TRIBUNHEALTH.COM - Pasca melahirkan, seorang Ibu tentu akan mengalami perubahan dalam hidupnya.
Tidak sedikit Ibu yang mungkin merasa gugup untuk merawat bayinya.
Perasaan-perasaan tersebut tidak mudah dilewati dan cenderung akan membuat Ibu merasa sedih atau tertekan.
Selain itu, perubahan suasana hati juga sering dialami seorang Ibu, penyebabnya karena jumlah hormon estrogen dan progesteron yang tiba-tiba berkurang.
Perubahan ini disebut sebagai baby blues syndrome.
Baca juga: 6 Cara Alami Turunkan Kolesterol Tinggi, Mudah untuk Diterapkan
Baby blues syndrome merupakan salah satu masalah psikologis, yakni suatu kondisi di mana seorang Ibu lebih banyak merasa sedih, cemas, saat atau setelah melahirkan.
Pada umumnya, kondisi ini muncul sekitar 2 sampai 3 hari pasca melahirkan, dan berlangsung hingga paling lama 2 minggu, walaupun dalam beberapa kondisi, baby blues syndrom juga dapat berlangsung lebih dari 2 minggu.
Menurut dr. Gracia Merryane R.G Rauw, Sp.OG, dokter spesialis kandungan Kehamilan Sehat Prime Alam Sutera, cepat atau lamanya baby blues syndrom berlangsung, tergantung dari kondisi Ibu dan lingkungan sekitarnya.

Semakin baik support system yang di dapat, semakin cepat juga Ibu tersebut pulih dari baby blues syndrome.
Walaupun, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti terjadinya baby blues syndrome, namun kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor.
Baca juga: Tanda Imun atau Kekebalan Tubuh Lemah dan Tips Memperkuatnya
Berikut faktor yang memicu terjadinya baby blues syndrome :
1. Perubahan hormon yang terjadi saat hamil dan melahirkan
Selama fase ini berlangsung, Ibu akan mengalami perubahan suasana hati, mudah lelah, hingga beresiko mengalami depresi.
Hal tersebut dikarenakan kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh mengalami penurunan yang drastis.
2. Waktu istirahat yang berkurang
Pasca melahirkan, seorang Ibu tentu membutuhkan penyesuaian terhadap rutinitasnya, terlebih siklus tidur bayi yang tidak teratur membuat Ibu lebih ekstra dalam mengurus bayi yang menyebabkan kurangnya waktu tidur Ibu.
Hal tersebut dapat membuat Ibu menjadi kelelahan sehingga memicu terjadinya gejala baby blues syndrome.
3. Adaptasi menjadi seorang Ibu
Penyesuaian terhadap rutinitas pasca melahirkan bukanlah hal yang mudah bagi seorang Ibu.
Kesulitan beradaptasi dapat menyebabkan Ibu mengalami kelelahan dalam mengurus bayinya, sehingga memicu terjadi gejala baby blues syndrome.
Maka dari itu, peran keluarga dan lingkungan sekitar sangatlah penting.
4. Perubahan tubuh setelah melahirkan
Setelah melahirkan, tubuh Ibu akan terasa mudah lelah dikarenakan masih dalam masa pemulihan.
Di saat bersamaan, Ibu pun harus merawat bayi dan menyusui yang tentu akan menambah rasa lelah.
Hal tersebut dapat menjadi pemicu terjadinya gejala baby blues syndrome.
5. Ibu dengan riwayat gangguan mental
Jika sebelumnya Ibu memiliki riwayat kesehatan gangguan kecemasan, bipolar, hingga depresi, dapat lebih berisiko mengalami baby blues syndrome.
Baca juga: 7 Langkah Mudah Menuju Wajah Terawat: Tips Menghilangkan Kantung Mata secara Alami

Pada umumnya, gejala baby blues yang terjadi pada Ibu berbeda-beda.
Namun, biasanya Ibu sering merasa bersalah pada dirinya sendiri atau saat merawat bayinya.
Gejala lainnya yang sering ditemui diantaranya sulit konsentrasi, mudah cemas, nafsu makan menurun, sering merasa bersalah, dan produksi ASI sedikit.
Disamping itu, Ibu yang mengalami baby blues syndrome tentu akan membawa dampak negatif untuk bayinya.
Jika sudah mengalami gejala baby blues, Ibu dapat mengatasinya dengan melakukan hal berikut ini ya :
1. Istirahat yang cukup
Jika Ibu sudah merasakan lelah, sebaiknya melakukan istirahat terlebih dahulu dengan melakukan aktivitas yang membuat hati Ibu merasa lebih baik.
Membiarkan Ibu mengeluarkan isi hatinya juga sangat membantu untuk mengatasi baby blues syndrome.
2. Mengatur pola makan yang sehat
Mengonsumsi makanan yang sehat dengan teratur dapat menjaga kadar gula darah sehingga dapat membuat kebutuhan energi tubuh tercukupi.
Hindari kelaparan dan kadar gula darah rendah yang dapat membuat suasana hati dan perubahan emosi yang drastis.
3. Membangun support system yang baik antar anggota keluarga
Peran keluarga juga sangat penting dalam menjaga kesehatan mental Ibu pasca melahirkan.
Berbagi peran bersama suami atau keluarga dalam merawat bayi tentu dapat meringankan beban Ibu, baik secara fisik maupun psikis.
4. Mencari Informasi seputar persalinan
Semakin banyak Ibu mencari tahu informasi seputar persalinan, Ibu akan semakin siap untuk merawat bayi.
Melakukan konsultasi dengan dokter mengenai cara merawat bayi juga sangat membantu Ibu.
Dengan demikian, Ibu dapat menghindari baby blues syndrome.
5. Melakukan “me time” atau aktivitas yang membuat Ibu bahagia
Saat pikiran dan tubuh Ibu sudah lelah, Ibu dapat melakukan aktivitas yang Ibu senangi.
Hal tersebut dapat membantu Ibu dari baby blues syndrome.
Sebenarnya, baby blues syndrome tidak selalu terjadi pada anak pertama.

“Baby blues syndrome bisa terjadi pada kelahiran anak kedua, ketiga atau seterusnya ya. Jika baru melahirkan pertama kali, baby blues bisa saja muncul karena adanya perubahan pada tubuh Ibu dan kebiasaan baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sedangkan pada kelahiran kedua dan seterusnya, baby blues bisa saja muncul akibat adanya riwayat baby blues pasca melahirkan sebelumnya”, ujar dr.Gracia Merryane R.G Rauw, Sp.OG.
Kendati demikian, meski baby blues syndrome lumrah terjadi pada Ibu pasca melahirkan, Ibu tetap harus waspada jika mengalami gejala baby blues lebih dari 2 minggu.
Karena baby blues dapat berkembang menjadi depresi pasca melahirkan jika support system tidak terbangun dengan baik.
Baca juga: 5 Cara Alami Atasi Susah BAB, Mudah Diterapkan di Rumah