lihat foto
TRIBUNHEALTH.COM - Cuaca ekstream di Indonesia membuat jumlah kasus influenza meningkat.
Biasanya penyakit influenza atau yang biasa disebut flu ini identik dengan cuaca dingin atau musim penghujan, namun di cuaca panas saat ini kasus ini justru mengalami kenaikan.
Melonjaknya kasus influenza tak hanya menyerang orang dewasa saja, melainkan dari anak-anak hingga lansia.
Mengutip dari Kemenkes, influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorok dan paru-paru.
Baca juga: 5 Khasiat Tersembunyi Mengonsumsi Rebusan Brotowali, Bisa Turunkan Gula Darah hingga Atasi Rematik
Pada anak-anak ada beberapa gejala yang mesti diketahui para orang tua, diantaranya adalah:
- sakit kepala
- demam tinggi
- nyeri otot
- kelelahan
- batuk kering
- sakit tenggorokan
- hidung tersumbat
- muntah dan diare
Lalu apa yang mesti dilakukan para orang tua jika anak mengalami gejala seperti diatas?
dr. Aisya Fikritama Sp. A yang merupakan dokter spesialis anak di RS UNS dan dekan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret akan memberikan penjelasan terkait influenza pada anak.
Pertanyaan:
Saat cuaca ekstrem anak mudah terserang flu, apa yang sebaiknya dilakukan orang tua?
Ardeliana, Bengkulu.
Jawaban:
Baca juga: Moms Wajib Tahu, dr. Aisya Fikritama Jelaskan Kapan Seorang Anak Dikatakan Obesitas
Dokter spesialis anak, dr. Aisya Fikritama Sp. A memberikan jawaban.
Perubahan cuaca ekstrem sering membuat daya tahan tubuh anak menurun sehingga virus influenza mudah menyerang.
Kalau anak sudah terpapar flu, yang sebaiknya dilakukan orang tua adalah:
- Pastikan anak cukup istirahat dan minum cairan.
- Berikan makanan bergizi seimbang kaya vitamin dan mineral.
- Gunakan obat sesuai gejala, misalnya penurun panas bila demam tinggi.
- Jangan langsung memberi antibiotik, karena flu disebabkan oleh virus.
- Ajarkan etika batuk dan gunakan masker agar tidak menular ke anggota keluarga lain.
Vaksin influenza tahunan dapat membantu menurunkan risiko terkena flu berat.
Segera bawa ke dokter jika anak demam lebih dari 3 hari, napasnya cepat, tampak sesak, atau lemas berat. (Tribunhealth.com)
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Perokok Susah untuk Berhenti Merokok? Dokter Paru Menjelaskan
