TRIBUNHEALTH.COM - Makanan pedas merupakan salah satu makanan yang banyak digemari.
Pasalnya makanan pedas memberikan sensasi tersendiri sehingga bisa menambah nafsu makan.
Namun perlu dicatat bahwa makanan pedas punya efek buruk terhadap kesehatan.
Kanal kesehatan Sanook.com melansir, makanan pedas bisa menyebabkan diare, refluks asam, dan juga radang perut.
Dalam jangka panjang, konsumsi makanan ini bisa memicu radang usus kronis yang bisa berkontribusi pada peningkatan risiko kanker.
Untungnya ada sederet tips yang bisa dicoba agar tetap sehat meski sering makan pedas.
Berikut ini caranya.
Baca juga: 6 Makanan yang Harus Dihindari Oleh Penderita Ambeien, Termasuk Makanan Pedas
Perhatikan porsinya
Usahakan untuk tidak terlalu banyak makan makanan pedas.
Jangan pula makan makanan pedas setiap kali makan.
Sebaiknya Anda beralih memilih rasa makanan lainnya sehingga tidak terlalu membebani pencernaan.
Baca juga: Ibu Hamil Boleh Mengonsumsi Makanan Pedas Asal Tidak Berlebihan
Hentikan jika merasa perih
Jika Anda makan cabai atau bumbu lainnya dengan rasa pedas kemudian mengalami rasa perih di mulut ataupun perut, sebaiknya hentikan makan.
Segera minum air putih untuk mengurangi iritasi akibat cabai yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan dan perut.
Perlu dihindari pada kondisi tertentu
Makanan pedas juga tak disarankan untuk semua orang.
Wanita hamil, dan juga penderita penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan seperti maag, radang usus, diare, dan sebagainya, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan pedas.
Pasalnya hal itu mungkin akan memperparah gejala penyakitnya.
Jangan makan pedas setelah demam atau operasi
Pasien yang mengalami demam dan baru saja menjalani operasi juga sebaiknya menahan diri untuk sementara waktu tidak mengonsumsi makanan pedas.
Hindari makanan pedas jika memiliki GERD
Healthline melansir, makanan pedas terkenal menyebabkan nyeri ulu hati atau heartburn.
Namun, bagaimana tepatnya mereka berkontribusi terhadap heartburn tidak jelas.
Namun, satu penelitian menemukan bahwa cabai meningkatkan akomodasi lambung, yaitu ketika bagian atas perut rileks sebagai respons terhadap makan.
Penelitian telah menemukan bahwa orang dengan GERD cenderung memiliki refleks akomodasi lambung yang meningkat.
Ini terkait dengan peningkatan relaksasi LES, yang dapat menyebabkan nyeri ulu hati.
Studi yang sama menemukan bahwa kapsul cabai dikaitkan dengan sensasi terbakar yang lebih parah di perut dan nyeri ulu hati yang lebih parah pada peserta dengan GERD, dibandingkan dengan pengobatan plasebo.
Studi lain termasuk 4.633 orang dewasa Iran menemukan bahwa konsumsi tinggi makanan pedas dikaitkan dengan risiko nyeri ulu hati yang lebih besar pada pria, tetapi tidak pada wanita.
Selain itu, makanan pedas dapat mengiritasi kerongkongan yang sudah meradang, dan ini dapat memperburuk gejala nyeri ulu hati.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)