TRIBUNHEALTH.COM - Tentunya setiap orang pernah merasakan keluhan nyeri, baik nyeri pinggang, lutut, bahu ataupun kepala.
Keluhan nyeri yang terus berulang harus diwaspadai.
Nyeri kronik sebenarnya bisa mengenai semua bagian tubuh.
Mulai dari wajah, ada yang dikatakan sebagai Trigeminal neuralgia yaitu nyeri wajah yang terus menerus dan sangat hebat.
Banyak kejadian seseorang mengeluhkan nyeri leher karena penggunaan gadget, posiis bekerja yang tidak ergonomis sehingga lehernya ekstra untuk menahan posisi tersebut.
Selain itu kelainan tulang belakang seperti saraf kejepit di panggul, sendi, di lutut bahkan sampai di ankle.

Baca juga: dr. Isrun Masari Sp.An, FIPM CIPS Sampaikan Tindakan yang Dilakukan jika Mengalami Nyeri
Banyak keluhan nyeri kronik terutama pada nyeri-nyeri kanker stadium akhir, dimana kanker tidak bisa diatasi lagi tetapi yang menjadi masalah adalah nyerinya.
Biasanya pasien tersebut sudah minum obat morfin golongan yang snagat kuat tetapi nyerinya tidak berkurang, bahkan efek samping obatnya yang timbul seperti mual dan segala macamnya.
Pada kondisi tersebut bisa dilakukan intervensi.
Nyeri kronik merupakan salah satu penyebab daripada pasien untuk datang ke rumah sakit.
Keluhan nyeri yang terus-menerus atau berkelanjutan dan tidak tertangani akan menjadi masalah yang bukan hanya untuk pasien, tetapi juga untu lingkungan sekitar terutama produktifitasnya.
Baca juga: Pahami Pengertian Nyeri Kronik yang Disampaikan oleh dr. Isran Masari, Sp.An FIPM CIPS
Misalnya seorang pekerja yang biasanya bekerja di kantor dan harus duduk didepan komputer dan ternayat mengalami sakit pinggang, duduk menjadi suatu siksaan tentunya.
Sehingga produktivitasnya bisa jauh menurun karena gangguan tersebut.
dr. Isrun Masari menyampaikan, selama ini dalam penatalaksanaan sehari-hari yang kita alami jika mengeluhkan nyeri yang dilakukan adalah konsumsi obat.
Setelah minum obat, keluhann nyeri yang dirasakan berkurang.
Yang menjadi masalah apabila minum obat, kemudian nyeri berkurang dan timbul lagi kemudian minum obat kembali sehingga terjadi pengulangan yang terus menerus.
Bahkan kadang-kadang intensitas nyerinya semakin tinggi dan efektivitas obatnya sudah tidak terasa.
Baca juga: Tengkuk Belakang Terasa Kaku dan Nyeri Pinggang Berlebih, Mungkinkah Berkaitan dengan Asam Lambung?
Dalam kondisi seperti ini biasanya hanya memiliki dua pilihan yakni minum obat atau operasi.
Misalkan seseorang memiliki keluhan pada tulang belakang dan sudah minum obat secara maksimal, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter ternayta mengalami saraf kejepit maka dianjurkan untuk operasi.
Karena satu dan lain hal, banyak pasien yang merasa takut untuk operasi.
Kalaupun ingin operasi tetapi tidak bisa, misalkan pasien tersebut sudah berusia tua dan memiliki kelainan pada jantung ataupun paru-paru sehingga tindakna operasi cukup beresiko.
dr. Isrun Masari mengatakan, dengan kondisi seperti ini maka pasien terssebut jatuh dalam nyeri kronik.
Manajemen intervensi yang baru berkembang dalam beberapa dekade terakhir, menjadi jembatan antara dua masalah tersebut.
Pasien-pasien yang sudah minum obat dengan maksimal, tetapi nyerinya tidak berkurang dan tidak bisa operasi karena satu dan lain hal.
dr. Isrum Masari menyampaikan, disinilah manajemen intervensi akan dilakukan.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Isrun Masari Sp.An, FIPM CIPS. Seorang dokter spesialis anastesi dari RSKB Halmahera Siaga.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)