TRIBUNHEALTH.COM - Saffron memang sering menjadi perbincangan masyarakat.
Orang Indonesia menggunakan saffron sebagai obat untuk kesehatan.
Saffron termasuk bunga yang dikenal oleh masyarakat karena biasa digunakan untuk pewarna hingga bumbu masakan.
Bunga ini berasal dari Asia Barat Daya.
Namun, kebanyakan saffron yang memiliki kualitas terbaik berasal dari Yunani dan Italia.
Rupanya saffron masuk dalam kategori bunga yang mahal.
Pasalnya, pengambilan putik dari saffron'>bunga saffron ini butuh proses panen 2 tahun sekali dan caranya masih manual.
Ribuan bahkan jutaan bunga saffron akan diproses satu per satu dengan tangan, tanpa bantuan mesin.

Baca juga: 7 Manfaat Konsumsi Gula Batu bagi Kesehatan, Hati-hati Kangan Konsumsi Berlebih, Ini Efek Sampingnya
Dari 1 ton bunga pun hanya didapat sekitar 1 kg saffron'>bunga saffron'>putik saffron'>bunga saffron.
Harga jual 1 gram saffron ini ternyata mengejutkan, yakni sama dengan harga 1 gram emas 24 karat, tergantung dari kualitasnya.
Kualitas saffron ditentukan oleh tiga unsur, yakni rasa, warna dan juga aroma.
Meskipun aslinya saffron'>bunga saffron memiliki warna ungu yang khas, namun putik bunga ini justru mengeluarkan warna kuning dan oranye yang khas.
Bunga saffron memiliki aroma dan rasa yang khas hampir menyerupai madu.
Melansir TribunPalu, kebanyakan orang Arab (Timur Tengah), Eropa, dan India menggunakan saffron untuk pewarna makanan dan penambah rasa masakan.
Orang melayu menggunakan saffron sebagai campuran makanan-makanan tradisional seperti nasi biryani.
Sedangkan orang Spanyol, memanfaatkan wana kuning dari saffron ini untuk membuat Paella, yakni nasi berbumbu rempah yang disajikan pada perayaan-peryaan khusus.
Baca juga: Pilihan Menu Sarapan Sehat bagi Penderita Diabetes
Di dunia barat, saffron'>bunga saffron juga ditambahkan ke dalam adonan untuk menghasilkan mentega, keju dan es krim yang lebih nikmat, selain itu juga pada menu dessert di restoran-restoran mewah.
Selain harganya yang fantastis, ternyata dengan mengonsumsi saffron banyak manfaat yang didapat.
Bahkan, sejak tahun 1500 SM, saffron sudah digunakan sebagai bahan dasar obat tradisional.
Beberapa saffron'>bunga saffron'>manfaat saffron'>bunga saffron untuk kesehatan adalah sebagai Anti-Kanker.
Bunga saffron cukup dikenal di dunia medis karena khasiatnya yang merupakan antikarsinogenik (pencegah kanker), antimutagenik (pencegah mutasi), sehingga saffron dipercaya dapat mengurangi kemungkinan seseorang terkena penyakit kanker.
Di Mesir, para ahli menggunakan saffron sebagai pengobatan tradisional sebagai obat penyakit gastrointestinal, obat batuk dan juga obat scrabies.
Baca juga: 9 Manfaat Tersembunyi Daun Sirih: Menjaga Organ Kewanitaan, Menurunkan Gula Darah hingga Kolesterol
Dikutip Tribunpalu.com dari TribunJatim.com, saffron'>manfaat saffron bagi kesehatan:
1. Sebagai Antioksidan yang Kuat
Saffron mengandung beragam senyawa tanaman yang mengesankan, yang bertindak sebagai antioksidan, yaitu molekul yang melindungi sel tubuh dari radikal bebas dan stres oksidatif.
Antioksidan safron yang terkenal meliputi crocin, crocetin, safranal, dan kaempferol.
Crocin dan crocetin adalah pigmen karotenoid dan bertanggung jawab atas warna merah kunyit.
Kedua senyawa tersebut memiliki sifat antidepresan, melindungi sel-sel otak terhadap kerusakan progresif, meningkatkan peradangan, mengurangi nafsu makan, dan membantu penurunan berat badan.
Sedangkan, safranal memberikan rasa dan aroma yang berbeda pada saffron.
Penelitian menunjukkan bahwa safranal dapat membantu meningkatkan suasana hati, memori, dan kemampuan belajar, serta melindungi sel-sel otak dari stres oksidatif.
Terakhir, kaempferol ditemukan di kelopak bunga kunyit.
Senyawa ini sering dikaitkan dengan manfaat kesehatan, seperti mengurangi peradangan, sifat anti kanker, dan aktivitas antidepresan.

Baca juga: Pasien Terindikasi Kanker Leher Rahim Harus Lakukan Pemeriksaan Ini
2. Meningkatkan Mood dan Mengobati Gejala Depresi
Saffron sering dijuluki sebagai “sunshine spices”.
Bukan hanya karena warnanya yang berbeda, tetapi juga karena saffron dapat membantu meningkatkan suasana hati.
Dalam sebuah studi ilmiah ditemukan bahwa mengonsumsi 30 mg saffron setiap hari sama efektifnya dengan Fluoxetine, Imipramine, dan Citalopram yaitu pengobatan konvensional untuk depresi.
Selain itu, lebih sedikit orang mengalami efek samping dari kunyit dibandingkan dengan perawatan lain.
Terlebih lagi, baik kelopak saffron dan stigma seperti benang tampak efektif untuk menyembuhkan depresi ringan hingga sedang.
Walau begitu, studi lain yang lebih matang dibutuhkan sebelum saffron dapat direkomendasikan sebagai pengobatan untuk depresi.
Baca juga: 3 Manfaat Rutin Minum Teh Daun Alpukat, Bisa Menurunkan Gula Darah hingga Atasi Insomnia
3. Mencegah Kanker
Kandungan antioksidan yang terdapat dalam saffron dipercaya dapat membantu menetralisir radikal bebas berbahaya.
Kerusakan radikal bebas sendiri telah dikaitkan dengan penyakit kronis, seperti kanker.
Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian menggunakan tabung reaksi.
Saffron dan senyawanya telah terbukti mampu untuk membunuh sel-sel kanker usus besar secara selektif atau menekan pertumbuhannya, sementara sel-sel normal dibiarkan tidak terluka.
Efek ini juga berlaku untuk sel-sel dalam kulit, sumsum tulang, prostat, paru-paru, payudara, leher rahim, dan lainnya.
idak berhenti sampai di situ, dalam penelitian tabung ditemukan juga hasil bahwa crocin - antioksidan utama dalam saffron ternyata dapat membuat sel kanker lebih sensitif terhadap obat kemoterapi.
Baca juga: Mengalami Masalah Ejakulasi, Baiknya Pria Datang Konsultasi dengan Pasangan atau Sendiri?
4. Mengurangi Nafsu Makan dan Membantu Menurunkan Berat Badan
Ngemil adalah kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko meningkatnya berat badan.
Menurut penelitian, saffron dapat membantu mencegah ngemil dengan mengurangi nafsu makan.
Dalam sebuah studi juga dikatakan bahwa saffron dapat membantu mengurangi nafsu makan, indeks massa tubuh (BMI), lingkar pinggang, dan massa lemak total secara signifikan.
5. Mengurangi Gejala PMS
Pre-menstrual syndrome (PMS) adalah istilah yang menggambarkan gejala fisik, emosi, dan psikologis yang terjadi sebelum dimulainya periode menstruasi.
Dalam penelitian ilmiah bahwa pada wanita usia 20-45 tahun, mengonsumsi 30 mg saffron setiap hari lebih efektif daripada plasebo dalam mengobati gejala PMS, seperti iritabilitas, sakit kepala, dan nyeri.
Studi penelitian lain juga menemukan bahwa menghirup bau saffron selama 20 menit dapat membantu mengurangi gejala PMS, seperti kecemasan dan menurunkan kadar hormon stres kortisol.
Baca juga: 6 Buah yang Aman Dikonsumsi Penderita Hipertensi, Kaya Akan Kalsium hingga Magnesium
Risiko dan Dosis Penggunaan Saffron:

Pada umumnya, saffron bersifat aman untuk tubuh dengan sedikit atau tanpa efek samping.
Dalam jumlah standar memasak, saffron juga tampaknya tidak menimbulkan efek buruk pada manusia.
Sebagai suplemen makanan, seseorang dapat dengan aman mengonsumsi 1,5 gram safron per hari.
Di sisi lain, dosis tinggi 5 gram atau lebih dapat memiliki efek toksik.
Wanita hamil harus menghindari dosis tinggi, karena dapat menyebabkan keguguran pada janin.
Seperti halnya suplemen apa pun, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu sebelum mengambil saffron dalam bentuk suplemen.
Sayangnya, saffron ditemukan beberapa kali dipalsukan dengan bahan-bahan lain; seperti bit, serat sutera merah, kunyit, dan paprika.
Pemalsuan ini dilakukan demi memotong biaya produksi, karena saffron asli sangat mahal untuk dipanen.
Pastikan lebih baik membeli saffron dari merek terkemuka dan toko yang terpercaya keasliannya.
(TribunHealth.com/TRIBUNPALU.COM/Anggia Desty)
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Mengenal Manfaat Saffron, Putik Bunga yang Kaya akan Kandungan Baik untuk Kesehatan