Breaking News:

Kaum Rebahan Harus Waspada, Kebanyakan Tidur Bisa Sebabkan Penyakit Diabetes hingga Depresi

dr Tan Shot Yen sebut kelebihan tidur sama bahayanya dengan kekurangan tidur

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Pixabay
Ilustrasi ketiduran karena begadang semalam 

TRIBUNHEALTH.COM - dr Tan Shot Yen menyorot 'kaum rebahan' dalam program Malam Minggu Sehat Tribunnews.

Menurut dokter, filsuf, dan ahli gizi komunitas itu, ada bahaya yang mengintai di balik kebiasaan orang yang banyak tidur.

"Dampaknya pasti (ada)," kata dr Tan.

Diabetes

Orang yang kebanyakan tidur memiliki risiko terkena penyakit diabetes.

Pasalnya, tubuh menjadi kurang bergerak.

"Jadi insulinnya jadi tidak sensitif," kata dr Tan.

"Padahal orang makan kan, entah itu andai pakai, atau anda pakai berpikir."

Baca juga: Berisiko, Bagaimana Caranya Agar Penderita Diabetes Tak Alami Gangguan Ereksi?

Baca juga: Simak, Berikut Ini Berbagai Penyakit Akibat Menderita Diabetes

Diabetes
Diabetes (Pixabay.com)

Obesitas

Risiko yang kedua adalah obesitas.

2 dari 4 halaman

Pasalnya, makanan yang masuk tidak diolah menjadi aktivitas.

Hal itu mengakibatkan munculnya lemak.

Sakit kepala

ilustarsi orang sakit kepala
ilustarsi orang sakit kepala (Pixabay.com)

Baca juga: Mengenali Kriteria Gejala Diabetes dengan 4 Pemeriksaan Ini

Baca juga: Mengenal Berbagai Tipe Diabetes yang Perlu Anda Ketahui

"Anda pernah ngerasain nggga kalau tidur kebanyakan itu sakit kepala?" tanya dr Tan.

Itu sekaligus menjadi akibat atau risiko tidur terlalu lama.

Berikutnya, dokter Tan menyebut ada depresi, penyakit jantung, hingga kematian.

"Kekurangan tidur, kelebihan tidur, itu sama-sama tidak baik," tegasnya.

Lalu bagaimana jika yang terjadi adalah kelebihan tidur?

Jika hal itu terjadi, dr Tan Shot Yen mengatakan akan terjadi beberapa gangguan.

Dua di antara risiko yang muncul adalah obesitas dan diabetes.

3 dari 4 halaman

"Orang yang tidurnya subuh itu akhirnya orang yang rentan dengan obesitas, rentan dengan diabetes," kata dr Tan.

Ilustrasi kebutuhan tidur orang dewasa
Ilustrasi kebutuhan tidur orang dewasa (Pixabay)

Baca juga: Mengenal Cara Kerja Ritme Sikardian terhadap Siklus Tidur Manusia Serta Gangguan yang diakibatkan

Bahkan terjaga sepanjang malam juga memiliki kaitan dengan bipolar dan depresi.

"Memang orang-orang dengan depresi dan bipolar kadang-kadang mempunyai kesulitan juga ketika mereka harus tidur malam."

dr Tan mengatakan perlu dibedakan antara orang yang memang tidak ingin tidur, dengan orang yang insomnia.

"Insomnia itu dia pengen tidur tapi tidak bisa. Dia udah mempersiapkan segala sesuatunya tapi tidak bisa."

"Insomnia itu dia juga melek tidak tidur, tapi bukan karena sengaja atau pekerjaan," jelas dr Tan

Kebiasan tidak tidur tentu saja ada efeknya.

Misalnya, daya tahan dan kekebalan tubuh menjadi menurun.

Selain itu, kebiasaan begadang ternyata juga bisa menyebabkan kegemukan, secara tidak langsung. Kok bisa?

"Orang kalau ngga tidur biasanya ngapain? Nonton sambil makan," kata dr Tan dengan nada bercanda.

4 dari 4 halaman

"Itu dia kalau jam tidur sudah lewat, tebak apa yang anda lakukan biar tidak tidur? Anda makan, dari yang sopan sampai yang tidak sopan," lanjutnya.

"Jadi orang obesitas bukan karena ngga tidurnya. Jadi dia ngga tidur, mulutnya ikut ngga tidur," tandasnya.

Sementara dampak jangka panjangnya akan lebih beragam.

Baca artikel lain tentang kesehatan di sini.

(TribunHealht.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
rebahankelebihan tidurdiabetesdepresidr Tan Shot Yen
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved