TRIBUNHEALTH.COM - Banyak individu yang mengalami masalah saraf kejepit.
Seringkali keluhan nyeri pada pinggang dianggap sebagai gejala saraf kejepit.
Gejala memburuk dari saraf kejepit secara umum biasanya bertahap.
Gejala yang dialami tidak progresif, misalnya minggu ini nyeri dan minggu depan sudah lumpuh sangat jarang kejadiannya.
Seringkali pasien mengabaikan keluhan nyeri pinggang, mungkin tidak minum obat apalagi pergi ke dokter.
Masih banyak masyarakat yang lebih memilih pijat daripada ke dokter saat mengeluhkan nyeri pinggang.
Baca juga: Alami Saraf Kejepit namun Ingin Pijat? Pahami Aturan Berikut Ini Menurut dr. Ermawati Sudarsono Sp.N
dr. M. Wawan menyampaikan, apabila pijat dilakukan oleh yang bukan ahlinya seperti fisioterapis atau physical terapis seperti pemijat untuk atlet yang memang dilatih.
Kadang-kadang asal pijat sekencang-kencangnya, sehingga yang terjadi bukannya menyembuhkan tetapi setelah itu malah semakin buruk karena tulangnya itekan bahkan terjadi kerusakan persendian pada pinggang.
Saraf terjepit sebenarnya adalah istilah awam yang dikatakan oleh masyarakat, bukan istilah didunia medis.
Sebetulnya ketika seseorang datang ke dokter, mayoritas karena mengeluhkan nyeri pada punggung ataupun pada pinggang.
Nyeri pada punggung maupun pada pinggang bisa terjadi karena berbagai penyebab, bukan karena saraf terjepit saja.
Baca juga: dr. M. Wawan Mulyawan, Sp.BS, Sp.KP Paparkan Gejala Khas dari Saraf Kejepit yang Perlu Diwaspadai
Ketika seseorang mengalami sakit pinggang, penyebabnya yang paling banyak adalah kekaukan dari otot atau dalam istilah medis disebut dengan Muscle spasm.
Keluhan nyeri yang paling banyak dirasakan terdiri dari dua macam, yakni :
- Nyeri pada pinggang atau punggung saja
- Nyeri punggung maupun pinggang yang menjalar ke kaki
Ketika mengeluhkan nyeri pada pinggang saja, maka kemungkinan penyebabya cukup banyak.
Tetapi ketika keluhan nyerinya pada pinggang atau kondisi pinggang sudah membaik tetapi jika nyerinya menjalar sampai ke kaki biasanya karena saraf terjepit.
Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas.com bersama dengan dr. M. Wawan Mulyawan, Sp.BS, Sp.KP. Seorang dokter spesialis bedah saraf Rumah Sakit Bunda Jakarta.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)