TRIBUNHEALTH.COM - Setiap orang tentu pernah merasakan nyeri di sepanjang hidupnya.
Tak melulu berfokus pada keluhan nyeri berat, nyeri ringan juga merupakan hal yang bisa jadi kerap dialami oleh sejumlah orang.
Keluhan nyeri umumnya akan muncul pada area persendian tubuh.
Baca juga: Kelamaan Mengetik Menyebabkan Nyeri? Simak Tips Kesehatan untuk Mengatasi Nyeri Akibat Mengetik
Bila pada seorang ibu rumah tangga, keluhan nyeri akan timbul umumnya pada area pergelangan tangan.
Hal ini wajar terjadi jika terlalu banyak melakukan aktivitas yang melibatkan penggunaan tangan secara terus-menerus.
Menurut dr. Isrun Masari. Sp.An., FIPM. CIPS, keluhan nyeri ini biasa muncul pada kondisi CTS (Carpal Tunnel Syndrome).

Untuk menhilangkan rasa nyeri ini, Isrun menghimbau agar lekas beristirahat setidaknya dalam waktu 4 hari lamanya sembari mengompres area pergelangan tangan.
Jika tak diikuti, bisa berisiko mengalami keluhan nyeri kronik yang tak kunjung sembuh.
Baca juga: Apakah Pasca Operasi Carpal Tunnel Syndrome, Fungsi Tangan Bisa Kembali Pulih? Ini Jawaban Dokter
"Bila memaksakan melakukan aktivitas, akhirnya dalam waktu jangka panjang menjadi nyeri kronik," ungkap Isrun dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Tak Melulu IPM
Teknik IPM (Interventional Pain Management) merupakan teknik untuk menangani nyeri kronis.
Walau dianggap efektif, namun tak semua keluhan nyeri harus diatasi dengan teknik IPM ini.
Baca juga: Dokter Spesialis Ortopedi Jelaskan Tips Mengurangi Keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Isrun pun menerangkan, ada sejumlah metode lain dalam meredakan keluhan nyeri. Antara lain:
- Istirahat
- Obat-obatan

- Fisioterapi.
Isrun menerangkan, sebanyak 70 persen kasus nyeri otot dan sendi dapat diatasi dengan cara di atas.
Sementara 30 persen selanjutnya adalah kondisi nyeri yang tak kunjung mudah disembuhkan, seperti nyeri kronik.
Intervensi Nyeri Kronik (IPM)
Intervensi manajemen nyeri merupakan suatu teknik mengatasi masalah nyeri langsung pada pencetus nyeri muncul.
Baca juga: Tanpa Disadari Penyebab Nyeri Kronik dari Kebiasaan Sehari-hari, Simak Penjelasan Berikut
Misalnya nyeri bahu, pada bahu terdapat berbagai otot yang berperan menyebabkan nyeri tersebut timbul.
Intervensi ini menjadi solusi jika dalam penanganan nyeri kronik tak ada perbaikan setelah dokter menganjurkan pasien mengonsumsi obat.
Jika terus dipaksa menggunakan obat, maka akan menimbulkan efek samping pada organ. Seperti gangguan ginjal atau lambung.

"Berbeda dengan manajemen nyeri intervensi, obat langsung diberikan pada sumbernya," imbuh Isrun.
Agar tidak salah penempatan, maka dokter akan menggunakan alat bantu dengan USG (Ultrasonografi).
Saat ini USG sangat berkembang, maka bisa dilakukan untuk membantu mendeteksi kelainan otot dan sendi.
Baca juga: Selain Perdarahan Sulit Berhenti, Penyandang Hemofilia Akan Mengalami Lebam dan Bengkak Sendi
"Dengan USG kita tahu, adanya robekan, saraf bermasalah atau sendi mengalami peradangan," tambah Isrun.
Selain itu dengan USG bisa menjadi panduan pada jarum yang akan digunakan untuk ditempatkan pada target nyeri yang dituju.
Prosedur Atasi Nyeri Kronik
Dalam prosedur mengatasi nyeri kronik, dibutuhkan alat bantu untuk menuju target sumber nyerinya.

Misalnya pada tulang saraf kejepit di area tulang belakang, penanganan melibatkan alat bantu fluoroscopy untuk menuntun jarum ke target penyebab nyerinya.
Tak perlu resah, ini bukan merupakan prosedur operasi melainkan berupa prosedur penyuntikan.
Sebelum disuntik, pasien akan diberikan anastesi lokal agar tidak merasa kesakitan.
Baca juga: 3 Fakta Seputar Nyeri Bahu, Dokter Tegaskan Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Tanda Penyakit
Jika sudah demikian, prosedur dapat dijalankan pasien dengan nyaman.
Prosedur ini dapat dijalankan di ruang operasi atau poliklinik tergantung kondisi pasien.
"Kalau tulang belakang kita butuh alat flouroscopy di ruang operasi, tetapi kalau otot kita bisa pakai USG (ultrasonografi) di poliklinik," jelas Isrun.
Penyebab Nyeri Kronik
Nyeri kronik merupakan salah satu penyebab yang membuat pasien datang ke rumah sakit.

Nyeri yang terus berkelanjutan dan tidak tertangani akan menjadi masalah untuk produktivitas pasien dan lingkungan sekitar.
Dalam penatalaksanaan sehari-hari, seseorang yang merasa nyeri akan segera mengonsumsi suatu obat yang dianggap mampu meredakan keluhan nyeri.
Namun perlu menjadi catatan, jika setelah minum obat nyeri yang datang tak kunjung hilang secara permanen dengan intensitas yang kian meningkat.
Baca juga: dr. Isrun Masari Paparkan Faktor Penyebab Nyeri, Salah Satunya Penggunaan Bantal yang Salah
"Setelah minum obat, nyeri hilang, tapi timbul lagi secara terus-menerus dan intensitas nyerinya semakin tinggi," ucap Isrun.
Jika demikian, mengakibatkan efektifitas obat kian menurun.
Dalam kondisi ini, solusi yang bisa ditempuh pasien hanya dua. Yakni minum obat atau operasi.

Namun sayangnya, beberapa pasien ada yang tidak bisa melakukan operasi karena satu dan lain hal. Salah satunya mempertimbangkan faktor usia.
Jika demikian maka pasien akan mengalami kondisi nyeri kronik.
Intervensi manajemen nyeri saat ini, menjadi jembatan bagi penderita yang telah konsumsi obat secara maksimal dengan nyeri yang tak kunjung berkurang dan tidak bisa operasi.
Baca juga: dr. Harmantya Mahadhipta Paparkan Sederet Penyebab Nyeri Pinggang, Cedera Otot hingga Infeksi
Penjelasan dr. Isrun Masari. Sp.An., FIPM. CIPS ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)