TRIBUNHEALTH.COM - Telur adalah salah satu makanan yang bisa menunjang hormon testosteron, yang pada akhirnya bisa meningkatkan gairah seksual pada pria.
Dengan demikian, makan bergizi seperti telur dapat membantu meningkatkan kadar testosteron.
Hal ini penting, karena rendahnya testosteron bisa mengundang sejumlah masalah.
Tanda-tanda testosteron rendah bisa bermacam-macam, mulai dari penurunan gairah seks, masalah ereksi, sulit berkonsentrasi, bahkan depresi.
Banyak makanan yang diakui dapat membantu meningkatkan kadar testosteron, namun penelitian yang mendukung efek ini sering kali masih kurang.
Misalnya saja terkait telur ayam.
Baca juga: Ahli Sebut Makan Telur Bagus untuk Menurunkan Berat Badan, Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Buncit

“Telur adalah sumber vitamin D dan kolesterol yang baik, keduanya merupakan prekursor produksi testosteron,” kata Sam Schleiger, ahli diet terdaftar di Milwaukee, Wisconsin, kepada Forbes Health.
“Beberapa penelitian menunjukkan korelasi positif antara kadar vitamin D dan testosteron.”
MD, Direktur medis dan spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas bersertifikat di CCRM Fertility of Newport Beach, Sina Bhari, setuju dengan hal tersebut.
Bhari menambahkan, penelitian menunjukkan peningkatan kadar vitamin D dapat meningkatkan kadar testosteron.
Dalam sebuah penelitian kecil di Hormone and Metabolic Research , 54 pria dengan kelebihan berat badan, kekurangan vitamin D, dan kadar testosteron rendah mengonsumsi 3.332 Unit Internasional vitamin D atau plasebo setiap hari selama satu tahun.
Mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D mengalami peningkatan kadar testosteron secara signifikan, sedangkan mereka yang mengonsumsi plasebo tidak mengalami perubahan testosteron.

Baca juga: 4 Tips Mencegah Alergi Makanan pada Bayi saat MPASI, Waspadai Pemberian Telur dan 7 Makanan Berikut
Tinjauan studi tahun 2022 juga menemukan bahwa suplementasi vitamin D dapat meningkatkan sirkulasi total testosteron pada pria.
Dalam sebuah penelitian kecil yang mengamati efek mengonsumsi telur setelah berolahraga, 30 pria muda yang terlatih dalam ketahanan mengonsumsi tiga butir telur utuh atau enam putih telur setiap hari selama 12 minggu.
Baik yang mengonsumsi telur utuh atau putih telur, sama-sama mengalami peningkatan kadar testosteron.
Namun mereka yang mengonsumsi telur utuh mengalami peningkatan kadar testosteron lebih besar dibandingkan mereka yang mengonsumsi putih telur.
Menarik untuk dicatat bahwa vitamin D dalam telur terkandung di kuning telurnya—bukan putihnya.
Berita Lain: Mirip Menopause, Pria Bisa Mengalami Andropause antara 40-60 Tahun, Disebabkan Testosteron Berkurang

Menopause menandai berakhirnya masa reproduksi wanita.
Periode menopause biasanya dimulai antara usia 45 hingga 55 tahun, ditandai dengan menurunnya produksi estrogen dan progesteron, dua hormon yang mengontrol siklus menstruasi wanita.
Namun, pria tidak mengalami menopause dengan cara yang sama seperti wanita, sebagaimana diberitakan Times of India.
Shilpa Ellur, Konsultan Senior, Kedokteran Reproduksi, Rumah Sakit Fertilitas Milann, Whitefield, Bangalore, memberi penjelasan mengenai hal ini.
“Seiring bertambahnya usia, kemampuan mereka untuk memproduksi hormon menurun. Ini dikenal sebagai menopause pria atau andropause," katanya dilansir TribunHealth.com.
"Ini biasanya terjadi antara usia 40 dan 60 dan ditandai dengan penurunan kadar testosteron."
Baca juga: Jangan Keliru, Gejala Penyakit Jantung pada Wanita Mirip Menopause, Tanda Awal Termasuk Nyeri Leher
Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab atas karakteristik fisik laki-laki seperti suara berat, rambut wajah, dan massa otot.
Hormon ini memainkan peran penting dalam fungsi seksual, kepadatan tulang, produksi sel darah merah.
"Tingkat testosteron mereka secara alami menurun seiring bertambahnya usia, yang dapat menyebabkan banyak gejala,” papar Shilpa Ellur.
Gejala menopause pria dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi beberapa gejala yang paling umum adalah sebagai berikut.
Kelelahan

“Pria yang mengalami menopause pria mungkin merasa lelah dan kurang energik," papar Dr. Ellur,
"Ini dapat memengaruhi kapasitas mereka untuk menjalankan tugas rutin sehari-hari dan berpartisipasi dalam aktivitas yang pernah mereka anggap menyenangkan.”
Baca juga: Tips Atasi Kelelahan Terus-menerus, Perbanyak Minum Air Putih hingga Tidur Cukup
Hot Flashes
Mirip dengan wanita, pria terkadang mengalami hot flashes, yaitu perasaan panas yang tiba-tiba yang dapat menyebabkan keringat dan kulit memerah, terutama di malam hari.
Perubahan suasana hati

“Gejala andropause tipikal lainnya adalah perubahan suasana hati. Pria mungkin merasa tertekan, gelisah, atau cemas dan merasa sulit untuk mengatasi stres, ”kata Dr. Ellur.
Kehilangan otot dan penambahan berat badan
Testosteron sangat penting untuk menjaga dan menambah massa otot.
Pria yang mengalami penurunan massa dan kekuatan otot saat kadar testosteron mereka turun mungkin merasa lebih sulit untuk melakukan aktivitas fisik.
Baca juga: Diabetes Tipe 4 Lebih Sulit Didioagnosis, Justru Dialami Orang yang Tak Kelebihan Berat Badan
Penurunan kepadatan tulang
Testosteron juga berperan dalam menjaga kepadatan tulang.
Dengan demikian, penurunan kadar testosteron dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Terapi Penggantian Hormon (HRT)

Ada sejumlah intervensi medis yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala andropause, jika memang sampai diperlukan.
“Ada beberapa pilihan pengobatan yang tersedia untuk pria dengan andropause, dan pilihan pengobatan akan bergantung pada tingkat keparahan gejala dan kesehatan individu secara keseluruhan,” kata Dr. Ellur.
“HRT melibatkan penggunaan testosteron sintetik untuk menggantikan testosteron alami yang tidak dapat diproduksi lagi oleh tubuh."
"Suntikan, tambalan, dan gel hanyalah beberapa cara pemberian HRT. Selain itu, gejala seperti disfungsi ereksi atau perubahan suasana hati dapat diobati secara efisien dengan terapi testosteron."
Baca juga: Kekurangan Hormon Testosteron Bisa Sebabkan Siklus Menstruasi Tak Teratur pada Wanita
"Akibatnya, risiko osteoporosis dan kelemahan menurun. Ini dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang dan massa otot. Namun, HRT juga mengandung beberapa risiko”, tambahnya.
Menurut penelitian ahli, terapi testosteron jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung, stroke, dan kanker prostat.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengeksplorasi keuntungan dan potensi risiko terapi hormon dengan dokter sebelum memulai prosedur.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)