TRIBUNHEALTH.COM - Tidur lebih dari sekadar waktu istirahat.
Saat tidur, tubuh bekerja dengan memperbaiki dirinya sendiri.
Dengan demikian, tidur sangat penting untuk pemulihan dan menjaga fungsi setiap organ agar tetap optimal.
Inilah alasan mengapa kurang tidur atau insomnia bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Dalam jangka panjang, kurang tidur merasa lesu, mengantuk, dan kehilangan motivasi, tetapi juga cenderung membuat makan lebih banyak.
Untungnya beberapa tips dapat dilakukan untuk memperbaiki jadwal tidur yang berantakan.
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini penjelasannya.
1. Hindari stimulan atau tidur siang terlalu lama
Kafein di sore hari dapat mengurangi total waktu tidur.
Alkohol juga punya efek yang sama.
Tidur siang yang lama atau larut malam pun dapat mengganggu tidur malam dengan mengacaukan jam internal.
2. Tetapkan jadwal tidur
Ketika Anda tidur dan bangun pada waktu yang kurang lebih sama setiap hari, ini membantu mengatur jam internal (ritme sirkadian).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan agar orang dewasa memilih waktu tidur dan bangun yang teratur, bahkan di akhir pekan, untuk memperkuat ritme tersebut.
Baca juga: 5 Kelas yang Bisa Diikuti Ibu Hamil Selama Masa Kehamilan
3. Olahraga
Menggerakkan tubuh dan menghabiskan waktu di siang hari mendukung kesiapan fisiologis untuk tidur.
Harvard mencatat bahwa olahraga dapat meningkatkan efek hormon tidur alami seperti melatonin.
Kendati demikian, waktu tetap penting.
Hindari olahraga berat tepat sebelum tidur.
4. Aktivitas siang hari
Aktiflah pada siang hari
Paparan cahaya terang di siang hari membantu melatih ritme sirkadian.
Ini dapat meningkatkan kemampuan untuk tertidur dan tidur lebih nyenyak.
5. Kurangi blue light pada malam hari
Paparan cahaya biru di malam hari dapat mengelabui otak sehingga mengira hari masih siang.
Dampaknya, tubuh menunda pelepasan melatonin, hormon yang memberi sinyal waktu tidur.
Itulah sebabnya menggulir ponsel atau bekerja di laptop sebelum tidur dapat membuat lebih sulit tertidur, meskipun merasa lelah.
Sebuah studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam The Journal of Applied Physiology menemukan bahwa paparan cahaya LED biru secara signifikan menekan kadar melatonin pada partisipan, membuktikan bahwa paparan cahaya singkat sekalipun dapat mengganggu ritme tidur alami.
(TribunHealth.com)