TRIBUNHEALTH.COM - Depresi merupakan gangguan suasana hati yang dapat menyebabkan perasaan sedih dan dapat menghilangkan semangat.
Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, tingkat masyarakat yang mengalami depresi cukup tinggi.
Dilansir dari Youtube Kompas Tv, Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia mencatat terdapat peningkatan kasus depresi hingga 57,6 persen di masa pandemi ini.
Pandemi covid-19 ini, banyak membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat.
Bahkan dampak menurunnya aktivitas yang cukup signifikan, membuat sebagian masyarakat cenderung depresi.
Baca juga: Sebagian Penderita Covid-19 Memiliki Gangguan Mental, Berikut Gejala Psikotik pada Pasien Covid-19
Baca juga: Kaum Rebahan Harus Waspada, Kebanyakan Tidur Bisa Sebabkan Penyakit Diabetes hingga Depresi

Hal ini karena terlalu lama berada di rumah.
Depresi yang dialami oleh orang dewasa, biasanya cenderung menurunkan aktivitas.
Dikutip dari Kemenkes.go.id, depresi merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan dengan senang hati. Tanda berikutnya adalah berhenti menjalankan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari setidaknya selama dua minggu.
Baca juga: Perkembangan Situasi COVID-19 di Indonesia: Masih Ada Pertambahan Kasus
Baca juga: Mengenal Penyakit Hipotiroid, Berikut Gejala dan Penyebabnya
Dilansir dari Youtube Kompas Tv, berikut adalah beberapa gejala depresi di masa pandemi:
- Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
- Kehilangan nafsu makan
- Kurang tertarik dengan kegiatan favorit
- Kelelahan dan tidak bersemangat
- Merasa putus asa dan tidak berdaya
Baca juga: Antibiotik Bisa Cegah Tubuh Terkena Penyakit, Mitos atau Fakta Dok?
Baca juga: Ciri-ciri Skoliosis pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Perhatikan Ketinggian Kedua Pinggul
Gangguan kejiwaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu psikotik dan non psikotik.
Psikotik adalah pasien yang tidak bisa menilai dirinya sendiri dan sekitarnya, sehingga harus mejalani perawatan.
Non psikotik adalah pasien yang masih bisa menilai dirinya sendiri dan lingkungannya.
Pasien non psikotik hanya mengalami depresi dan kecemasan seperti yang banyak dialami oleh orang di tengah pandemi covid-19 ini.
Baca juga: Berikut Ini Cara Mencegah Penyakit Asam Lambung Kambuh Saat Berpuasa
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Usus Besar, Ini 5 Gejala yang Harus Diwaspadai
Depresi dapat dikelompokkan berdasarkan usia:
- Gejala depresi pada anak-anak
Depresi pada anak, umumnya terlihat memiliki perasaan yang sedih, dan cenderung ingin selalu mendekat dengan orang tuanya.
Kondisi ini membuat anak-anak malas sekolah dan beraktivitas.

- Gejala depresi pada remaja
Remaja yang mengalami depresi, biasanya lebih mudah emosi atau marah.
Remaja tersebut akan merasa lebih sensitif dan menjauh dari pergaulan.
Bahkan depresi yang dialami para remaja, rawan terjerumus pada penggunaan narkoba atau alkohol.
Hal ini terjadi karena remaja tersebut tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Baca juga: Bagaimana Solusi Mengatasi Sakit Perut sampai ke Ulu Hati?
Baca juga: Asupan Sahur dan Berbuka yang Tepat Untuk Penderita Diabetes
- Gejala depresi pada lansia
Pada umumnya gejala depresi yang dialami pada lanjut usia tidak jauh berbeda dengan remaja, akan tetapi akan muncul gejala lain yang mengukuti.
Gejela tersebut seperti, mudah lelah, pikun, mudah lupa, dan muncul keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Namun perlu diketahui bahwa depresi bisa dicegah dan diobati.
Baca juga: Tips Hindari Tubuh Lemas Selama Berpuasa di Bulan Ramadhan
Baca juga: Treatment Apa yang Perlu Dilakukan bagi Penderita Bells Palsy? Berikut Penjelasan dr. Debby Amelia
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/Irma Rahmasari)