TRIBUNHEALTH.COM - Urine pada dasarnya memang berbau tidak sedap.
Namun, ketika urine lebih bau dari biasanya, ini bisa menandakan ada yang tidak beres dalam tubuh.
Dalam banyak kasus, pola makan, dehidrasi, atau obat-obatan tertentu menjadi penyebab utamanya.
Misalnya, makan bawang putih, kopi atau makanan lain yang beraroma.
Namun, jika penyebabnya makanan umumnya perubahan bau urine hanya sementara.
Jika bau menyengat tetap menetap, ada berbagai kemungkinan yang perlu diwaspadai, seperti infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, diabetes, atau masalah pada hati atau ginjal.
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Pola makan
Apa yang dikonsumsi dapat memiliki dampak langsung pada bau urine.
Makanan tertentu mengandung senyawa yang dipecah tubuh menjadi zat berbau kuat yang dikeluarkan dalam urine.
Misalnya, asparagus adalah salah satu makanan yang paling terkenal menyebabkan bau yang khas, yang dapat bertahan selama beberapa jam setelah makan.
Ini karena senyawa yang mengandung sulfur yang dilepaskan selama pencernaan dan disaring oleh ginjal.
Makanan lainyang dapat mengubah bau urin untuk sementara waktu termasuk bawang putih, ikan, daging, kubis, brokoli, kangkung, kubis Brussel, kembang kol, telur, kopi, alkohol, beberapa rempah-rempah, kacang-kacangan, dan keju.
Makanan ini mengandung berbagai senyawa seperti sulfur, amonia, atau produk sampingan metabolisme lainnya, yang dapat mengubah bau.
2. Dehidrasi
Dehidrasi dapat mempertajam bau alami urine.
Urine sebagian besar terdiri dari air, dan ketika asupan cairan rendah, urine menjadi lebih pekat dengan zat kimia sisa.
Konsentrasi ini meningkatkan kekuatan bau alami, sehingga lebih terasa.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition, asupan air yang rendah meningkatkan osmolalitas urine, membuat urine lebih pekat sehingga lebih gelap dan lebih berbau.
Tanda-tanda dehidrasi dapat meliputi urine berwarna kuning tua atau kuning kecokelatan, mulut kering, kelelahan, sakit kepala, kulit kering, dan peningkatan rasa haus.
Minum air yang cukup secara teratur dapat mengencerkan urine dan seringkali mengembalikan aroma normalnya, sekaligus mencegah komplikasi yang berhubungan dengan dehidrasi kronis.
Baca juga: 5 Makanan yang Terbukti Bisa Menurunkan Asam Urat dan Aman Dikonsumsi Setiap Hari
3. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) dapat menyebabkan urine berbau busuk bahkan sebelum gejala lain muncul.
ISK terjadi ketika bakteri, seperti E. coli, memasuki saluran kemih dan berkembang biak.
Bakteri ini melepaskan zat kimia yang dapat menghasilkan bau menyengat dan tidak sedap pada urine.
Tanda-tanda umum ISK lainnya meliputi urine keruh, peningkatan frekuensi atau urgensi buang air kecil, dan sensasi terbakar saat buang air kecil.
4. Infeksi menular seksual
Infeksi menular seksual (IMS) tertentu, seperti klamidia atau trikomoniasis, juga dapat memengaruhi bau urine.
Dalam kasus ini, bau tersebut seringkali disebabkan oleh keluarnya cairan yang tidak biasa dan bercampur dengan urine saat keluar dari uretra.
Meskipun urine berbau busuk mungkin merupakan indikator awal, gejala tambahan seperti nyeri, gatal, atau nyeri saat buang air kecil dapat muncul kemudian.
Segera mencari pemeriksaan medis sangat penting untuk menghindari komplikasi dan memastikan perawatan yang tepat.
5. Efek obat dan vitamin
Beberapa obat, vitamin, dan suplemen dapat memengaruhi bau urine.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati infeksi, diabetes, atau artritis dapat mengubah komposisi kimia urine, sehingga menghasilkan bau yang menyengat.
Vitamin tertentu, terutama vitamin B kompleks seperti tiamin dan kolin, juga dapat menyebabkan bau urine yang lebih kuat atau tidak biasa.
Senyawa-senyawa ini dikeluarkan melalui urine, yang dapat mengubah aromanya untuk sementara.
Mengetahui efek obat dan suplemen dapat membantu membedakan perubahan yang tidak berbahaya dari tanda-tanda masalah kesehatan yang mendasarinya.
6. Diabetes
Diabetes yang tidak terkontrol dapat memengaruhi bau urine secara signifikan.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan di PubMed Central, diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan keton dalam urine, sehingga menghasilkan bau manis atau seperti buah.
Pada kasus yang lebih parah, bau asam atau seperti aseton dapat mengindikasikan ketoasidosis diabetikum, komplikasi serius yang memerlukan perhatian medis segera.
Beberapa obat diabetes, terutama yang mengandung senyawa sulfida, juga dapat mengubah bau urine.
Memantau perubahan aroma urine dapat menjadi indikator penting untuk deteksi dini komplikasi atau penyesuaian yang diperlukan dalam pengelolaan diabetes.
7. Masalah ginjal
Hati dan ginjal berperan penting dalam menyaring produk limbah dari tubuh.
Ketika organ-organ ini tidak berfungsi dengan baik, zat limbah dapat menumpuk, yang menyebabkan perubahan warna, konsistensi, dan bau urine.
Kondisi seperti batu ginjal, penyakit ginjal, atau gangguan metabolisme seperti trimetilaminuria dapat menyebabkan urine berbau busuk.
Dalam banyak kasus, masalah ini disertai gejala tambahan seperti sakit perut, kelelahan, atau pembengkakan.
Evaluasi dini oleh tenaga kesehatan profesional penting untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
(TribunHealth.com)