TRIBUNHEALTH.COM - Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan suatu kondisi yang sering dialami oleh seseorang yang terlalu banyak bekerja dalam memanfaatan pergelangan tangan.
Biasanya penderita kondisi ini lebih banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
Terutama bagi seseorang yang kesehariannya melibatkan aktivitas mengetik atau menulis dalam durasi yang lama.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan, Carpal tunnel syndrome dapat dialami oleh berbagai usia. Terutama pada usia produktif.
Baca juga: Mengenal Penyakit Sindrom Karpal Tunnel atau Carpal Tunnel Syndrom (CTS) dan Gejala-gejalanya
Dokter Andi Dhedie Prasatia, SpOT (K-Hand) menuturkan dalam penanganan Carpal tunnel syndrome, dapat melibatkan aktivitas terapi.
Lantas bagaimana metodenya?
Dikutip Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, Andi menjelaskan berbagai metode yang bisa dilakukan dalam mengatasi keluhan gejala Carpal tunnel syndrome.

Baca juga: Jika Tak Ditangani, Dokter Sebut Hipertensi Bisa Sebabkan Berbagai Komplikasi Penyakit Ini
Menurut Andi, bila seseorang mulai mengalami gejala-gejala Carpal tunnel syndrome, maka dianjurkan untuk menggerakan kedua jari-jari tangan secara bersamaan.
"Jadi kalau gejala sudah muncul, lebih baik segera melakukan gerakan kibas-kibas pada kedua jari-jari tangan," kata Andi.
Selanjutnya, setekah aktivitas tersebut dilakukan beberapa saat, penderita tidak dianjurkjan untuk langsung kembali melakukan aktivitas.
Penderita perlu berisitarahat beberapa waktu, hingga merasa keluhan telah hilang atau berkurang.
Baca juga: Nyeri Kambuh saat Alami Usus Buntu? Dokter Paparkan Penanganan Pertama yang Bisa Dilakukan

"Jangan langsung beraktivitas, bisa istirahat sekitar 15 menit atau mengalihkan dengan minum minuman tertentu," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Andi, penanganan Carpal tunnel syndrome ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan ahli fisioterapis.
Fisioterapis biasanya telah memiliki beberapa alat atau metode tertentu untuk menangani kondisi pasien yang menderita Carpal tunnel syndrome.
"Fisioterapis mempunyai metode agar membuat keluhan penderita menjadi berkurang."
"Metode tersebut bermanfaat untuk memperbaiki saraf yang telah terganggu," jelas Andi.
Baca juga: Anak Usia 6 Tahun Masih Sulit Membaca dan Berhitung, Apakah Tanda Disleksia? Simak Penjelasan Dokter
Baca juga: Belum Tentu Gangguan Jiwa, Dokter Sebut Perubahan Perilaku pada Orang Bisa Disebabkan Demensia Berat
Penjelasan dr. Andi Dhedie Prasatia, SpOT (K-Hand) ini dikutip dari tayangan YouTube Tribun Timur, 1 Oktober 2020.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)