TRIBUNHEALTH.COM - Intermittent fasting ialah metode diet untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu.
Namun di antara waktu tersebut, Anda masih dapat mengonsumsi minum.
Metode intermittent fasting ini cenderung lebih mengatur kebiasaan makan.
Melansir laman Healthline.com, sebuah studi baru menemukan intermittent fasting selama tiga hari selama seminggu dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Baca juga: Mitos atau Fakta Air Hangat Dapat Menurunkan Kadar Kolesterol? Begini Pesan Ahli Gizi

Baca juga: Iqbal Pakula Meninggal Dunia, Dikabarkan Mengalami Gagal Napas & Jantung, Berikut Kenali Gejalanya
Data penelitian ini dikumpulkan dari 209 peserta selama 18 bulan dan peserta mengalami penurunan berat badan yang sama saat melakukan intermittent fasting.
Manfaat intermittent fasting ini dinilai berpotensi lebih besar daripada melakukan diet dengan pembatasan kalori.
Orang yang menjalankan intermittent fasting dinilai lebih mampu dalam memproses dan menggunakan glukosa pada tubuhnya.
Para peneliti di University of Adelaide dan South Australian Health and Medical Research Institute (SAHMRI) menemukan bahwa orang yang berpuasa selama tiga hari dalam seminggu, hanya makan antara pukul 8 pagi dan 12 malam, menunjukkan lebih banyak sensitivitas insulin atau toleransi yang lebih besar terhadap glukosa setelah 6 bulan dibandingkan dengan diet harian rendah kalori.
Baca juga: Gagal Pernapasan dan Jantung Diduga Jadi Penyebab Meninggalnya Artis Iqbal Pakula, Ini Penjelasannya

Baca juga: Dampak Penderita Diabetes Puasa namun Tak Ikuti Saran Dokter, Mulai Lemas hingga Risiko Komplikasi
Peningkatan toleransi terhadap glukosa ini ditunjukkan dalam penelitian dengan peningkatan kepekaan terhadap insulin dan penurunan lipid darah atau lemak darah.
"Ini adalah studi terbesar di dunia hingga saat ini dan yang pertama didukung untuk menilai bagaimana tubuh memproses dan menggunakan glukosa setelah makan, yang merupakan indikator risiko diabetes yang lebih baik daripada tes puasa," penulis pertama Xiao Tong Teong, seorang mahasiswa PhD di University of Adelaide mengatakan dalam siaran pers resmi yang dilansir oleh TribunHealth.com.
Berikut ini rekomendasi makanan sehat yang dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca juga: Mengandung Karbohidrat yang Cukup Tinggi, Bolehkan Penderita Diabetes Konsumsi Kurma?

Baca juga: Ibu Hamil dengan Riwayat Diabetes, Apakah Aman saat Menjalankan Ibadah Puasa? Simak Ulasan Dokter
Intermittent fasting dapat membantu mencegah diabetes tipe 2
Menurut American Diabetes Association, terdapat sekitar 1,4 juta diagnosis diabetes tipe 2 baru setiap tahunnya.
Intermittent fasting mungkin dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah terjadinya diabetes tipe 2, terutama bagi mereka yang rentan dengan penyakit tersebut.
Intermittent fasting ialah pembatasan asupan makanan pada jam-jam tertentu dalam sehari.
Puasa jenis ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh seperti berikut.
- dapat menurunkan berat badan
- meningkatkan kesehatan otak
Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Berolahraga saat Berpuasa? Berikut Tanggapan Dokter Penyakit Dalam

Baca juga: Bagaimana Aturan Minum Obat Bagi Pasien Diabetes yang Menjalankan Ibadah Puasa? Begini Ulasan Dokter
- meningkatkan kesehatan jantung
- mengendalikan tekanan darah
- memperbaiki dan membentuk perilaku makan yang lebih sehat
- pembakaran lemak lebih efektif saat berpuasa
- dan membuat hormon insulin lebih sensitif terhadap makanan
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Orangtua jika Anak Mengalami Diabetes Mellitus
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)