TRIBUNHEALTH.COM - Pasangan yang baru menikah biasanya akan langsung memulai program kehamilan.
Untuk mendukung program ini agar cepat positif hamil, masa subur wanita harus diperhatikan.
Dengan berhubungan di masa subur, peluang untuk hamil jadi meningkat lebih besar.
Lantas bagaimana cara menghitung masa subur?
Jurnalis TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini kepada Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS St. Carolus Summarecon Serpong, dr. Maria Ratna Andijani, Sp.OG., M.Med ketika menjadi narasumber Healthy Talk.
Baca juga: 7 Cara Cegah Stunting Sejak Kehamilan, Moms Perlu Telaten Lakukan Hal Berikut

Berikut ini jawabannya dalam kutipan langsung:
“Jadi, untuk menghitung masa subur itu penting sekali.
Kalau bisa, siklus mens-nya itu teratur.
Karena kita mau menghitung ovulationon time atau masa itu biasanya kita harus memprediksikan mens berikutnya tanggal berapa nih?
Dari situ, kita mundurkan 14 hari.
Nah, itu ketemulah kira-kira masa subur atau masa ovulation time-nya.
Nanti tinggal advice untuk melakukan seksual kontaknya itu dimaju-mundurkan 5 hari gitu.
Baca juga: 5 Alasan Bayi Perlu Tummy Time Setiap Hari, Bantu Si Kecil Cepat Duduk dan Merangkak
Jadi, penting tahu dulu siklus mens-nya harus teratur.
Kalau siklus mens tidak teratur, susah karena kita nanti nggak bisa memprediksikan mens berikutnya perkiraannya tanggal berapa?
Karena kita nggak bisa ngitung dari 14 belas hari dari hari mens yang pertama, karena siklus mens kita kan beda-beda.
Akan ada yang 30 hari, adanya 35 hari ya…
Cara yang lain bisa saja dengan ovulation test, dengan ovutest.
Tapi kan konsumtif sekali, akan harus beli alatnya, bolak-balik ngecek terus, ngecek terus gitu ya kan, sampai ketemu titiknya.
Hal yang lain yang bisa dikenalin juga masa subur itu kalau telaten ya, bikin grafik suhu basal.
Jadi, kita bisa mengenali ini kita lagi masa subur atau enggak itu dari situ.
Baca juga: 6 Makanan yang Tidak Disarankan Diberikan untuk Bayi, Berpotensi Mengandung Bakteri
Dari misalnya, kita setiap hari itu ngeplot di grafik itu... ini hari-hari pertama mens, misalnya, hari pertama, hari ketiga, terus..sampai titik tertentu, suhunya itu akan meningkat.
Dari rata-rata suku kita, misalnya biasanya sih 36,1, 36,3 antara itu.
Kalau turunnya naik antara 0,4 sampai 0,8, itu berarti dia mau memasuki fase ovulation time gitu.
Jadi, dari grafik suhu basal, dari lendir vagina juga bisa dikenalin.
Lendir vagina di masa subur itu kayak ingus. Ingus yang encer, yang yang bening ya, yang kalau ditarik itu itu enggak putus…
Nah, itu udah menunjukkan masa subur.
Tapi kalau lendir yang cuma sebentar-sebentar patah, warnanya kuning gitu, itu bukan…
Tanda-tanda fisik yang lain juga bisa diperhatikan, misalnya payudara.
Payudaranya jadi lebih sensitif ya, lebih kenceng, kadang ada rasa-rasa nyeri sedikit itu ya.
Kemudian sampai ada yang ada ngeflek-nya sedikit itu, nggak semuanya tapi bisa terjadi.
Kalau memang mau cepet hamil ya, berarti sexual contact di masa itu.
Tapi kalau mau menunda kehamilan ya, jangan lakukan sexual contact di masa itu.
Puasa di masa itu.”
Saksikan penjelasan lengkap dr. Maria Ratna Andijani, Sp.OG., M.Med dalam tayangan YouTube berikut ini.
(TribunHealth.com)