TRIBUNHEALTH.COM - Keracunan makanan sering kali tidak parah dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Kendati demikian, gejalanya bisa mengganggu dan menyebabkan dehidrasi karena kehilangan cairan akibat gejala muntah yang ditimbulkan.
Pada beberapa kasus, keracunan makanan juga bisa parah dan bahkan mengancam nyawa.
Keracunan makanan bisa terjadi karena ketidakbersihan dalam mengelola makanan, baik selama proses penyiapan maupun penyimpanan.
Akibatnya, makanan terkontaminasi bakteri, parasit, virus, atau racun berbahaya yang akhirnya tertelan oleh tubuh.
Lantas, apa saja makanan yang berpotensi memicu keracunan?
Melansir Healthline, berikut ini uraiannya.
1. Unggas yang tidak dimasak sempurna

Unggas mentah dan setengah matang merupakan sumber umum keracunan makanan.
Untuk mengurangi risiko, masak daging ayam, bebek, dan kalkun hingga matang sempurna.
Ini akan menghilangkan bakteri berbahaya yang ada.
Baca juga: Buku Kesehatan Ibu dan Anak atau KIA untuk Apa Saja? Ini Jawaban Bidan
2. Sayur hijau yang tidak dicuci
Sejumlah sayur hijau seringkali dapat membawa bakteri berbahaya seperti E. coli, Salmonella, dan Listeria.
Untuk mengurangi risiko keracunan, selalu cuci sayuran.
Jika Anda membeli salad sayur siap makan, lebih baik hanya beli salad kemasan yang telah didinginkan.
3. Ikan dan kerang

Ikan dan kerang merupakan dua sumber keracunan makanan yang banyak terjadi.
Ketika ikan disimpan pada suhu yang salah, ada risiko kontaminasi histamin, racun yang diproduksi oleh bakteri pada ikan.
Sayangnya, histamin tidak hancur oleh suhu memasak normal dan menyebabkan jenis keracunan makanan yang dikenal sebagai keracunan scombroid.
Keracunan ini menyebabkan berbagai gejala termasuk mual, mengi, dan pembengkakan pada wajah dan lidah.
Baca juga: 4 Fungsi Vitamin C untuk Kesehatan Anak, Beserta Contoh Makanan yang Bisa Dipilih
Kerang juga sama.
Alga yang dikonsumsi oleh kerang menghasilkan banyak racun, dan racun ini dapat menumpuk di dalam daging kerang, sehingga membahayakan manusia saat mengonsumsinya.
Untuk mengurangi risiko, pilihlah makanan laut yang dibeli di toko terpercaya dan simpan dalam lemari pendingin sebelum digunakan.
4. Nasi

Siapa sangka, makanan utama orang Indonesia ini juga berisiko menyebabkan keracunan.
Beras mentah dapat terkontaminasi spora Bacillus cereus, bakteri yang menghasilkan racun penyebab keracunan makanan.
Spora ini dapat hidup dalam kondisi kering.
Misalnya, mereka dapat bertahan hidup dalam kemasan beras mentah.
Spora ini bisa tumbuh menjadi bakteri dan berkembang biak ketika nasi yang sudah dimasak didiamkan dalam suhu ruangan untuk jangka waktu lama.
Untuk mengurangi risiko, sajikan nasi segera setelah matang dan segera dinginkan sisa nasi setelah dimasak.
Saat memanaskan kembali nasi yang sudah matang, pastikan nasi panas mengepul sepenuhnya.
Baca juga: Fakta dan Manfaat Ceker Ayam untuk Ibu Hamil, Laya Nutrisi hingga Cegah Anemia
5. Susu yang tidak melewati proses pasteurisasi
Pasteurisasi adalah proses memanaskan cairan atau makanan untuk membunuh mikroorganisme berbahaya.
Produsen makanan mempasteurisasi susu, termasuk produk olahannya seperti keju, agar aman dikonsumsi.
Pasteurisasi membunuh bakteri dan parasit berbahaya seperti Brucella, Campylobacter, Cryptosporidium, E. coli, Listeria, dan Salmonella.
Sebaliknya, produk susu yang tidak dipasteurisasi telah dikaitkan dengan risiko tinggi keracunan makanan.
6. Telur
Telur memang bergizi, murah, dan mudah diolah.
Namun telur juga bisa menjadi sumber keracunan makanan jika dikonsumsi mentah atau setengah matang.
Hal ini karena telur dapat membawa bakteri Salmonella, yang dapat mencemari kulit telur dan bagian dalam telur.
(TribunHealth.com)