TRIBUNHEALTH.COM - Seringnya orang merasa nyeri hingga kesemutan pada tangan membuat penderita tidak nyaman dalam beraktivitas.
Begitupun jika terjadi pada orang yang sangat menggantungkan kesehariannya bekerja dengan dominan menggunakan tangannya.
Dokter Spesialis Ortopedi atau Spesialis bedah tulang, Konsultan tangan dan bedah mikro Dokter dr Andi Dhedie Prastia, SpOT (K-Hand) menjelaskan tentang sindrom karpal tunnel sebagai berikut.
Sindrom karpal tunnel atau carpal tunnel syndrom (CTS) merupakan suatu gejala di mana tangan pasien akan merasa kram, kesemutan, mati rasa, nyeri hingga lemah.
"Biasanya dirasakan dari bagian ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, sepertengah jari manis, dan tangan pada bagian tengah atau telapak," terang dr Andi Dhedie.
Baca juga: Mengenal Penyakit Hipotiroid, Berikut Gejala dan Penyebabnya
Baca juga: Mengenal Penyakit FAM yang Viral di TikTok, Berikut Gejala dan Pencegahannya

"Hal ini terjadi ketika saraf medianus di pergelangan tangan terhimpit atau terjepit," lanjut dr Andi Dhedie.
Hal ini bisa terjadi akibat dari pekerjaan sehari-hari.
Penyakit ini sering menyerang pada wanita dan pria, tetapi pada wanita lebih sering mengalaminya.
Wanita lebih sering dikarenakan oleh pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
"Pada pria bisa terjadi akibat dari pekerjaannya, seperti sering melakukan aktivitas menggunakan keyboard atau mengetik," ungkap dr Andi Dhedie.
Pada pergelangan tangan terdapat lorong karpal.
Baca juga: Apa Itu Trigliserida dan Apa Saja Akibatnya Jika Trigliserida Tinggi
Baca juga: Mengenal Penyakit Usus Buntu atau Apendisitis, Tanda-tanda hingga Penyebabnya
Lorong karpal merupakan lorong sempit yang terdapat pada pergelangan tangan yang dibentuk oleh tulang pergelangan tangan (tulang karpal) dan jaringan penghubung antar tulang ligamen.
Di dalam lorong karpal ini terdapat saraf medianus, yang berfungsi sebagai pengendalian otot jari tangan dan menerima rangsangan dari kulit di daerah tangan.
Apabila penggunaan pergelangan tangan berlebihan akan mengakibatkan terjadinya pembengkakan pada pergelangan tangan pada bagian saraf medianus.
Baca juga: Mengenal Makanan Ultra Proses atau Makanan Kemasan yang Nikmat Tapi Berbahaya Untuk Tubuh
Baca juga: Kenali Penyakit Epilepsi dan Berbagai Macam Gejalanya
Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya sindrom karpal tunnel:
- Aktivitas sehari-hari yang berlebihan
- Terjadinya tekanan saraf di pergelangan tangan
- Melakukan pekerjaan yang sama dengan menggunakan pergelangan yang sama akan memprofokatif adanya penyempitan di bagian lorong pergelangan tangan.
"Seseorang yang merasakan tanda-tanda kram terjadinya karpal tunnel, sebaiknya segera menemui dokter untuk penanganan yang lebih lanjut," terang dr Andi Dhedie.
Baca juga: Kenali Penyakit Epilepsi dan Berbagai Macam Gejalanya
Baca juga: Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan Untuk Penderita Epilepsi

"Apabila sindrom karpal tunnel sudah kronis atau parah, maka otot penarinya yang terletak di sekitar ibu jari akan mengecil," lanjutnya.
Berikut adalah tanda-tanda awal terjadinya sindrom karpal tunnel:
- Tangan mengalami kram
- Malam dan pagi hari tangan terasa nyeri
- Sakit seperti terbakar
- Mati rasa pada jari-jari tangan
- Kelemahan pada otot
- Rasa sakit yang hilang timbul yang mengganggu aktivitas
Baca juga: Pusing dan Sakit Kepala, Apakah Sama atau berbeda? Berikut Penjelasan Dokter
Baca juga: Pubertas Dini pada Anak, Apakah Normal Terjadi atau Tidak?
Akibat dari sindrom karpal tunnel yang sudah akut adalah tangan tidak akan bisa berfungsi atau bekerja dengan baik.
"Apabila karpal tunnel sudah disembuhkan sarafnya, otot penari yang mengecil tidak akan kembali seperti semula lagi, otot tersebut akan tetap mengecil," terang dr Andi Dhedie.
Penanganan sindrom karpal tunnel sebagai berikut:
- Mengkonsumsi obat sesuai resep dokter
- Mengurangi pekerjaan yang berhubungan dengan pergelangan tangan
- Mengistirahatkan tangan
- Apabila sudah kronis maka akan dilakukan operasi pada saraf\
Baca juga: Mengenal Berbagai Macam Penyakit Kulit dan Cara Mengatasinya
Baca juga: Penggunaan Masker Selama Pandemi Picu Munculnya Penyakit Kulit, Apa Saja?
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/Irma Rahmasari)