses inflamasi atau proses peradangan.
Baca juga: Gejala Pembesaran Prostat Jinak dan Ganas menurut dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang
Sehingga terkadang, meski tidak berkemih, seseorang bisa mengalami rasa nyeri.
"Lagi diam bisa nyeri, muncul di daerah rongga panggul," imbuhnya.
Bahkan tak jarang, pada saat berhubungan akan melakukan ejakulasi, pasien bisa mengeluarkan sperma bercampur dengan darah.
Prostatitis bersifat Infeksi
Bila wanita memiliki masa menopause, maka seorang pria akan memiliki gangguan keseimbangan pada hormon testosteron.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya pembesaran pada prostat.

Pembesaran ini bersifat jinak ataupun ganas.
Gangguan ini, kata Johannes memiliki ciri khas menimbulkan infeksi. Kondisi ini disebut dengan prostatitis.
Prostatitis ini merupakan suatu kondisi inflamasi atau infeksi pada prostat.
Kondisi tersebut disebabkan oleh bakteri yang berasal dari saluran kemih atau penyakit menular seksual.
Baca juga: Apakah Diabetes pada Pria Dapat Mempengaruhi Kesuburan? Ini Kata dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And
Penjelasan dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang ini dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Selasa (20/7/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)