TRIBUNHEALTH.COM - Banyak orang enggan mengonsumsi daging kambing karena khawatir memicu berbagai penyakit, seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung.
Padahal, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Jika diolah dan dikonsumsi dengan cara yang tepat, daging kambing justru memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan jenis daging lainnya.
Daging kambing mengandung lemak, kalori, dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan daging sapi maupun ayam.
Selain itu, kandungan zat besi dan kalium dalam daging kambing juga lebih tinggi, sehingga bermanfaat untuk kesehatan, terutama bagi orang yang rentan mengalami anemia.
Namun, untuk mendapatkan manfaat tersebut, cara pengolahan dan porsi konsumsi daging kambing tetap perlu diperhatikan.

Baca juga: Rutinitas Pagi yang Meningkatkan Energi Sepanjang Hari, Terapkan Mulai Sekarang
Berikut beberapa cara sehat mengolah daging kambing agar tetap aman untuk dikonsumsi:
1. Pilih Daging Kambing yang Segar
Langkah pertama adalah memilih daging kambing yang masih segar. Daging yang segar memiliki warna merah cerah dan tekstur yang kenyal.
Hindari membeli daging yang warnanya pucat, berlendir, atau berbau tidak sedap, karena bisa jadi sudah mulai rusak atau terkontaminasi bakteri.
2. Pilih Bagian Daging yang Rendah Lemak
Pilihlah bagian daging yang mengandung sedikit lemak, seperti paha belakang atau bagian has luar. Jika terdapat lemak berlebih pada daging, sebaiknya buang terlebih dahulu sebelum memasaknya.
Mengurangi lemak akan membantu menurunkan kadar kolesterol dalam olahan daging kambing.
Baca juga: 8 Jenis Olahraga Ini Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi
3. Batasi Penggunaan Bumbu yang Berlebihan
Daging kambing sering diolah menjadi masakan seperti sate, gulai, atau nasi goreng, yang umumnya menggunakan banyak bumbu, minyak, dan penyedap rasa.
Padahal, penggunaan bumbu berlebihan, seperti kecap manis, gula, atau penyedap rasa, dapat meningkatkan jumlah kalori dan natrium yang masuk ke tubuh. Terlalu banyak garam juga bisa meningkatkan risiko hipertensi.

4. Hindari Menggoreng dengan Minyak Berlebihan
Memasak daging kambing dengan suhu tinggi, seperti menggoreng dalam minyak banyak (deep-fried), berisiko menghasilkan zat karsinogen yang bisa memicu kanker.
Sebaiknya pilih metode memasak yang lebih sehat seperti direbus, dikukus, atau dipanggang dengan sedikit minyak.
Baca juga: Bolehkah Penderita Hipertensi Makan Daging Kambing? Ini Cara Aman Konsumsinya
5. Gunakan Minyak Sehat
Jika tetap ingin menggoreng, gunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun atau minyak kanola, dan hindari penggunaan mentega atau margarin yang tinggi lemak jenuh.
6. Tambahkan Sayuran
Agar nutrisi tetap seimbang, sebaiknya sajikan daging kambing bersama sayuran segar atau rebus.
Serat dari sayuran dapat membantu menurunkan kolesterol dan memperlancar pencernaan.
7. Batasi Porsi Konsumsi
Meskipun diolah dengan cara yang sehat, konsumsi daging kambing tetap harus dibatasi.
Mengonsumsi daging merah dalam jumlah berlebihan tetap berisiko memicu masalah kesehatan seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi.
Dengan memperhatikan cara pengolahan dan porsinya, daging kambing tetap bisa menjadi pilihan menu yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Baca juga: Hindari 10 Makanan dan Minuman Ini, Diam-diam Memicu Hipertensi
Cek artikel dan berita kesehatan lain di
(TribunHealth.com)
Dapatkan Alat Cek 3in1 Elvasense (Gula Darah, Kolesterol & Asam Urat) di sini
Elvasense 3in1 Multifunction Monitoring System (EMS10) adalah alat monitoring lengkap yang dirancang khusus untuk memantau kadar GULA DARAH, KOLESTEROL dan ASAM URAT dalam satu alat.
Design yang ergonomis dan simpel memudahkan untuk dibawa kemanapun, dan sudah dilengkapi dengan lampu indikator strip dan hasil.
Tingkat akurasi telah terstandarisasi ISO EN 15197:2013.
Strip-nya sudah single packed design, menjaganya tetap higienis, efektif dan telah menggunakan tipe Enzym GDH-FAD (Glucose Dehydrogenase-FAD) untuk gula darah yang merupakan inovasi terbaru dan lebih akurat.
- Tidak terpengaruh Maltosa dan Icodextrin (Gula Non-Glucose) sehingga sangat cocok digunakan bagi pasien dengan gangguan penyimpanan glikogen maupun bagi pasien yang sedang dalam perawatan akibat gagal ginjal (peritoneal dialysis)
- Tidak terkontaminasi udara