TRIBUNHEALTH.COM - Memantau berat badan secara rutin memang penting untuk memahami apakah upaya pengelolaan berat badan berjalan sesuai target.
Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa angka pada timbangan dapat berubah-ubah setiap hari.
Dalam rentang waktu 24 jam, berat badan dapat berfluktuasi sekitar 0,25–1,5 kilogram. Kondisi ini normal dan dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis.
Dilansir dari Health, berikut beberapa penyebab umum fluktuasi berat badan harian:
Baca juga: 4 Manfaat Ghee untuk Diet Sehat dan Penurunan Berat Badan
1. Waktu Penimbangan
Jam penimbangan memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil di timbangan.
Berat badan seseorang dapat berubah sepanjang hari karena proses makan, minum, pengeluaran urine, keringat, hingga aktivitas fisik.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih konsisten, dianjurkan menimbang berat badan pada waktu yang sama setiap hari, idealnya di pagi hari setelah buang air kecil dan sebelum sarapan.
2. Jenis Makanan yang Dikonsumsi
Asupan makanan berperan besar dalam perubahan berat badan jangka pendek.
Makanan tinggi karbohidrat atau natrium cenderung menarik lebih banyak air ke dalam tubuh, sehingga menyebabkan kenaikan berat badan sementara.
Perubahan ini tidak mencerminkan peningkatan lemak tubuh, tetapi sekadar penambahan massa dari makanan dan cairan yang masih diproses tubuh.
Baca juga: 5 Jenis Olahraga yang Terbukti Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami
3. Tingkat Hidrasi
Cairan menyusun sekitar 45–75 persen dari massa tubuh.
Oleh karena itu, kondisi hidrasi seseorang sangat memengaruhi angka di timbangan.
Dehidrasi akibat kurang minum atau banyak berkeringat dapat membuat berat badan tampak turun.
Sebaliknya, retensi cairan yang dapat terjadi akibat konsumsi garam berlebih atau kurang bergerak menyebabkan kenaikan berat badan sementara. Perubahan ini berkaitan dengan air tubuh, bukan lemak.
4. Perubahan Hormon
Hormon memiliki kontribusi besar terhadap retensi cairan, nafsu makan, hingga metabolisme.
Pada perempuan, fluktuasi hormon estrogen dan progesteron saat siklus menstruasi sering menyebabkan penahanan natrium dan air, sehingga berat badan meningkat sementara.
Hormon stres seperti kortisol juga dapat memicu perubahan pola makan dan meningkatkan retensi cairan, yang akhirnya memengaruhi berat badan harian.
Baca juga: 7 Dampak Konsumsi Kafein Berlebihan yang Harus Diwaspadai
5. Frekuensi Buang Air Besar
Proses buang air besar memengaruhi jumlah massa dalam sistem pencernaan.
Konstipasi dapat menyebabkan penumpukan feses dan cairan sehingga berat badan naik sementara.
Sebaliknya, feses yang lebih cair dapat membuat berat badan tampak turun.
Pola makan rendah serat juga bisa mengurangi volume feses, sehingga memengaruhi hasil penimbangan.
Cek artikel dan berita kesehatan lain di
(TribunHealth.com)