TRIBUNHEALTH.COM - Makanan pendamping ASI (MPASI) merupakan makanan yang diberikan kepada bayi berusia 6 bulan ke atas dengan tekstur yang mudah dicerna dan dikonsumsi.
MPASI diberikan kepada bayi dengan usia lebih dari 6 bulan untuk mencukupi keburuhan nutrisi dan gizi harian.
Pada fase MPASI, bayi akan dikenalkan dengan berbagai jenis rasa dan tekstur makanan.
Memberikan MPASI kepada bayi merupakan tahapan yang pasti dialami, namun sayangnya ada banyak mitos seputar MPASI yang membuat para ibu bingung.
Baca juga: 14 Daftar Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Kecemasan

Kali ini Tribun Health akan membahas tuntas terkait mitos dan juga fakta tentang MPASI pada bayi.
Berikut sejumlah mitos dan fakta yang wajib diketahui oleh para ibu.
1. MPASI dilakukan saat bayi tepat berusia 6 bulan
Ungkapan bahwa MPASI harus dimulai tepat di usia 6 bulan merupakan sebuah mitos yang masih banyak dipercaya.
Faktanya, kesiapan MPASI tak hanya ditentukan oleh usia, melainkan juga kemampuan bayi menegakkan kepala, ketertarikan bayi pada makanan, hingga berkurangnya refleks lidah mendorong makanan keluar.
2. Tekstur makanan
Tekstur MPASI harus selalu lembut hingga usia tertentu merupakan sebuah mitos.
Faktanya, tekstur MPASI sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan dan usia bayi.
MPASI bisa dimulai dengan tekstur halus, kemudian cincang kasar, hingga finger food untuk melatih kemampuan mengunyah dan motorik halus.
3. MPASI pertama harus bubur susu
Banyak orang menganggap jika menu terbaik untuk MPASI pertama adalah bubur susu, namun ini hanyalah mitos.
Faktanya MPASI yang paling baik adalah yang mengandung gizi seimbang.
Mulai dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran hingga buah-buahan.
Baca juga: 6 Fakta Nyeri Kaki pada Wanita 40-an: Penyebab Beragam, Waspada Tanda Bahaya Ini

4. MPASI tak boleh diberi garam dan gula
Sebuah mitos mengatakan jika MPASI yang baik adaah makanan yang tidak diberi tambahan bumbu seperti gula dan garam.
Faktanya, boleh saja menambahkan gula dan garam pada MPASI bayi.
Tambahan perasa ini boleh dilakukan agar si kecil mau makan dan tidak melakukan gerakan tutup mulut atau GTM.
Namun sebaiknya beri gula dan garam dalam jumlah yang sedikit bila si kecil masih berusia di bawah 1 tahun.
5. Sumber zat besi dari kaldu tulang
Beberapa beranggapan jika kaldu dari tulang merupakan sumber zat besi terbaik, nyatanya ini adalah mitos belaka.
Faktanya, kandungan zat besi pada kaldu sapi sangat minim, walaupun bisa menambah rasa makanan.
Dikutip dari WHO, MPASI yang mengandung zat besi tinggi adalah daging merah atau hati ayam.
6. Gigi sebagai tanda bayi boleh MPASI
Mitos yang beredar, bayi belum boleh mengonsumsi makanan padat jika belum tumbuh gigi.
Faktanya gigi bukan syarat utama untuk memulai MPASI.
Bayi bukan mengunyak menggunakan gigi, melainkan gusi. Sehingga tetap bisa mengonsumsi makanan dengan tekstur lembut meski gigi belum tumbuh.
Baca juga: 5 Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersama Kopi, Bisa Meningkatkan Efek Samping

7. Kopi untuk mencegah kejang
Masih banyak yang beranggapan jika memberikan kopi pada bayi bisa mengindarkan dari kejang.
Namun ini hanyalah mitos belaka.
Faktanya, anak di bawah usia 12 tahun tidak boleh diberi kopi berkafein.
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 8 Tanda Kualitas Tidur Buruk yang Jarang Disadari, Termasuk Kulit Kusam dan Berjerawat