TRIBUNHEALTH.COM - Kehamilan memicu berbagai perubahan fisik maupun emosional pada ibu hamil.
Salah satu perubahan yang sering dialami oleh ibu hamil adalah perut yang terasa kencang, keras, atau timbul rasa tidak nyaman.
Perut kencang saat hamil adalah keluhan yang kerap muncul di hampir setiap trimester kehamilan.
Baca juga: 5 Manfaat Vitamin B6 untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Cegah Janin Lahir dengan Berat Badan Rendah
Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, tergantung pada waktu keluhan tersebut terjadi.
Keluhan ini bisa terjadi karena perbahan hormon atau merupakan tanda dari perkembangan janin.
Penyebab Perut Terasa Kencang Saat Hamil
Berikut ini ada beberapa penyebab yang harus dipahami ibu hamil saat perut terasa kencang dan tidak nyaman.
1. Perkembangan janin
Perut kencang yang dirasakan ibu hamil pada trimester pertama kehamilan, kemungkinan besar disebabkan oleh rahim yang meregang.
Kondisi ini merupakan hal yang normal, karena rahim harus menyediakan tempat yang lebih besar untuk mendukung perkembangan janin.
Untuk mengatasi kondisi ini, ibu hamil bisa mengatur posisi tubuh senyaman mungkin, terutama saat sedang duduk dan berbaring.
Susu ibu hamil untuk memenuhi nutrisi ibu dan janin di dalam kandungan, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca juga: 7 Buah Tinggi Kalsium yang Aman Dikonsumsi Ibu Hamil
2. Penumpukan gas di dalam perut
Saat hamil, ibu hamil akan mengalami perubahan hormon, termasuk peningkatkan hormon progesteron.
Peningkatkan hormon progesteron ini bisa membuat kerja otot perut melemah, yang akhirnya menyebabkan lebih banyak gas terjebak di dalam perut.
Selain membuat ibu hamil mudah kembung, penumpukan gas juga akan membuat perut terasa kencang dan mengeras.
Ibu hamil sebaiknya menghindari beberapa makanan yang mengandung gas saat kondisi ini terjadi.
Seperti brokoli, kubis, bawang, susu, permen karet, dan makanan bertepung.
3. Dehidrasi
Dehidrasi dalam waktu yang lama saat kehamilan dapat menyebabkan berkurangnya volume cairan ketuban.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya Braxton-hicks, yang bisa menyebabkan perut ibu hamil terasa lebih kencang.
Dehidrasi parah saat kehamilan bisa berdampak buruk, baik itu pada ibu hamil atau janin yang ada di dalam kandungan.
Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan kelainan pada janin.
Oleh karena itu, ibu hamil diimbau untuk memenuhi kebutuhan cairan saat hamil.
Baca juga: 5 Manfaat Makan Belut untuk Ibu Hamil, Cegah Anemia hingga Dukung Tumbuh Kembang Janin
4. Braxton-hicks
Braxton-hicks atau kontraksi palsu juga dapat menyebabkan perut ibu hamil terasa tegang.
Kontraksi palsu ini sering dialami oleh ibu hamil yang aktif melakukan hubungan intim.
Meskipun kondisi ini tidak membahayakan, ibu hamil diimbau untuk mengetahui cara membedakan kontraksi asli dan kontraksi palsu.
Umumnya, kontraksi palsu atau braxton-hicks ini berlangsung singkat.
5. Tanda segera melahirkan
Selain kontraksi palsu, perut terasa kencang juga bisa menjadi tanda kontraksi asli, yang menandakan waktu melahirkan sudah dekat.
Menurut Nemours KidsHealth, kontraksi tanda melahirkan umumnya terjadi lebih sering dan dengan jeda yang lebih singkat.
Misalnya, kontraksi awal terjadi 15 menit sekali dapat bertambah menjadi 10 menit sekali.
Selain perut terasa kencang, tanda segera melahirkan yang harus diperhatikan adalah kram perut, pembukaan, keluarnya lendir mirip keputihan, hingga pecah ketuban.
Baca juga: 5 Manfaat Vaksin Flu untuk Ibu Hamil, Termasuk Mencegah Kelahiran Prematur
6. Kandung kemih yang penuh
Kandung kemih yang penuh akan mendorong otot di sekitarnya untuk meregang, termasuk otot dasar panggul yang menyokong rahim.
Kondisi ini dapat menyebabkan perut ibu hamil terasa kencang.
Menurut Lamaze International, kandung kemih yang penuh dapat meningkatkan intensitas kontraksi palsu.
Untuk mencegah perut kencang akibat kandung kemih penuh, pastikan Anda tidak menahan buang air kecil.
7. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kondisi ketika sel telur yang seharusnya menempel pada rahim justru menempel di tempat lain, seperti tuba falopi.
Kerusakan tuba falopi akibat kehamilan ektopik dapat menyebabkan perut kencang dan tegang selama kehamilan.
Kehamilan ektopik ini juga disertai dengan gejala lain seperti peradarahan vagina, nyeri perut bawah, hingga pusing.
Baca juga: Susah Tidur Saat Hamil? Terapkan 6 Tips Berikut untuk Mengatasinya
8. Keguguran
Tekanan dari rahim untuk mengeluarkan jaringan saat keguguran bisa jadi penyebab perut terasa kencang.
Kondisi ini disertai dengan keluarnya darah berbentuk gumpalan.
Jika Anda merasakan perut kencang yang tidak lekas membaik, atau disertai dengan gejala tertentu, segera berkonsultasi dengan dokter.
Cara Mengatasi Perut Kencang Saat Hamil
Ada beberapa cara yang bisa dilakukn ibu hamil untuk mengatasi perut kencang saat hamil.
- Minum segelas air putih agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik
- Mandi dengan air hangat
- Hindari berganti posisi secara tiba-tiba
- Tempelkan kompres hangat pada perut
- Gerakkan tubuh, misalnya berjalan atau melakukan peregangan supaya lebih rileks.
Jika beberapa upaya di atas sudah dilakukan, tapi perut masih terasa kencang, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 6 Tips Menambah Nafsu Makan yang Menurun Saat Hamil, Bantu Penuhi Nutrisi Ibu Hamil
Asam folat untuk ibu hamil dan mendukung perkembangan janin, klik di sini untuk mendapatkannya.
FOLAVIT digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan Asam Folat terutama untuk ibu hamil dan menyusui.
Komposisi: Tiap tablet mengandung asam folat 400 mcg .
Dosis: 1) Anemia megaloblastik akibat kekurangan asam folat: 5 mg/hari selama 4 bulan hingga 15 mg/hari pada fase malabsorpsi.
2) Pencegahan anemia megaloblastik pada masa kehamilan: 0.2-0.5 mg/hari
3) Pencegahan kecacatan tabung syaraf (neural tube defect) pada masa kehamilan: 4 atau 5 mg/hari.4) Suplemen untuk wanita yang baru memiliki anak pertama (child-bearing) 0.4 mg/hari.
Indikasi: Membantu memenuhi kebutuhan Asam Folat terutama untuk ibu hamil dan menyusui.
Perhatian Khusus: Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakan produk ini, terutama apabila ingin menggunakan pada kondisi sedang hamil, menyusui, sakit tertentu, akan menjalani operasi atau sedang menggunakan obat-obatan lain.
Hentikan penggunaan apabila muncul efek yang tidak diinginkan saat penggunaan dan segera konsultasi kepada dokter.