Breaking News:

Mom and Baby

Tanda-tanda Ibu Menyusi Mengalami Depresi Postpartum, Waspada Moms Gejala Sering Tidak Disadari

Depresi postpartum sering terjadi pada ibu yang baru pertama kali memiliki anak, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada kelahiran anak berikutnya

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Melia Istighfaroh
freepik.com
ilustrasi ibu menyusui yang mengalami depresi postpartum 

TRIBUNHEALTH.COM - Proses menyusui selain menbutuhkan persiapan dari sorang ibu itu sendiri, juga membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar, terutama dari suami. 

Ketika lingkungan tidak mendukung, terutama suami, ibu menyusui akan lebih mudah merasa lelah hingga kurang istirahat. 

Inilah yang akan menyebabkan stresor lebih meningkat, yang akhirnya membuat ibu lebih mudah masuk ke dalam fase baby blues dan bahkan depresi postpartum. 

Baca juga: 5 Cara Atasi Stres pada Orang Tua yang Memiliki Toddler, Quality Time Bisa jadi Pilihan

ilustrasi ibu menyusui yang mengalami depresi postpartum
ilustrasi ibu menyusui yang mengalami depresi postpartum (kompas.com)

Dilansir dari YouTube Tribun Health, Konselor Laktasi, dr. Pritta Diyanti, CIMI, CBD memberikan penjelasan tentang tanda-tanda depresi postpartum yang jarang disadari.

Menurut penjelasan dr. Pritta, pasca melahirkan pasti akan ada suatu perubahan yang dirasakan oleh seorang ibu. 

Ada beberapa ibu yang merasakan lebih cemas, bersih, karena mungkin ekspektasi dan realitanya tidak sesuai apa yang ia bayangkan. 

Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Menyusui, Konselor Laktasi Imbau Lakukan Ini

Kondisi ini jika terus-menerus terjadi, bisa menyebabkan seorang ibu mengalami baby blues, karena itu terus sedih dan cemas. 

Baby blues biasanya terjadi kurang lebih 2 minggu di awal kelahiran. 

Ini terjadi karena adanya suatu perubahan pada seorang ibu, misalnya ibu merasa stres, down, sedih, tapi nantinya ada regulasi untuk ibu beradaptasi terhadap stresor tersebut. 

Ketika stresornya terlewati, ibu akan mampu menanggulangi stres nya itu sendiri. 

ilustrasi ibu menyusui yang mengalami depresi postpartum
ilustrasi ibu menyusui yang mengalami depresi postpartum (Pexels)
2 dari 4 halaman

"Kalau misalnya dalam waktu 2 minggu bisa diatasi oleh ibu, biasanya kita diagnosis sebagai baby blues," terang dr. Pritta.

"Baby blues ini terjadi kurang lebih 80 persen di fase-fase kelahiran."

"Jadi memang banyak banget, kebanyakan ibu mampu menanggulangi stresor tersebut," lanjutnya. 

Baca juga: Manfaat Psikologis Menyusui untuk Ibu dan Sang Buah Hati, Salah Satunya Hilangkan Stres

dr. Pritta menjelaskan, untuk ibu yang tidak bisa menanggulangi stresor tersebut, maka ibu itu bisa jatuh ke dalam fase depresi postpartum. 

Depresi postpartum ini tidak hanya terjadi di awal kelahiran saja, tetapi bisa muncul sepanjang tahun dari masa kelahiran. 

"Jadi dalam waktu satu tahun itu bisa muncul gejala-gejala depresi postpartum yang biasanya gejalanya bisa berlangsung dua minggu atau lebih," ungkap dr. Pritta. 

ilustrasi ibu menyusui yang mengalami depresi postpartum
ilustrasi ibu menyusui yang mengalami depresi postpartum (Pexels)

Tanda-tanda Depresi Postpartum

Beberapa tanda-tanda depresi postpartum yang harus dikenali seorang ibu antara lain seperti berikut. 

  • Sering bersedih
  • Sering merasa tidak mood
  • Tidak bisa berkosentrasi
  • Nafsu makan berkurang
  • Tidur terganggu
  • Tidak bisa merawat dirinya dengan baik
  • Sering punya pikiran takut melukai bayinya
  • Pada kasus terburuk, punya keinginan untuk mengakhiri hidupnya 

Baca juga: 6 Cara Agar Anak Cepat Bisa Bicara, Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

"Ini masuk ke dalam fase yang namanya depresi postpartum."

"Biasanya ibu-ibu yang mengalami masalah ini sering kali tidak sadar karena gejalanya tidak  langsung muncul semua."

3 dari 4 halaman

"Jadi gejalanya muncul satu persatu hingga merambat ke gejala yang lain."

"Dan kebanyakan ibu-ibu tidak sadar kalau sebetulnya sudah mesuk ke dalam depresi postpartum," jelas dr. Pritta. 

Untuk ibu-ibu menyusui yang memiliki kendala dan menemukan tanda-tanda di atas, ada baiknya segera berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan solusi terbaik. 

Penjelasan ini disampaikan oleh Konselor Laktasi, dr. Pritta Diyanti, CIMI, CBD dalam tayangan YouTube Tribun Health.

Cek Berita dan Artikel yang lain di 

Google News

(Tribunhealth.com)

Baca juga: Ciri-ciri Toxic Parenting yang Tak Boleh Dilakukan Orang Tua, Bisa Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Berikut ini suplemen Renovit untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya. 

RENOVIT KAPLET merupakan multivitamin dan mineral yang digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan multivitamin dan mineral. 

Vitamin dan mineral renovit bekerja sama untuk membantu menjaga kesehatan.

4 dari 4 halaman

Indikasi Umum

Membantu memenuhi kebutuhan multivitamin dan mineral harian dan membantu menjaga kesehatan tubuh

Dosis : 1 kaplet per hari

Aturan Pakai : Dikonsumsi setelah makan

Efek Samping

- Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-masing individu. 

- Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.

Berikut ini suplemen Renovit untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya. 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdepresiPostpartumBaby Bluesdr. Pritta Diyantikonselor laktasi Baby Blues
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved