TRIBUNHEALTH.COM - Akhir-akhir ini perhatian masyarakat dan pemerintah tentang kesehatan jiwa cenderung meningkat.
Hal ini karena kesehatan jiwa sekarang ini banyak diberitakan melalui media online, seperti media sosial, televisi, radio, hingga surat kabar.
Kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan manusia, karena manusia terdiri dari jiwa dan raga.
Jiwa ini meliputi nilai-nilai dari sisi pikiran, perilaku, dan juga sisi perasaan yang dirasakan oleh manusia.
Ketika pikiran, perilaku, dan perasaan sesuai dengan kondisi masyarakat rata-rata, dan kita bisa berperan dan berfungsi sebagai mana mestinya, itu bisa dikatakan Anda sehat jiwa atau sehat mental.
Banyak anggapan bahwa generasi Z sekarang ini rentan terhadap kesehatan mental, lantas apa penyebabnya?
Baca juga: 4 Keuntungan Makan Royal Jelly, Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi hingga Kelola Gula Darah

Baca juga: Rutin Minum Madu Setiap Hari? Ini Manfaat Baik yang Akan Didapatkan Oleh Tubuh
Dilansir dari YouTube Tribun Health, Dokter Spesialis Dokter Spesialis Jiwa dari RS Nirmala Suri, dr. Taufik Ismail, Sp. KJ memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.
Generasi Z adalah generasi yang lahir dari tahun 1997 hingga 2012, dan bisa dikatakan memasuki usia remaja dan dewasa awal.
Menurut dr. Taufik, memasuki periode remaja dan dewasa awal, periode ini merupakan bagian populasi yang rentan mengalami kesehatan jiwa.
Ada juga populasi lain yang rentan mengalami kesehatan jiwa, misalnya populasi lansia, ibu hamil dan melahirkan, balita, serta anak-anak.
"Jadi semua bagian dari populasi kita sebenarnya punya kerentanan tersendiri."
"Diantara populasi tersebut, generasi Z merupakan salah satu yang lebih rentan, karena pada usia remaja ini seseorang biasanya mulai membentuk karakter atau sifat-sifatnya mulai menetap."
"Dan pada generasi remaja ini, mereka mulai merasa sudah dewasa, mulai merasa sudah bisa menentukan pilihannya sendiri. "
"Sehingga mereka banyak berinteraksi selain dengan keluarga di rumah, juga dengan teman-teman di luar, dengan rekan kerja, dan dengan masyarakat," jelas dr. Taufik.
Baca juga: 4 Alasan Harus Minum Susu Oat, Bagus untuk Tulang hingga Turunkan Kolesterol

Baca juga: 5 Efek Samping Minum Kopi Susu Terlalu Sering, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh
Tak hanya itu, di sisi lain, menurut dr. Taufik fenomena media sosial juga banyak mempengaruhi kesehatan mental pada generasi Z.
Bermain media sosial dengan rentang waktu yang cukup panjang, misalnya sekitar 8-12 jam sehari, hal ini dapat memberi pengaruh banyak terhadap kesehatan mental generasi Z.
"Jadi baik itu dari sisi yang positif ataupun negatif, misalnya pornografi barang kali, belum lagi judi online, tayangan kekerasan, itu juga akan membentuk karakter generasi Z."
"Generasi Z ini tantangannya lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya, generasi milenial ataupun generasi baby boomers," ungkap dr. Taufik.
dr. Taufik menuturkan, tantangan generasi Z lebih besar, sehingga apabila tidak pintar-pintar membawa diri, maka bisa mengalami masalah-masalah mental dan itu sudah banyak dibuktikan di beberapa penelitian.
"Misalnya di Jakarta pada populasi anak sekolah, SMP atau SMA, itu kurang lebih sekitar 5 persen menunjukkan gejala depresi," terang dr. Taufik.
Oleh karena itu, selain memilah lingkungan pertemanan, pentingnya membatasi diri dalam bermain media sosial dapat membantu menjaga kesehatan mental generasi Z.
Baca juga: Daftar Produk Alternatif Pengganti Produk Pro Israel di Indonesia, Ada Wings hingga Lion
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Dokter Spesialis Jiwa dari RS Nirmala Suri, dr. Taufik Ismail, Sp. KJ dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)