Breaking News:

Mom and Baby

Dokter, Apa Penyebab Meningkatnya Kasus Campak pada Anak di Indonesia?

Penyakit campak dapat meluar dengan cepat, terutama pada anak-anak yang belum melakukan imunisasi campak. 

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Melia Istighfaroh
regional.kompas.com
ilustrasi anak yang mengalami campak, berikut penjelasan Dokter Spesialis Anak mengenai campak pada anak 

TRIBUNHEALTH.COM - Campak adalah infeksi virus dari keluarga Paramyxovirus yang sangat menular dan menyebabkan ruam kulit di seluruh tubuh. 

Ruam adalah gejala umum yang bisa bertahan hingga 7 hari dan muncul dalam 14 hari setelah terpapar virus. 

Biasanya berkembang di kepala dan perlahan menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Gejala lainnya adalah demam, pilek, mata merah, sakit tenggorokan, dan bintik-bintik putih di dalam mulut. 

Baca juga: Dokter, Benarkah Penyakit Campak Mudah Menular dan Apa Saja Gejalanya?

ilustrasi anak yang mengalami campak, berikut penjelasan Dokter Spesialis Anak mengenai campak pada anak
ilustrasi anak yang mengalami campak, berikut penjelasan Dokter Spesialis Anak mengenai campak pada anak (health.grid.id)

Campak ini meluar dengan cepat, terutama pada anak-anak yang belum melakukan imunisasi campak. 

Membahas mengenai campak, terdapat pertanyaan yang diajukan pada dr. Aisya Fikritama, Sp.A.

dr. Aisya Fikritama, Sp.A merupakan seorang Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit UNS Solo.

Baca juga: 6 Cara Mengganti Popok Bayi dengan Benar, Bantu Cegah Ruam Popok

Pertanyaan: 

Dokter, kasus campak pada anak di Indonesia terus meningkat, apa penyebab meningkatnya kasus campak ini?

Trias, Sukoharjo. 

2 dari 4 halaman

dr. Aisya Fikritama, Sp.A yang Merupakan Dokter Spesialis Anak Menjawab:  

Kenapa terjadi KLB atau campak mewabah lagi di Indonesia?

Imunisasi campak ini sudah masuk ke dalam program wajib nasional, dan seharusnya campak tidak lagi mewabah. 

Menurut Kemenkes RI pada tahun 2023 dan 2024, ternyata ada kasus peningkatan campak di Indonsia dan beberapa daerah melaporkan Kejadian Luar Biasa atau KLB. 

Kejadian ini ternyata kaitannya dengan cakupan imunisasi dasar lengkap. 

Vitamin untuk mendukung tumbuh kembang anak agar lebih optimal, klik di sini untuk mendapatkannya.

Baca juga: 5 Alasan Baby Oil Harus Digunakan Rutin oleh Bayi, Selain Melembapkan Kulit Ini yang Akan Didapat

ilustrasi anak yang mengalami campak, berikut penjelasan Dokter Spesialis Anak mengenai campak pada anak
ilustrasi anak yang mengalami campak, berikut penjelasan Dokter Spesialis Anak mengenai campak pada anak (kompasiana.com)

Imunisasi dasar seharusnya dilakukan di 2 tahun pertama, yaitu pada usia 9 bulan dan pada 18 bulan, kemudian dilanjutkan pada bulan BIAS. 

Cakupan imunisasi dasar seharunya di angka 95 persen, namun cakupan imuniasi ini ternyata angkanya menurun di bawah 95 persen.

Kondisi ini terjadi karena pada tahun 2021 sampai 2023 waktu Covid-19, banyak orang tua yang takut membawa anaknya ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan.

Baca juga: 6 Manfaat Minyak Zaitun untuk Bayi, Bagus untuk Kulit hingga Dukung Perkembangan Otak

Ini menyebabkan terbentuknya immunity gap (kesenjangan kekebalan tubuh). 

3 dari 4 halaman

Kelompok anak yang tidak mendapatkan imunisasi menyebabkan mereka lebih rentan dan belum terlindungi terhadap virus campak ini. 

Akhirnya kondisi ini menyebabkan peningkatkan kasus campak lebih dari 37 negara pasca pandemi Covid-19.

Peningkatkan kasus campak terjadi akibat turunnya cakupan imunisasi pada anak di 2 tahun pertama. 

Profil dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A
Profil dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A (Dok. Pribadi dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A)

Profil Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A

dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, merupakan Dokter Spesialis Anak yang kini berpraktik di RS UNS Sukoharjo dan Balai Kesehatan Masyarakat Ambarawa.

dr. Aisya menyelesaikan pendidikan SMA lewat program akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta.

Tertarik dengan dunia kedokteran, dr. Aisya kemudian menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Pengalaman kerja dr. Aisya sangat beragam.

Baca juga: Profil dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS UNS Sukoharjo

dr. Aisya pernah bekerja sebagai dokter internship di RSUD Pandanarang Boyolali dan Puskesmas Boyolali II, kemudian berlanjut sebagai dokter umum di berbagai institusi termasuk Klinik Kimia Farma Adi Sucipto dan RS UNS.

Pada tahun 2023, ia pernah bekerja di RSU Asy Syifa Sambi Boyolali.

4 dari 4 halaman

dr. Aisya kemudian bergabung dengan RS UNS Sukoharjo sebagai dokter spesialis anak, serta menjadi dosen dan staf pengajar hingga kini.

dr. Aisya juga aktif memberikan edukasi mengenai kesehatan anak melalui media sosial miliknya @dr.aisyafik.

Jika ingin berkonsultasi dengan dr. Aisya, silahkan langsung mengunjungi RS UNS Solo atau mengunjungi Instagram @rumahsakituns untuk mengetahui jadwal praktiknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di 

Google News

(Tribunhealth.com)

Baca juga: 6 Manfaat Kaldu Tulang Sapi untuk MPASI, Bagus untuk Tulang hingga Sistem Pencernaan Si Kecil

Berikut ini susu formula untuk mendukung tumbuh kembang anak, klik di sini untuk mendapatkannya.

Susu Pertumbuhan Rasa Vanila untuk usia 1-3 Tahun.

Dengan 0g Sukrosa dan satu-satunya susu dengan Lactobacillus Reuteri, probiotik baik untuk dukung pencernaan baik si kecil. 

LACTOGROW PRO dukung Tubuh Aktif dan Berpikir Kreatif si Kecil.

Nestlé LACTOGROW PRO diformulasikan secara khusus oleh para ahli di Nestlé Research Centre dan Switzerland.

Berikut ini susu formula untuk mendukung tumbuh kembang anak, klik di sini untuk mendapatkannya.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comRuamwabah
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved