TRIBUNHEALTH.COM – Setiap individu pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya.
Hal ini sudah menjadi garis hidup setiap insan jika tidak selamanya akan merasakan bahagia.
Pengalaman buruk atau pahit ini ada yang bersifat ringan, sedang hingga berat yang bisa memicu terjadinya trauma psikis dalam jangka waktu yang panjang.
Trauma adalah pengalaman emosional yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari memori kejadian buruk di masa lalu.
Untuk mengetahui solusi dan tips dalam menangani masalah psikologis, kita bisa bertanya langsung dengan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.
Baca juga: Bahaya jika TBC Serang Otak, dr. Rini Savitri Daulay: Berpotensi Terjadi Kematian Lebih Besar

Baca juga: Jangan Sembarang Makan Keripik Singkong, Pertimbangkan Kalorinya yang Bisa Mengganggu Diet
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. memiliki sebuah yayasan bernama Praktik Psikolog Indonesia.
Yayasannya kini tersebar di berbagai wilayah.
Seperti Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. juga merupakan psikolog di www.praktekpsikolog.com
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. akan menjawab berbagai pertanyaan terkait masalah psikologis sebagai berikut.
Baca juga: Antisipasi Stress Eating dengan Penerapan Hidup yang Baik, Simak Panduan dr. Andri, Sp. KJ

Baca juga: Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) Bukan Bahan Baku Obat, Melainkan Kontaminan
Pertanyaan:
Sebagai orang tua atau orang terdekat, bagaimana cara menghadapi seseorang yang mengalami trauma masa kecil?
Maimunah, Tinggal di Ngawi.
Ahli Psikolog, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. Menjawab:
Yang terpenting adalah orang tua juga sembuh dahulu dari traumanya.
Yang menjadi persoalan adalah estafet trauma yang terus berlanjut karena orang tua juga mengalami trauma.
Sehingga sulit bagi orang tua yang mengalami trauma untuk memberikan nasehat ataupun wawasan serta pemahaman terhadap anak supaya terbebas dari trauma.
Karena sumber trauma ada di dalam diri orang itu sendiri.
Contoh melakukan kekerasan, terlalu menuntut anak, menghina anak.
Tentu saja hal ini bisa menyebabkan anak trauma, sementara dia sendiri juga mengalami trauma.
Secara teori mungkin memberikan contoh yang baik sebagai orang tua untuk memberikan hal-hal positif.
Secara mudahnya adalah jangan mudah marah, cara menghilangkan trauma adalah dengan tidak mudah marah.
Apabila dihadapkan dengan situasi-situasi yang menekan maka harus tetap tenang dan sabar.
Baca juga: Apakah Makanan Bisa Membantu Sembuh dari Osteoporosis? Simak Ulasan dr. Adib Khumaidi, Sp.OT

Baca juga: Jenis Terapi yang Dianjurkan Obati Kanker Payudara, Ketahui dari dr. Upick A. Miskad, PhD., Sp.PA(K)
Karena kesabaran adalah bagian dari pemecahan masalah.
Kedua adalah bagaimana berkomunikasi, bagaimana mengatasi setiap masalah dengan komunikasi.
Ketiga adalah menjalankan value-value positif, mulai dari bekerja keras, pasrah, pemaaf, dan lain sebagainya.
Sepanjang itu bisa dilakukan maka bisa terbebas dari trauma.
Namun menerima keadaan tidak semuanya mudah, karena dia merasa perjalanan hidupnya sangat berat.
Apa yang membuat berat karena dia belum mengalami yang lebih berat.
Baca juga: Stress Eating Berisiko Tinggi Picu Berbagai Penyakit, Dokter Gizi: Salah Satunya Alami Obesitas
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.