TRIBUNHEALTH.COM – Umumnya, untuk mendeteksi kanker paru, dokter akan menentukan diagnosis kanker paru dari gejala dan pemeriksaan fisik.
Tak hanya itu, pemeriksaan penunjang lainnya juga diperlukan.
Bahkan pemeriksaan radiologi juga dibutuhkan dalam mendiagnosis kanker paru.
Untuk mengetahui mengenai masalah kesehatan paru-paru dan pernapasan, kita bisa bertanya langsung dengan dokter yang berkompeten seperti dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P.
Baca juga: PARAH Anggi Anggraeni Lebih Pilih Mantan Pacar Ketimbang Suami, Apakah Harus Kembalikan Mahar?
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P merupakan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan.
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P lahir di Surakarta, 23 November 1989.
Sejak lahir hingga saat ini rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P berdomisili di Surakarta.
Bahkan dia menempuh pendidikan hingga menjadi seorang dokter spesialis di Surakarta.
Adapun latar belakang pendidikan dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ialah sebagai berikut:
- SMP Negeri 4 Surakarta (2002-2005)
- SMA Negeri 3 Surakarta program Akselerasi (2005-2007)
- Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2007-2012)
- Pendidikan spesialis program studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2017-2021)
Baca juga: Polemik Al Zaytun Terkini, Diduga Ada Penyalahgunaan 295 Sertifikat Tanah atas Nama Panji Gumilang
Rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P tidak hanya bekerja di satu rumah sakit saja, ia menjadi Dokter Spesialis Paru di RS UNS, RS Triharsi, dan RS Slamet Riyadi.
Selain bekerja di beberapa rumah sakit, ia juga menjadi dosen di program studi pendidikan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi di UNS.
Terdapat beberapa organisasi yang dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ikuti, yaitu:
- Sie Ilmiah perhimpunan dokter paru cabang Surakarta
- Anggota pokja intervensi dan gawat napas-perhimpunan paru Indonesia
- Anggota Ikatan Dokter Indonesia cabang Surakarta
Tidak hanya aktif berorganisasi, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P juga aktif dalam berbagai pelatihan kursus.
Pelatihan pertama yang ia ikuti pada tahun 2016 adalah Pertemuan Ilmiah Respirasi Surabaya "Achieving excellence in respiratory disease management."
Kemudian pelatihan terakhir yang diikuti pada tahun 2019 adalah Pelatihan Rehabilitasi Paru "Auxilium Vitae Volterra Spa Center of Weaning and Repiratory Rehabilitation" di Italia.
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P akan menjawab semua pertanyaan sobat sehat terkait kesehatan paru dan pernapasan.
Pertanyaan:
Bagaimana metode deteksi kanker paru dok?
Habib, Tinggal di Malang.
Baca juga: Ketok Palu! DPR Resmi Sahkan RUU Kesehatan Jadi Undang-Undang
Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P Menjawab:
Sebenarnya ada beberapa metode deteksi, terutama pada individu tertentu.
Yang bisa dokter lakukan pada saat screening, misalnya adalah usia lebih dari 40 tahun, biasanya pada laki-laki atau perempuan.
Kalau sekarang jumlahnya hampir sama antara laki-laki dan perempuan.
Jadi usia lebih dari 40 tahun dengan riwayat terpapar zat-zat berbahaya.
Contohnya seperti rokok, kerja dengan potensi pencemaran udara.
Jika mengalami batuk lama atau batuk darah maka bisa dilakukan screening awal.
Terdapat metode khusus untuk screening lebih awal sehingga bisa mengetahuinya sejak awal.
Apabila stadiumnya masih awal maka daya harapan hidupnya juga lebih tinggi dibanding kalau tahu di harapan akhirnya.
Baca juga: Sangat Penting Mengetahui Gejala Kanker Paru, Terkadang Pasien Justru Tak Tahu Jika Menderita Kanker
Klik di sini untuk mengetahui referensi kanker paru lebih luas.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.