TRIBUNHEALTH.COM - Manajemen intervensi merupakan suatu teknik, di mana obat tersebut langsung diberikan di tempat permasalahan nyerinya.
Misalnya nyeri bahu, sering kita ketahui bahwa nyeri bahu sering menjadi masalah dalam kehidupan sehari-har.
Pada bahu terdapat banyak otot, sekitar 6 sampai 7 otot dan masing-masing berperan dengan nyeri bahu.
Apabila kita mengangkat tangan ke arah samping tentu ototnya sudah berbeda.
Bagaimana mengatasi nyeri tersebut?
dr Isrun Masari mengatakan, jika konsumsi obat maka tujuannya ke bahu.
Tetapi obat tersebut jika sudah masuk ke dalam tubuh akan masuk ke ginjal maupun ke lambung.

Baca juga: Kesemutan dan Nyeri pada Area Paha Hingga Betis Muncul ketika Berkendara, Wajarkah?
Yang menjadi masalah jika mengonsumsi obat jangka panjang adalah efek samping pada organ yang menjadi masalah.
Sehingga pasien mengalami gangguan lambung ataupun gangguan pada ginjal.
Dengan manajemen nyeri intervensi, obat tersebut langsung digunakan pada sumber nyerinya.
Agar obat tepat pada sumber nyeri tersebut, tentunya menggunakan alat bantu.
Alat bantu yang digunakan adalah USG.
Saat ini USG sangat berkembang, sehingga bisa digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan selain kehamilan dan salah satunya adalah kelainan otot dan sendi.
Baca juga: Tak Disarankan Pijat pada Bukan Ahlinya Ketika Mengalami Nyeri Pinggang, Ini Kata Dokter
Dengan USG bisa ditentukan letak masalah yang dialami.
Misalkan pada otot apakah terjadi robekan, saraf yang bermasalah atau sendi yang mengalami peradangan.
dr. Isrun Masari mengatakan, USG bisa menjadi panduan jarum pada target yang dituju.
dr. Isrun Masari juga menyampaikan, selama ini dalam penatalaksanaan sehari-hari yang kita alami jika mengeluhkan nyeri yang dilakukan adalah konsumsi obat.
Setelah minum obat, keluhan nyeri yang dirasakan berkurang.
Yang menjadi masalah apabila minum obat, kemudian nyeri berkurang dan timbul lagi kemudian minum obat kembali sehingga terjadi pengulangan yang terus menerus.
Baca juga: Tengkuk Belakang Terasa Kaku dan Nyeri Pinggang Berlebih, Mungkinkah Berkaitan dengan Asam Lambung?
Bahkan kadang-kadang intensitas nyerinya semakin tinggi dan efektivitas obatnya sudah tidak terasa.
Dalam kondisi seperti ini biasanya hanya memiliki dua pilihan yakni minum obat atau operasi.
Misalkan seseorang memiliki keluhan pada tulang belakang dan sudah minum obat secara maksimal, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter ternyata mengalami saraf kejepit maka dianjurkan untuk operasi.
Karena satu dan lain hal, banyak pasien yang merasa takut untuk operasi.
Kalaupun ingin operasi tetapi tidak bisa, misalkan pasien tersebut sudah berusia tua dan memiliki kelainan pada jantung ataupun paru-paru sehingga tindakan operasi cukup berisiko.
dr. Isrun Masari mengatakan, dengan kondisi seperti ini maka pasien terssebut jatuh dalam nyeri kronik.
Baca juga: Jangan Sepelekan, Keluhan Nyeri Pinggang Memiliki Banyak Golongan Masalah Kesehatan
Manajemen intervensi yang baru berkembang dalam beberapa dekade terakhir, menjadi jembatan antara dua masalah tersebut.
Pasien-pasien yang sudah minum obat dengan maksimal, tetapi nyerinya tidak berkurang dan tidak bisa operasi karena satu dan lain hal.
dr. Isrum Masari menyampaikan, di sinilah manajemen intervensi akan dilakukan.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Isrun Masari Sp.An, FIPM CIPS. Seorang dokter spesialis anastesi dari RSKB Halmahera Siaga.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)