TRIBUNHEALTH.COM - Psikolog Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi menuturkan, gangguan makan atau eating disorder kerap kali dialami oleh usia remaja hingga dewasa awal.
Jika berbicara menggunakan rentang usia, gangguan makan sering terjadi mulai dari usia 15 tahun hingga 45 tahun.
Gangguan makan atau eating disorder tak hanya menolak makan saja, namun juga bisa dalam bentuk tidak dapat mengontrol makan.
Pasalnya terdapat beberapa orang yang tidak mudah kenyang sehingga membuat orang tersebut makan dalam jumlah banyak.
Baca juga: Mengenal Dua Jenis Gangguan Makan, Berikut Psikolog Adib Setiawan Jelaskan Perbedaannya

Baca juga: Psikolog Adib Setiawan Paparkan Gejala Terparah dari Gangguan Makan atau Eating Disorder
Menurut Psikolog Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi, kondisi ini juga termasuk gangguan makan namun tidak separah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
Hal tersebut disampaikan oleh Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak di Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi yang dilansir TribunHealth.com, dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Psikolog Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi menjelaskan, gangguan makan atau eating disorder juga dapat terjadi karena pengaruh keluarga.
Jika terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan makan, kondisi tersebut dapat menurun ke keluarga lainnya.
Gangguan makan tersebut dapat dipengaruhi baik oleh faktor genetik dari keluarga dan juga faktor meniru dari keluarga.
Baca juga: Psikolog Terangkan Cara Mengedukasi Seseorang yang Mengalami Gangguan Makan atau Eating Disorder

Baca juga: Stres Dapat Memicu Seseorang untuk Makan Berlebihan atau Stress Eating, Dokter Paparkan Alasannya
Faktor meniru yang di maksud adalah pengajaran orang tua kepada anaknya.
Ketika orang tua memberikan cara pandang kehidupan ke anaknya bahwa badan harus kurus dan bagus, maka anaknya akan mencontoh dan mempelajari hal tersebut.
Kondisi ini akhirnya dapat membuat anak terobsesi dengan badan kurus.
Jika hal ini terjadi maka tidak akan baik untuk kesehatan tubuh dan kesehatan mentalnya.
Baca juga: dr. Diana Suganda Himbau untuk Dapat Membedakan Antara Rasa Lapar Sesungguhnya dengan Stress Eating
Untuk mencegah terjadinya gangguan makan atau eating disorder sebaiknya orangtua mengajarkan anaknya untuk berpikir realistis.
Berpikir realistis dapat dimulai dengan mengetahui perbandingan statistik yaitu mengetahui rata-rata berat badan yang ideal.
Misalnya rata-rata berat badan ideal adalah 45 kg, jika berat badan sudah masuk dalam kategori tersebut sebaiknya tidak usah menurunkan berat badan lagi.
Baca juga: dr. Andri, Sp.KJ, FAPM Paparkan Terapi yang Dapat Dilakukan pada Penderita Stress Eating

Baca juga: dr. Diana Suganda Bagikan Tips untuk Mengatasi Stress Eating, Atur Pola Makan hingga Konsumsi Kopi
Jika seseorang masih terobsesi untuk kurus meskipun sudah memiliki berat badan ideal maka harus diwaspadai karena itu merupakan tanda dari gangguan makan.
Menurut Psikolog Adib Setiawan, S.Psi.,M.PSi, gangguan makan atau eating disorder ini dapat disembuhkan secara total karena ini merupakan gangguan yang masuk dalam kategori ringan.
Meskipun termasuk dalam kategori ringan, namun sebaiknya tetap harus diperhatikan dan tidak boleh disepelekan.
Apabila mengalami gangguan makan atau eating disorder sebaiknya konsultasikan dengan ahlinya agar mendapatkan pertolongan yang tepat.
Baca juga: Stress Eating Berisiko Tinggi Picu Berbagai Penyakit, Dokter Gizi: Salah Satunya Alami Obesitas